MENGULANG KEMBALI
![]() |
Kamis 04092025_Pertemuan 1 |
Ternyata membuka Al-qur'an serta membacanya dengan baik dan benar membutuhkan usaha dan ilmu. Padahal saya termasuk lulusan pesantren yang banyak belajar ilmu agama termasuk tafsir, tajwid dan ilmu-ilmu bahsa arab lainnya. hanya saja memang, saya merasa ilmu tajwid yang dipelajari lebih pada hapalan teori dilanjut latihan mencari contoh-contoh nya sesuai topik yang dibahas. Sekilas terlihat mudah karena teorinya dan contoh-contoh yang dicari bisa dikerjakan bersama teman atau dibantu ustadz (guru). Berbanding terbalik dengan yang saya lakukan mulai minggu ini setiap kamis. Saya bergabung di sebuah kelompok baca qur'an di lingkungan komplek perumahan dengan para ibu-ibu tetangga. Terlihat sederhana, tetapi pada kenyataannya yang dipelajari satu bagian saja justru ada cara cara lain untuk melatihnya agar benar dan sesuai.
Hal penting yang perlu dipahami mengapa harokah "a" dinamakan fathah, lalu harakat "u" dinamakan dommah dan harakat "i" dinamakan kasrah? Jababannya sebagai berikut.
"Fataha" artinya membuka karena itu tanpa membuka mulut pengucapan fathah tidak akan sempurna. "dhommah" artinya mengumpulkan (dua biibir maju ke depan/berkumpul) tanpa itu, pengucapan dhommah tidak sempurna. "Kasrah" artinya pecah (menurunkan bibir bawah ke bawah). Tanpa itu, pengucapan kasroh tidak sempurna.
Pertemuan pertama menjadi bahan renungan saya. Saya terlecut karena selama ini saya membaca qur'an, tetapi banyak melakukan kekeliruan terutama pada tajwidnya. Tahsin adalah nama kegiatan kami melatih cara membaca Al-qur'an secara bertahap. Contoh tajwid Hari ini yang saya pelajari hari ini yaitu "Mad". Dari topik yang satu ini saja, saya belajar mengulang cara membaca ayat-ayat Al-qur'an sesuai tajwidnya. Saya mendapatkan penjelasan rinci tentang Mad. Mad ialah memanjangkan suara (ketika membaca huruf mad). Huruf mad ada tiga. "Alif" yang didahului harakat fathah. "Ya" mati yang didahului harakat kasrah. "Waw" mati yang didahului harakat dhammah dan ketiganya baik ada rasanya ataupun tidak. Mad terbagi menjadi dua.
Mad Ashli/Mad Thobi'i yaitu apabila ada huruf mad yang sesudahnya tidak berupa hamzah atau huruf mati atau tasydid. Mad Ashli/ Mad Thobi'i ini dibaca panjang dua harakat. Selanjutnya Mad Far'i Zaaid yaitu apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah atau huruf mati atau tasydid. Mad Far'i artinya cabang, Zaaid artinya bertambah atau lebih, yakni Mad Far'i dibaca panjang lebih dari dua harakat.
Untuk memeriksa pemahaman materi di atas, maka ustadzah meminta saya membaca surat yabg sedang saya baca yaitu At-Thur sebanyak 10 ayat. Saya diminta membaca dan mempraktekkan bacaan Mad Ashli dengan cara membacanya setiap ayat dan menyebutkan mana saja yang masuk hukum Mad Ashli. Pertemuan pertama ini tidak membuat saya berkecil hati atau menjadi sombong karena pernah belajar di pesantren selama tujuh tahun. Pengalaman baru ini justru membuka kesempatan saya untuk mengulang kembali materi yang sem[at saya pelajari dahulu dengan metode atau cara membaca dengan ilmunya sekaligus berlatih langsung di depan ustadzah. Alhamdulillah, walau cuma satu bahasan tetapi pengaruhnya signifikan untuk saya pribadi dan memperbaiki mindset saya untuk terus belajar mengasah ilmu tajwid serta membaca qur'andari awal kembali. Better late than never! Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar