Kamis, 30 Oktober 2025

Pengalaman #16 Ilmu Padi

 50 MEANS ....

SDIT At-Taufiq_31102025


Sudah banyak angka yang kusandang. Hari ini aku berada di angka 50. Banyaknya angka tersebut sejatinya selaras dengan hasil nyata saat ini. Apakah demikian yang terjadi? 50 adalah angka tengah dari 100. Artinya jika kita memiliki target 100% maka angka 50 tersebut menggambarkan ketercapaian selama hidup di dunia. Pertanyaannya, sudah sampai mana kamu saat ini ketika kamu berusia setengah abad! Prestasi apa saja yang sudah diukir, amal ibadah mana saja yang sudah ditanam dan kebaikan mana saja yang suda dinikmati para penerima manfaat. 

Minggu, 12 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #10 Bahaduri

 STICK TO THE GOAL

MTsN 21_24102025

It's been two months and a colleague sent message this afternoon to ask about the gadget. I know it considers unprofessional when a set of technology is not available in your class presentation as the application of gagdet will support in the classroom activities. Looking back at the beginning of 2020 where everyting was being conducted online then there were many kinds of solutions came up one by one. I remember that that time I found my new play ground where gadget, website application and internet connection became my new way of teaching activities. I learnt a lot of things related to classroom management, operating the other supported technology such as LCD projector with the screen monitor and how I managed the New technique of presenting a lesson. In addition, I also attended some a few online classes to catch up the new application to improve  my teaching performance such as Canve, quiziz and other webinars to sharpen my saw. I found my new hobby with  the digital application. I designed flyers for all of my classes, designed all power points, quizez or test via Google forms, Quiziz and Canva, Mentimeter, Wordwall, Padlet Jamboard  or class point. I also made use of google classroom for my class report activities. I enjoyed the journey. It was like in a high end atmosphere where I applied new tings in different online situations.  I was proud of myself and have a bravery to sow off all of my works as I could make something different with different applications.  

Now, it seems different. The moment is going back to normal. The class and face to face activities become common things to see every day. Personal Computer, laptop,  TV or LCD projector will be available in every class or at least teachers have their own laptops and they just plug in the cable to the projector then the class will be touched differently. However, the condition sometimes make me think hard when the hardware is not there or mine is under construction.  I must find another way to handle the situation. I could not give up easily and ask a "silly request" such as the availability of laptop. Thinking hard on how to make class is going to run well and how the students could have their gadget on their hands while they are learning with the teacher are parts of my challenges. I'm trying to design slide presentation and when the students are with me, and I create a digital class. I decided to pretend that the class applies digital system and I am going to ask everyone to make use oftheir gadget to become a media to learn, practice English by reading, listening, speaking and writing. I must show my self, at least, that what I'm doing is to activate the students' eagerness to elaborate and explore their eager beaver and to become a teaching technique on how to integrate learning and technology in class activitie. Students are the learning center and teacher is the facilitator to accomplish the learning target. Whatever kinds of ways teacher does she shoul be able to shyncronize the learning and stick to the goal. This is me, with a set of challenges but I'm willing to move forward with courage and pride and ensure that I'm always OK with a smile in even a difficult situation. Insya Allah.


#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional 

Jumat, 10 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #9 Prameswari

 HANYA PEREMPUAN BIASA

https://www.youtube.com/watch?v=n8e2CbdSaPg

Sebelum menikah, Ayu Purnamasari adalah seorang gadis desa yang sederhana. Ayah dan ibunya adalah keluarga petani. Ayu sendiri adalah anak bungsu yang harus rela berjuang keras untuk dapat melanjutkan pendidikannya termasuk hidupnya. "Hidup ini keras nak, kamu akan merasakan asam garam kehidupan bila kamu mau terjun sendiri dan merasakan bahaimana mempertahankan hidupmu apalagi kamu yang keras kepala berkeras untuk melanjutkan sekolah. Ibu dan bapak tidak bisa bantu kamu membiayai pendidikanmu, kecuali kamu mau dipinang oleh pak Jumadi, juragan kambing"Suara ibu yang tenang namun tajam membuat Ayu, terperangah dan terkejut karena sang ibu memilih menjodohkannya dengan laki-laki yang pantas menjadi ayahnya. "Ayu tetap akan berangkat ke kota bu. Ayu minta do'a dan restu dari Ibu juga ayah agar hidup ayu selalu dilindungi Allah SWT." Tatapannya lembut tetapi menyiratkan keteguhan hati seorang gadis desa yang memiliki tekad untuk merubah nasib dengan melanjutkan sekolah. Ibu hanya mendesah dan berucap dengan nada putus asa. "Ya sudah, Ayu. jika kamu nekad, kami hanya bisa memberikan do'a. Kamu yang akan menjalani semuanya termasuk resiko hidup yang akan kamu jalani nanti di kota". Ibu beranjak pergi keluar kamar putri bungsunya dengan langkah berat dan meninggalkan Ayu yang sigap menyiapkan pakaian, berkas-berkas administrasi dan alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas punggung serta sisanya dia masukkan tas jinjing. "Kali ini aku tidak boleh goyah. Aku harus yakin, jika aku mampu kuliah sambil kerja. Ya Allah yang maha kaya, berikanlah kemudahan jalanku untuk bertahan dan menggapai impianku". Ayu melangkah mantap keluar kamar sambil mengucapkan amin dan menutup kamarnya. Kemudian, dia menghampiri ayah dan ibu nya yang berada di beranda rumah, mencium tangan keduanya serta memeluk penuh kasih sebelum pergi jauh ke kota. "Nak, ayah hanya berpesan, jagalah diri dan nama baik keluarga baik-baik. Jangan lupa sholat lima waktu dan bersungguh-sungguhlah mencari ilmu. Ayah akan usahakan mengirim uang ke rekeningmu setiap bulan", Ayu mengangguk dan tersenyum bahagia karena akhirnya sang ayah melepasnya pergi dengan ridhanya. "Terima kasih ayah, ayu akan mengingat semua pesan ayah. "Do'akan Ayu agar Ayu selesai kuliah tepat waktu". Ayah dan ibu mengusap pundaknya dan mengantarkan putri bungsu mereka sampai pinggir jalan besar dan memastikan putri mereka menaiki angkot menuju terminal di kabupaten.

