Selasa, 23 September 2025

Belajar #18 Writing for healing

 TUANGKAN RASA,  REDAKAN RESAH, RINGANKAN LANGKAH

https://www.creatingagreatday.com/writing-for-healing/

Kebiasaan menulis sudah kumulai semenjak remaja. Pada saat itu aku adalah gadis pemalu dan malu jika harus bercerita hal-hal yang mengusik emosi. Terlebih lagi aku akan merasa nyaman bila selesai meluangkan rasa gundah, gelisah, sedih bahkan kecewa ke dalam tulisan. Dibalik alasan aku memilih menulis karena ada kejadian yang memalukan di mana saat itu aku terkejut ketika cerita pribadiku tersebar di lingkungan sekolah dan teman-temanku mengetahui rahasiaku. Sejak saat itulah aku tidak percaya teman dan aku memilih menulis untuk menyimpan rasa yang tidak nyaman. Dari semua tulisanku yang unik adalah awalan pembuka yang dimulai dengan kata sapaan "Diary ..." Waktu itu istilah buku catatn harian dinamakan diary karena menurutku yang ditulis itu kisah harian yang diceritakan dalam buku tulis. Kebanyakan tulisan yang aku curahkan dalam buku adalah tentang suasana hati yang lebih didominasi dengan emosi. Semua curahan hati kutuangkan sambil menitikkan airmata karena isinya menyedihkan atau ambil tersenyum karena pesannya berisi cerita lucu atau berkesan di hati. Ciri khas ku yang lain adalah, aku selalu mencantumkan hari, tanggal dan waktu pada saat mencurahkan rasa dalam bentuk paragraph.  Di sisi lain, caraku menulispun sedikit berbeda karena cara ku merangkai kata aku buat dalam tulisan bersambung. Sampai beberapa waktu, aku pun merubah bentuk tulisan menjadi rangkaian huruf tegak lurus. Berlepas dari semua isi cerita yang aku tuliskan, hatiku merasa ringan setelah selesai menulis. Aku membacanya kembali dan kemudian menutupnya dan menyimpannya di tempat tersembunyi dalam lemari pakaian.

Waktu pun berlalu dan kebiasaan menulis ku terhenti ketika aku kuliah dan bekerja. Timbunan emosi yang kurasakan dari berbagai kejadian kuhabiskan dengan menangis dan dan menyendiri. Setelah menangis, hatiku pun sedikit lega dan akupun lupa sejenak tentang kisah-kisah suramku. Sampai akhirnya aku bergabung di komunitas ibu profesional mengikuti kelas kelas pembelajarannya dan mulai menggunakan aplikasi menulis untuk mengirimkan tugas-tugasku yang kumulai dari kelas Bunda Sayang sampai sekarang. 

Aku pun rajin menulis di platform blog karena ada kewajiban memenuhi syarat kelulusan kelas. Selain itu aku pun mulai bergabung di RBM IP Jakarta dan ikut aktif mengikuti tantangan menulis. Dari sinilah, semua cerita fiksi dan non-fiksi aku mulai. Untuk menambah kosa kata atau ungkapan bahasa aku pun rajin membaca novel online FIZZO untuk memeriahkan isi tulisanku. Walau belum bisa banyak kata yang ku tulis tetapi paling tidak ada perkembangan kata yang kupilih untuk melengkapi isi kisahku. 

Ada rasa berbeda setelah menulis. Menulis, mencurahkan rasa melalui kata dan ketika aku berada di titik terendah, aku pun memilih kegiatan ini untuk menurunkan ego dan menetralisir amarah atau rasa kecewa dari rangkaian perjalanan hidup yang aku jalani. Healing artinya menyembuhkan dan menulis menjadi cara lain untuk mengurangi rasa sakit tanpa mengkonsumsi obat. 

"Healing" yang aku dapatkan adalah rasa legowo menerima kenyataan hidup yang tidak ku inginkan dan meredam marah karena kecewa yang cepat naik ke permukaan. Ada beberapa kisah yang membuatku serasa menanggung beban berat di hati, pikiran dan perilaku dan di saat itulah aku memutuskan menulis yang kurasakan dengan tetap berusaha mempraktekkan ilmu "Growth Mindset"; bagaimana merespon masalah, memposisikannya sebagai tantangan dan meprosesnya sebagai sebuah perjalanan hidup yang harus merangkak lebih baik, lebih dewasa dan tetap profesional. 

Tidak ada maksud hati untuk menyudutkan pihak-pihak manapun karena sesuatu yang kuhadapi, dan di dalam setiap ceritaku yang kuungkapkan adalah bagaimana mengalirkannya menjadi sebuah alur yang saling terkait dan juga bagaimana mensiasati masalah -masalah yang aku hadapi dengan tetap melihatnya dari sudut pandang yang positif yang terkendali dan membuka celah kebaikan-kebaikan lain yang muncul setelah melewati aral-melintang masalahku. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar