MELEPAS AMANAH
https://www.diaryguru.com/2023/01/surat-serah-terima-jabatan.html |
Setelah peristiwa "Amputasi"Legowo #1 berlalu dan aku mulai belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan masa lalu, maka yang muncul saat ini adalah peristiwa serah terima jabatan. Aku pun merasa berat mendengar kata-kata tersebut seolah terbayang manis dan mulus bila aku akan mendapat jabatan lain yang lebih bergengsi dan menunjukkan nilai kemapuan yang dibayar profesional. Gambaran kerja yang berubah dengan istilah WFH / WFA yang sedang naik daun dan menjadi alternatif lain pun menjadi makna lain dari penjabaran kerja dan kinerja profesional. khayalan itupun akhirnya bias dan satu persatu tanggung jawab terlepas sehingga kepemilikan daya ungkit mengendur dan meluruh hingga yang ada adalah ranah bermain di luar jangkauan area "kebersamaan". Rasa tertekan menggelembung, membesar dan naik ke permukaan hingga sampai pada satu titik; menerima dengan hati terbuka dan berdamai dengan kondisi yang baru tanpa merasa kalah dan menjadi terbelakang karena redaman emosi yang terus dikelola, direnungkan dan terus dilatih, diasah untuk masuk di era baru menjadi kuat karena pernah terbentur, terbentur, terbentur dan akhirnya terbentuk seperti hari ini yang dengan berat hati tetapi harus tetap menegakkan kepala di hadapan sesama kolega dan lingkungan kerja bukan karena menyerah dan pasrah pada keadaan tetapi menjadi awal perjuangan menunjukkan kapasitas diri berkarya, menempa diri dalam bingkai wajah baru; terus bergerak dan tunjukkan prestasi.
Seperti kata pepatah, banya jalan menuju Roma banyak cara untuk menggapai sukses. Banyak hal yang sudah terlintas dan terpikir dalam benak dan direnungkan akan kemana kaki ini melangkah, akan seperti apa hasil-hasil kerja yang bermuara pada memberi manfaat kepada peserta didik atau peserta pelatihan dan dampak apa yang akan muncul dari semua karya yang sudah dipersembahkan. Aku menyadari betul bila masih banyak kekurangan diri dalam ilmu, pengembangannya, aplikasinya serta pengalaman yang masih jauh dari kata mumpuni. Di sisi lain, semua perjalanan diawali dari celupan satu program selama lebih dari lima belas tahun bergelut menuntaskan satu paket pembelajaran sebanyak enam level dan ditujukan untuk mereka yang belajar sesuai bidang kerja di kemudian hari. Tercatat dan rampung pengerjaannya lebih dari 15 jenis keahlian kerja sampai tingkat Intermediate, yang pastinya masih banyak koreksi dan evaluasi tetapi benturan pertama itulah yang membekali diri sendiri untuk terus belajar dan mengembangkan metode, teknik dan evaluasi sampai akhirnya dianggap lengkap dan tuntas.
Benturan kedua hadir ketika amanah yang diemban naik level dalam bidang pengajaran dan manajerial kerja. Memimpin dan mengasah keterampilan menyampaikan pesan dan ilmu dihadapan khalayak yang beraneka ragam usia menjadi wadah utuh mendulang berbagai pengalaman dan penerapan teori sehingga revisi dan perbaikan isi materi, metode dan teknik naik juga kelasnya. "Master piece" pertama sesuai penilaian aku karena tingkatan output setiap level pada program yang menjadi tanggung jawabku menempatkan pada ciri khas di programnya. Walaupun masih banyak catatan atau evaluasi tentang target, isi materi, topik bahasan serta penilaian awal dan akhir, paling tidak menjadi modal dasar pengembangan program di waktu mendatang. Ukiran capaian yang telah aku selesaikan sangat bervariasi dan memberika nilai prestasi kemampuan sendiri yang belum bisa disebut penulis. Aku berani menyebut kemmapuan diri sebagai "Academic Material Developer" yang lebih dominan kerjanya mengumpulkan data, teori, menyusun topik bahasan, silabus, evaluasi dan laporan penilaian akhir. Program tersebutlah menjadi panduan dasar untuk program-program pengembangan lain yang tidak kalah menantangnya.
Kepercayaan diri terbentuk dan asahan pengalaman kemampuan dalam penyusunan materi menjadi bekal kembali mendapatkan benturan lain yang juga tantangannya besar serta membutuhkan teori, data dan pengalaman lapangan. Semua yang telah aku selesaikan selama lebih kurang lima tahun terakhir untuk program yang satu ini menumbuhkan harapan baru bila apa yang pernah sukses di program sebelumnya juga akan menjadi milestone lain yang memberikan peluang besar untuk mencari, mengumpulkan, menyusun, mengembangkan, mengulik sampai pada satu tujuan besar pertama yaitu perapihan materi ajar. Kumpulan-kumpulannya dalam bentuk presentasi slide cukup untuk menutupi kebutuhan kurikulum dan silabus dan satu master piece lain yang selesai pada program ini bernama "English for Teachers #1" yang model penyajiannya dibuat serupa seperti program pertama aku. Pun kami menyusun satu paket panduan ungkapan bahasa sehai-hari yang digunakan di lingkungan sekolah. Program ini masih banyak yang harus dikembangkan seiring kebutuhan klien yang bervariasi.
Benturan demi benturan berhasil aku lewati dan selesaikan dengan baik hingga sampai pada titik di mana perputaran haluan berubah 360 derajat. Tidak ada kesempatan untuk memimpin atau paling tidak memberikan arahan dan panduan untuk pihak terkait, tetapi dengan tabungan bekal profesionalisme selama bertahun-tahun, maka tumpuannya saat ini adalah kekuatan diri sendiri yang harus terus diasah, dilatih, ditingkatkan dan ditunjukkan agar prestasi yang sudah tercapai kemarin tidak menjadi sandaran kesombongan apalagi keinginan untuk diakui di hadapan orang banyak. Berkarya tidak serta merta meminta yang lain untuk memberi pengakuan apalagi penghormatan. Prestasi yang akan diukir hari ini dan nanti adalah pijakan nyata bahwa menjadi profesional bukan sekadar menghasilkan karya tertulis, tetapi jangkauan luas yang akan terus mengokohkan diri sebagai pribadi yang kuat dan terampil hingga kata mahir tersemat dalam tampilan kerja. Menjadi diri sendiri, berkilau sesuai versi sendiri membutuhkan waktu jam terbang yang lebih lama dan benturan-benturan lain yang lebih banyak bukan untuk mencari penghargaan pihak lain tetapi untuk menunjukkan bila semua yang aku kerjakan dan selesai dilalui akan naik tingkat secara benar, tepat, valid, jujur dalam kerangka profesional.