Selasa, 31 Oktober 2017

How I met My Husband



"I'm still curious, why I had such an experience
I never thought that he would become my life accompany.
The way to be together in a marriage with him is still surprising me"

Bila mengingat masa itu kurang lebih 16 tahun yang lalu, seperti sebuah cerita di sinetron yang alur ceritanya sudah disusun seperti aliran sungai yang mengalir terus mulai dari hulu ke hilir. Awalnya kejadian "bertemunya" kami untuk pertama kali adalah ketika saya datang ke sebuah rental komputer untuk mencetak kekurangan proposal pembangunan Masjid tempat sekolah aku bekerja. Berbekal informasi dari abang ipar tentang rental komputer milik teman dekatnya, maka meluncurlah aku ke tempat yang dituju dengan penuh percaya diri dan yakin tidak masuk ke tempat yang "salah". Ketika aku masuk ke rental komputer, seorang bapak menyapa saya dengan senyum dan keramahannya, sedetik kemudian aku ragu untuk melanjutkan masuk ke dalam, karena ternyata bukan tempat ini yang dimaksud oleh abang iparku. Tempat yang kumasuki ini adalah tempat baru yang pengelolanya masih merapikan beberapa barang-barang yang berserakan di lantai. Dengan kikuk, aku menyambut sapaan ramah si  bapak dan menanyakan keperluanku.
Denagn sigap layaknya seorang Marketer ulung,  bapak tersebut mengarahkan ku pada petugas di depan ku untuk membantuku. Aku berikan flask disk kotak dan memintanya untuk mencetak proposal. Mas - mas yang melayaniku ini menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan proposal dan kegiatan aku sebgai guru bahasa Inggris, sementara aku hanya menjawab seperlunya. Setelah selesai, langsung kubayar, mengucap terima kasih dan kembali ke sekolah. Kesan pertama ku terhadap pelayanan nya tidak memberi bekas yang berarti. 
Setahun berlalu, aku tetap sibuk dengan pekerjaan ku sebagai guru MTs, dan tenggelam dengan dunia ku sendiri. Hingga pada suatu hari, ketika aku bertugas menjadi guru piket, datanglah seseorang yang mencari namaku dan sepertinya aku pernah bertemu dengan laki - laki tersebut. Setelah bertanya maksud dan tujuannya, maka aku sempat surprise dan jadi bahan guyonan teman piket ku. Dalam hati, kok bisa ya mas --mas ini ingat kalo aku ini guru bahasa Inggris yang juga suka menerima orderan terjemahan. Ketika ku tanya dari mana dia tahu info itu, dia dengan santai mengatakan bila aku pernah datang ke tempat rentalnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Tapi kok dia tahu juga di mana sekolah tempat kerja ku?, Ternyata, salah satu family kakat iparnya menjadi murid ku di sekolah. Wow, amazing pikirku saat itu. Setahun adalah waktu yang lama sedangkan aku udah lupa itu kapan persis kejadiannya dan ketemu dia. 
Jadilah, orderan terjemahan itu terpaksa kuterima karena dia beralasan bila teman yang biasa menerjemahkannya sedang berhalangan, sedangkan deadlinenya hanya tinggal satu minggu. Setelah kejadian itu, maka antara aku dan mas Agus menjadi partner kerja, ketika ada orderan terjemahan, maka dia akan menelponku untuk minta bantuan dan sesuai dengan bayarannya. Satu, dua sampai enam bulan hubungan kami tetap professional. Hingga suatu saat, dia ingin mampir ke rumah ku dan menyampaikan ada keperluan. Tanpa curiga, dia datang, aku pun tidak punya prasangka lain selain hubungan kerja, tetapi yang terjadi adalah permintaannya untuk ketemu orang tua dan berkenalan. Aku hanya merespon biasa saja, aku  mempersilakannya datang dan bertemu orang tua. Sampai kondisi tersebut pun, aku tidak merasa akan ada hal istimewa, karena memang hubungan kami sebatas kerja. Beberapa waktu kemudian, dia meminta persetujuanku untuk kembali ketemu orang tua bersama keluarganya. saat itu aku hanya bercanda, ini kaya orang mau lamaran aja ya, ada keluarga yang datang. Dia kelihatan malu dan menganggap aku tidak "aware" terhadap apa yang selama ini dia lakukan. Ternyata ada udang di balik batu ya. Jadi selama kerja sama itu dia mengamati aku  dan aku nya cuek dan menganggap biasa biasa saja. 
Begitulah pertemuannku dengan Ayah Agus Supiar, sampai hari ini pun masih bertanya-tanya. Kok bisa ya kejadiannya seperti itu. Orang yang belum pernah ketemu, terus Alloh pertemuakan dengan cara seperti itu. Aku sadar ketika dia datang melamar dan benar benar akan meminangku. Wow... tidak pernah diduga dan terlintas dipikiranku saat itu bila perjodohan kami berjalan seperti sinetron di layar kaca.


WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...