HANYA PEREMPUAN BIASA
 |
| https://www.youtube.com/watch?v=n8e2CbdSaPg |
Sebelum menikah, Ayu Purnamasari adalah seorang gadis desa yang sederhana. Ayah dan ibunya adalah keluarga petani. Ayu sendiri adalah anak bungsu yang harus rela berjuang keras untuk dapat melanjutkan pendidikannya termasuk hidupnya. "Hidup ini keras nak, kamu akan merasakan asam garam kehidupan bila kamu mau terjun sendiri dan merasakan bahaimana mempertahankan hidupmu apalagi kamu yang keras kepala berkeras untuk melanjutkan sekolah. Ibu dan bapak tidak bisa bantu kamu membiayai pendidikanmu, kecuali kamu mau dipinang oleh pak Jumadi, juragan kambing". Suara ibu yang tenang namun tajam membuat Ayu, terperangah dan terkejut karena sang ibu memilih menjodohkannya dengan laki-laki yang pantas menjadi ayahnya. "Ayu tetap akan berangkat ke kota bu. Ayu minta do'a dan restu dari Ibu juga ayah agar hidup ayu selalu dilindungi Allah SWT." Tatapannya lembut tetapi menyiratkan keteguhan hati seorang gadis desa yang memiliki tekad untuk merubah nasib dengan melanjutkan sekolah. Ibu hanya mendesah dan berucap dengan nada putus asa. "Ya sudah, Ayu. jika kamu nekad, kami hanya bisa memberikan do'a. Kamu yang akan menjalani semuanya termasuk resiko hidup yang akan kamu jalani nanti di kota". Ibu beranjak pergi keluar kamar putri bungsunya dengan langkah berat dan meninggalkan Ayu yang sigap menyiapkan pakaian, berkas-berkas administrasi dan alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas punggung serta sisanya dia masukkan tas jinjing. "Kali ini aku tidak boleh goyah. Aku harus yakin, jika aku mampu kuliah sambil kerja. Ya Allah yang maha kaya, berikanlah kemudahan jalanku untuk bertahan dan menggapai impianku". Ayu melangkah mantap keluar kamar sambil mengucapkan amin dan menutup kamarnya. Kemudian, dia menghampiri ayah dan ibu nya yang berada di beranda rumah, mencium tangan keduanya serta memeluk penuh kasih sebelum pergi jauh ke kota. "Nak, ayah hanya berpesan, jagalah diri dan nama baik keluarga baik-baik. Jangan lupa sholat lima waktu dan bersungguh-sungguhlah mencari ilmu. Ayah akan usahakan mengirim uang ke rekeningmu setiap bulan", Ayu mengangguk dan tersenyum bahagia karena akhirnya sang ayah melepasnya pergi dengan ridhanya. "Terima kasih ayah, ayu akan mengingat semua pesan ayah. "Do'akan Ayu agar Ayu selesai kuliah tepat waktu". Ayah dan ibu mengusap pundaknya dan mengantarkan putri bungsu mereka sampai pinggir jalan besar dan memastikan putri mereka menaiki angkot menuju terminal di kabupaten.
Bayangan langkah pertama ayu keluar rumah menimba ilmu empat tahun yang lalu menari-nari indah di benaknya. Perjalanan hidupnya sebagai mahasiswi di kampus negeri dan kerja kerasnya sebagai karyawan lepas pada sebuah lembaga bimbingan belajar pun kreatifitasnya membuat aneka kue dan cemilan membuat dia mampu bertahan di kerasnya hidup di ibukota. Selama empat tahunpun Ayu tidak pulang ke kampung halamannya tetapi tetap memberi kabar teratur kepada ayah ibunya. Sesekali ayu pun mengirim paket untuk kedua orang tuanya sebagai penghargaan juga rasa syukurnya memiliki rezeki lebih untuk dibagikan. Minggu depan ayah dan ibunya akan berangkat ke kota untuk menghadiri wisudanya sebagai sarjana teknik komputer. Pada saat itu Ayu akan menunjukkan hasil jerih payahnya sebagai seorang putri yang membanggakan kedua orang tuanya, juga untuk keluarga besarnya. Pengalaman hidup yang dia jalani memberikan bekal berharga untuk melaju ke jenjang berikutnya. Berikutnya, dia akan mendapat kunjungan calon mertua yang akan melamarnya dan memintanya untuk menikahi putra mereka dalam waktu dekat.
Di sinilah Ayu dan suaminya, Rian yang telah menikah dan menjalani hidup baru mereka di luar provinsi karena suaminya mendapatkan kerja dan Ayu bersedia mendampinginya di daerah baru. Walaupun berat menjalani hidup berdua di tempat yang asing tetapi Sang suami mendampinginya dan memperlakukannya sebagai permaisuri. Ayu berulang kali mengucap syukur karena semua lika liku perjalanan hidupnya berujung pada sebuah kebahagiaan. Mungkin cara Allah SWT yang memberikan jalan yang yang tidak mulus dan selama itu pun Ayu berusaha dan berupaya untuk terus memantaskan diri dan inilah hasil yang dia dapatkan. Do'a tulus kedua orang tua, serta keridhaan mereka menjadi bekal keselamatan serta keteguhan Ayu menghadapi ranjau-ranjau ujian hidup yang dia jadikan tantangan. Ayupun tidak merasa puas atau bangga dengan pencapaiannya hari ini. Hidup barunya bersama suami yang mencintainya adalah awal perjalanan berumah tangga yang mungkin ke depannya akan lebih menantang. Tekadnya satu, terus belajar, membuka diri serta bekerja sama dengan suami menjadi istri, kelak menjadi ibu penerus generasi bangsa.
https://kbbi.co.id/arti-kata/prameswari
#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar