JUST REVIEW!
| https://realkm.com/2020/02/28/lessons-learned-part-5-capture-using-after-action-reviews/ |
"Permisi pak, boleh saya bertanya untuk kegiatan pelatihan guru di klien A Sabtu minggu depan?" "Silakan bu, apa yang bisa saya bantu?", Seperti biasa pak Direktur akademik dengan ramahnya mennjawab pertanyaan saya. Saya mendatangi meja beliau dan beliau mempersilakan saya duduk di hadapannya. "Saya mau mengkonfirmasi untuk topik berikutnya, pak. apakah bapak ada saran untuk kegiatan minggu depan? atau kalau boleh, saya diinfokan materi apa yang sebaiknya saya presentasikan." Pak direktur menyimak penuturanku yang saat itu bingung karena aku tidak punya materi atau handouts untuk topik bahasan berikutnya. "Oh, itu mudah bu. Karena sudah tiga kali pertemuan maka topiknya Review saja". Sambil tersenyum, beliau memberi jawaban pasti yang sesungguhnya bikin aku tambah berat, karena materi yang kemarin pun topiknya "Review" juga. "Review lagi, pak? "Punteun, minggu lalu juga review pak, materinya tentang opening stage. Apakah besok diberikan yang sama?" Rasa ragupun muncul dan dengan kegelisahan yang naik levelnya,aku pun berusaha tenang dan mencoba menyelami istilah favorit sang direktur yang sepertinya menjadi mantra manjur sekaligus solusi pamungkas untuk materi pelatihan berikutnya. "Jangan dibuat rumit, bu", beliau meyakinkan. "Review" untuk materi minggu depan bisa membahas "Closing stage". Aku hanya mendesah dan menghela nafas panjang karena panduan beliau tersebut mengarahkanku untuk mencari dan mengarungi kata review dan closing stage ke dalam sebuah bahasan yang dikemas dalam balutan presentasi slide. "Baik pak. Saya coba susun materinya ya, semoga para guru tidak bosan dengan topik yang diulang kembali". Beliau mengangguk dan akupun pamit dan kembali ke meja kerjaku. "What a day!" hanya itu yang kuucapkan untuk menekan rasa gelisah yang semakin membumbung. Kerjaku berikutnya adalah bagaimana membuat kata review menjadi sebuah topik yang menarik dan peserta pelatihan tidak merasa bila mereka sebenarnya sedang mengulang bahasan yang sama.
Beberapa tahun kemudian, istilah "Review" yang senantiasa didengungkan pak direktur akademik saat itu menjadi inspirasi baru bagiku dan mulai memahami makna kata tersebut. Titik baliknya adalah ketika pandemik Covid-19 memaksa semu pihak melaksanakan PSBB ketat dan semua bentuk tatap muka dipindahkan total menjadi tatap maya. Yang terdampak saat itu, pertengahan Maret 2020 adalah ketika semua kelas dan pelatihan menjadi berubah formatnya ke dalam daring. Salah satu program yang sudah berjalan tetapi belum tersedia panduan modulnya pun ikut menjadi sorotan utamaku. Bagaimana merespon kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja lalu bagaimana menyiasati pelatihan agar materi tersampaikan dengan baik dan penerima manfaat tetap terhubung setelah pelatihan usai. Kala itu yang terlintas di kepala adalah kata Review yang seolah menjelma seperti malaikat penolong. Ditambah lagi ungkapan yang menyatakan di mana ada kemauan di situ ada jalan. Maka petualangan menjabarka "REVIEW" pun dimulai.
Diawali penelusuran rekam jejak laporan administrasi kelas, panduan materi, handouts, wawancara penanggung jawab program dan mencari catatan pribadi seputar materi yang telah diberikan menjadi modal dasar untuk membuat peta jalan sekaligus menyusun materi materi secara berjenjang dan berkelanjutan. Hingga sampai pada satu kesimpulan yang menjadi standar pijakan dan kata kuncinya adalah Tiga tahapan pengajaran. Dari titik poin inilah aku menyusun sepuluh topik bahasan dasar tahun pertama bersama sepuluh topik bahasa Inggris percakapan yang di tahun keduanya aku bisa menyusun dan menyelesaikan empat puluh topik bahasan untuk empat tahun pelatihan beserta topik bahasa Inggris percakapannya. Kesan pertama setelah terlihat hasilnya, "I feel amazed". Ternyata, yang dibilang "Review" oleh pak direktur akademik saat itu sepertinya bisa dijadikan modul utuh untuk setiap level dan menjadi "Milestone #1". Semakin ditelusuri semakin banyak yang dapat dijabarkan, semakin diulik semakin banyak peluang untuk dikembangkan dan lagi-lagi bisa dijadikan ladang "REVIEW" lain yang lebih menarik.
Di tahun kelima, saya pun sudah berhasil menyelesaikan revisi materi untuk lima tahun kegiatan pelatihan guru beserta kelengkapannya; silabus, alat evaluasi, penilaian unjuk kerja (mengajar), hingga template penyusunan laporan. Walaupun saya menyadari sepenuhnya apa yang saya susun dan hasilkan masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus direvisi, diperbaharui dan bila sudah waktunya dibuat buku ajarnya. Satu paket kerja dan amanah sudah rampung di tahun kelima bersama rampungnya penyusunan materi EBC (English Bilingual Class) sebanyak 80 topik bahasan beserta silabus, alat evaluasinya serta model sertifikatnya. Setelah turun gunung, aku pun harus menyusun strategi baru yang paling tidak untuk memperkuat kemampuan dan keterampilan menyampaikan materi serta memperbarui dan mengembangkan cara menyampaikan materi yang bervariasi dalam bentuk panduan pelatihan untuk trainer. Semua yang sudah tercapai termasuk karya "Master piece" versi saya pribadi karena bisa mewujudkan mimpi membuat buku ajar, "English for Teachers" yang mungkin menjadi "Milestone" berikutnya agar semangat terus terjaga, motivasi terus diasah dan keterampilan meracik dan meramu materi menjadi kekuatan lain yang mendongkrak "Daya ungkit" nilai sebuah program dan tentunya mampu naik kelas menjadi lebih baik, dapat terukur pencapaiannya dan berdampak jelas di kalangan penerima manfaat; stakeholders, pendidik, peserta didi, orang tua/wali murid dan masyarakat luas. Sederhana, Singkat dan jelas, "Mr Hanri Basel, Thank you for YOUR INSPIRATION"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar