YOU ARE NOT THE ONLY ONE!
https://www.haibunda.com/moms-life/20180712174945-68-21067/ketika-pekerjaan-menumpuk-mana-yang-bunda-prioritaskan |
Menyusuri jalanan lengang malam setelah adzan magrib berkumandang, sepi tidak berenergi dan ditemani dengan langkah gontai yang sarat dengan beratnya beban hidup yang bertambah setiap harinya. Hari ini pekerjaan di rumah majikan terasa melelahkan karena tumpukan tugas yang mengantri untuk segera dituntaskan. baju-baju kotor yang harus dipisahkan berdasarkan warna agar tidak merusak bahan baju. Pakaian-pakaian dewasa harus dipisahkan dari baju baju bayi dan balita. Belum lagi gundukan jemuran pakaian kering yang harus disetrika dan dimasukkan ke dalam lemari-lemari. lantai rumah yang menunggu untui disapu, dipel dan dipastikan kebersihannya juga. Rida bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan walaupun harus pulang terlambat dan sampai ke rumah setelah lewat pukul lime sore. Walaupun hanya tinggal sendiri di tempat kost sempit, tetapi tetap saja rasa lelah dan kantuk disertai bunyi perut yang tidak bisa diajak kompromi menambah satu lagi tugas yang harus membuatnya tetap sehat, kuat dan waras.
Rida masuk ke kamar kecil yang dia perlalukan seperti istana dengan duduk di lantai, "Alhamdulillah, sampai juga di rumah". Menarik nafas, Rida membuka satu persatu pakaiannya mulai dari sepatu, kaos kaki yang dia simpan di rak sepatu mini. Lanjut membuka jaket dan menyipan nya beserta tas selesmpang dibalik pintu. Dia mengambil handuk kecil dan bergegas di kamar mandi bersama di ujung ruangan. Menggosok gigi dan dilanjut wudlu untuk sholat magrib. Tidak lupa dia angkat kedua tangannya menengadah dan melantukan bait-bait do'auntuk kebaikan dan rezeki yang dia terima dari sang pencipta. Menutup do'a nya dengan do'a kebaikan dunia akhirat. Lelah dan kantuk yang berat membuat Rida menari bantal dan menggelar alas plastik serta melettakan selimut tipus sebagai kasurnya. Membaca do'a dan terlelap dengan mudahnya. Bunyi perut yang bernyani karena rasa lapar dikalahkan dengan kantuk dan tertidur nyenyak.
Alarm berbunyi di jam 03:00 pagi yang artinya dia harus bangun untuk memulai harinya kembali. Diapun harus menunaikan sholat Isya serta sholat sunnah dua rakaat. Dia yang melupakan makan malamnya melanjutkan memasak dadar telor dengan nasi yang masih tersisa di penanak nasi otomatis. Niat puasa dia kuatkan untuk mendapatkan berkah bukan semata menghemat tetapi dia sedang berjuang menahan keinginannya untuk membeli kebutuhan primer tetapi karena dananya menipis sebelum sangmajikan memberikan upahnya dua hari lagi. Rasa kantuk yang masih betah di kedua matanya harus dia paksakan di buka karena dia akan mengerjakan pekerjaan nya di rumah sebelum kembali datang ke rumah majikan.
Di sela-sela penyelesaian mencuci baju dan membereskan kamar, dia menyalakan audio book untuk menambah ilmu, wawasan dan tidak akan lagi dianggap kuper alias kurang pergaulan di lingkungan keluarga majikan yang berpendidikan tinggi. Satu impian yang ingin dia raih; melanjutkan pendidikan ke tingkat akademi atau universitas. Walau dipandang sebelah mata dan kadang dicibir oleh sekitarnya, tapi dia bertekad untuk menjadi lebih baik melalui pendidikan. Jalannya panjang, berliku dan penuh batu, kerikil tajam, bahkan cuaca panas dan hujan yang akan jadi sahabatnya. Afirmasinya, "Kamu tidak sendiri, di luar sana jutaan generasi muda pun berjuang dengan versi mereka masing-masing" Hanya tekad yang kuat dengan ikhtiar, usaha dan dibingkai do'a, dirinya yakin mampu melampaui itu semua. Aku Bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar