Sabtu, 05 April 2025

Cerita pendek #4 Diary

 BUKU HARIAN

https://bprsku.co.id/contoh-buku-harian-diary-dan-cara-membuatnya-dengan-benar/

Apakah kamu punya pengalaman yang sama dengan saya dalam hal curhat? Siapakah orang-orang yang kamu pilih untuk jadi teman yang siap menyimak keluh kesah, cerita menyenangkan, menegangkan, memilukan, menyeramkan atau menyedihkan. apakah kamu juga punya alasan kuat mengapa lebih memilih curhat kepada manusia atau malah memilih mencurahkan rasa hati dalam sebuah buku harian?

Setiap orang terutama anak perempuan, biasanya memiliki teman dekat atau sahabat berbagi. Entah itu berbagi hal hal positif atau hal hal yang mungkin tidak nyaman. Berbicara atau menyampaikan isi hati adalah satu cara untuk meurunkan ketegangan otak atau kecemasan karena apa yang terlontar memberikan sedikit rasa lega setelah mengeluarkan uneg uneg. Akan tetapi buruknya adalah jika apa yang menjadi rahasia kita ternyata menjadi konsumsi publik yang tersebar di lingkaran atau lingkungan pertemanan yang lebih luas. Pasti akan lebih sakit karena sudah terkhianati kan? Maksud hati inging berbagi ekslusif tanpa harus bocor ke publik malah jadi bumerang karena teman yang katanya bersedia menyimak ternyata membagikannya di belakang kamu. Yang ada tinggal rasa malu dan entah bagaimana menghadapi orang orang yang tahu rahasia kamu.

Aku adalah salah satu "korban" teman dekat yang menjanjikan akan menyimpan rahasia bila aku mau berbagi keuh kesah. Apalagi saat saat ABG galau karena sebuah hubungan. Alih-alih tenang karena ada "jaminan" aman malah jadi masalah baru karena rahasia menjadi isu yang berkembang dengan embel-embel lain yang jauh dari situasi sebenarnya. Maka setelah kejadian tersebut aku memilih menulis dan memiliki buku harian yaitu "DIARY".

Keamanan rasa terjaga karena hanya aku yang mencurahkannya dalam buku harian tersebut. Setiap kejadian yang tidak mengenakkan akan menjadi prioritas untuk ditulis dan terkadang airmata menemaniku ketika rasanya berat dan dengan menulis sambil berurai airmata menghasilkan rasa tenang dan menurunkan sakit kepala karena terlalu heboh menyikapi masalahku yang sebenarnya masalah "biasa" bagi para orang dewasa. Entahlahs, tetapi semenjak menjadikan buku harian sebagai sahabat sejati, maka semua rasa yang tercurah menjadi bagian hidup dan akan selalu dikenang. 

Sekarang ketika sudah kuliah dan lebih banya berkecimpung di dunia nyata dan bertemu banyak orang, maka rasanya berbeda. Apalagi membaca kembali semua catatn harian yang tertulis. Ada bangganya karena beberapa tulisan aku curahkan dalam bahasa Inggris yang kebetulan pas sekolah aku ikut kursus dan aku latihkan dalam buku harian. Ada juga yang isinya tentang impian dan motivasi menjadi manusia sukses, ada juga tentang hubungan pertemanan dan yang membuat ku senyum senyum sendiri adalah semua tulisan yang mengungkapkan tentang hati jatuh cinta, galau, menghadapi lawan jenis, atau mngalami hal hal yang menyakitkan dari sebuah hubungan yang belum jelas. 

Apapun kejadiannya, aku akui menulis membatu menurunkan tingkat stress dan menyalurjkan atau membuang energi negatif dari hati dan pikiran. Rasa aman, tenang dan nyaman didapat setelah selesai menulis. Apakah buku harian masih aku pertahannkan saat ini? Jawabnya tidak, karena banyak cara untuk menuliskan rasa serta pengalaman hati melalui platform daring. Intinya curahkan apa yang kita rasakan pada orang terpercaya atau menuangkannya dalam tulisan.                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar