Pengalaman #17 Reward

 PENGHUJUNG TAHUN

Borobudur_Magelang 22112025

Berada dipenghujung tahun 2025 biasanya menjadi ajang refleksi diri terhadap kinerja perjalanan hidup selama satu tahun. Di saat yang sama resolusi tahun berikutnya pun disusun, direncanakan juga dipetakan agar tujuan yang akan dicapai dapat sejalan dengan harapan di awal perencanaan. Pertanyaan mendasar yang biasa terlontar di kepala adalah apa saja target-target mana saja yang sudah sampai di garis finish, kejutan-kejutan apa yang datang dan memberikan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga serta peristiwa apa saja yang mengguncang eksistensi diri. Semuanya kembali pada nilai apresiasi yang kita bangun, kembangkan dan pertahankan di awal dan bagaimana cara kita menanggapi aneka rasa karena naik turunnya ekskalasi kejutan hidup yang bersimbah tawa, senyum, sesal, marah, kecewa, gelisah bahkan rasa ingin menghilang karena merasa tersisih dan ditinggalkan.

Jika ada layar besar yang dapat memutar kembali setiap kejadian yang kta lalui, tentu kita akan merekayasanya menjadi semuanya baik, mudah, lancar, mulus dan indah. Sayangnya, tidak setiap hari kita berada di atas angin, nyaman dengan apa yang kita miliki, aman karena semuanya terkendali dan  senantiasa mendapatkan kenikmatan hidup. Nyatanya, pergulatan pikiran, rasa dan karsa  selalu berbungkus aneka suasana yang terkadang menguras emosi bahagia atau malahan melelahkan  dan menguras air mata. Di situlah nilai diri ditempa, di latih serta diuji; apakah dia sanggup menjalani dan lulus atau dia jatuh dan gagal dan berujung menyerah pada keadaan. Allah akan memberi sesuai prasangka hambanya dan disitulah perjuangan harus dibuktikan dengan  tekad kuat dan aksi nyata untuk lolos dari ranjau-ranjau ujian hidup. Baik atau buruknya peristiwa yang saya lampaui tahun ini, rasa syukur tetap menjadi prioritas karena saya ingin buktikan saya mampu bukan untuk pamer kekuatan diri tetapi untuk menunjukkan bahwa saya profesional di berbagai situasi.

Guncangan besar yang saya rasakan tahun ini benar-benar menguji kemampuan saya merespon ujian profesionalisme. Bermacam cara ditempuh untuk meredam rasa tidak nyaman dan memupus pikiran-pikiran negatif yang akhirnya menemuka titik balik dan di titik itulah saya mampu bangun perlahan tapi pasti dan merubah pola kerja sesuai dngan batas yang saya tentukan. Batasan-batasan yang saya bangun membantu saya untuk  tetap waras juga berada di jalurnya dan tetap profesional mendulang karya dan mengemban amanah. Benturan-benturan dan benturan menjadi hal yang biasa sampai padasatu titik, saya harus siap dengan "keterbatasan" tetapi tidak membuat saya menyerah dan luntur mengukir karya dan prestasi. Prestasi tahun ini menjadi penyermangat serta bekal kerja di tahun mendatang. 

Tampil percaya diri di depan para orang tua murid yang juga disiarkan langsung via instagram menjadi poin plus dan sesuai keinginan hati; seperti sedang memasarkan sebuah produk, saya pun serasa berada di sebuah forum besar di mana semua mata tertuju pada satu titik yaitu saya, para peserta menyimak pemaparan saya dan waktu yang tersedia cukup memberikan saya untuk menjelaskan prigram sesuai versi kapasitas saya. Sebagai penguji bahasa Inggris, peni;aian tan leader pun menjadi peghargaan yang mengukuhkan saya layak sebagai assessor bukan karena ingin disanjung tetapi ingin diakui sebagai bagian dari profesionalisme. Prestasi lain pun saya terima sebagai salah satu penulis esai pendek cerita fiksi untuk antologi "Perempuan Pemimpin" dan itu adalah penghargaan luar biasa. Terakhir pengakuan pihak lain kepada saya jika saya mampu memberika lebih kepada penerima manfaat bukan  karena mereka membutuhkan keterampilan berbahasa Inggris dan di sanalah saya merasa dihargai sebagai  pribadi yang memiliki kapasitas yang dapat saya layani dan sesuai dengan passion saya di bidang bahasa Inggris untuk DUDI.Semoga tahun depan saya dapat memberi manfaat kebaikan lebih banyak serta karya-karya lain yang dibutuhkan dalam kerangkaprofesinal.