Bayangan langkah pertama ayu keluar rumah menimba ilmu empat tahun yang lalu menari-nari indah di benaknya. Perjalanan hidupnya sebagai mahasiswi di kampus negeri dan kerja kerasnya sebagai karyawan lepas pada sebuah lembaga bimbingan belajar pun kreatifitasnya membuat aneka kue dan cemilan membuat dia mampu bertahan di kerasnya hidup di ibukota. Selama empat tahunpun Ayu tidak pulang ke kampung halamannya tetapi tetap memberi kabar teratur kepada ayah ibunya. Sesekali ayu pun mengirim paket untuk kedua orang tuanya sebagai penghargaan juga rasa syukurnya memiliki rezeki lebih untuk dibagikan. Minggu depan ayah dan ibunya akan berangkat ke kota untuk menghadiri wisudanya sebagai sarjana teknik komputer. Pada saat itu Ayu akan menunjukkan hasil jerih payahnya sebagai seorang putri yang membanggakan kedua orang tuanya, juga untuk keluarga besarnya. Pengalaman hidup yang dia jalani memberikan bekal berharga untuk melaju ke jenjang berikutnya. Berikutnya, dia akan mendapat kunjungan calon mertua yang akan melamarnya dan memintanya untuk menikahi putra mereka dalam waktu dekat

Di sinilah Ayu dan suaminya, Rian yang telah menikah dan menjalani hidup baru mereka di luar provinsi karena suaminya mendapatkan kerja dan Ayu bersedia mendampinginya di daerah baru. Walaupun berat menjalani hidup berdua di tempat yang asing tetapi Sang suami mendampinginya dan memperlakukannya sebagai permaisuri. Ayu berulang kali mengucap syukur karena semua lika liku perjalanan hidupnya berujung pada sebuah kebahagiaan. Mungkin cara Allah SWT yang memberikan jalan yang yang tidak mulus dan selama itu pun Ayu berusaha dan berupaya untuk terus memantaskan diri dan inilah hasil yang dia dapatkan. Do'a tulus kedua orang tua, serta keridhaan mereka menjadi bekal keselamatan serta keteguhan Ayu menghadapi ranjau-ranjau ujian hidup yang dia jadikan tantangan. Ayupun tidak merasa puas atau bangga dengan pencapaiannya hari ini. Hidup barunya bersama suami yang mencintainya adalah awal perjalanan berumah tangga yang mungkin ke depannya akan lebih menantang. Tekadnya satu, terus belajar, membuka diri serta bekerja sama dengan suami menjadi istri, kelak menjadi ibu penerus generasi bangsa.



https://kbbi.co.id/arti-kata/prameswari

#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional 

Kamis, 09 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #8 Asiri

 UPS AND DOWN

https://www.istockphoto.com/id/bot-wall?returnUrl=%2Fid%2Fphotos%2Fups-and-downs

"Bukan tidak memiliki beban, tetapi berusaha untuk tidak mengeluh"

Susahnya menjadi lebih baik setiap hari. Inginnya bisa naik level dan membuktikan setiap pergerakan adalah bagian dari usaha dan do'a untuk menjaga keseimbangan hidup agar tetap waras dan tidak oleng karena dilanda badai kehidupan. Tidak pula mudah kena mental karena sebuah tekanan yang membuat hati, pikiran dan  perilaku menurun kualitasnya. Nilai "Ups" adalah nilai positif yang mengukur diri naik ke jenjang berikutnya. Sedangkan "Downs" adalah nilai negatif yang berisi penurunan nilai-nilai kebaikan yang berimbas pada penurunan mutu kapasitas diri sendiri. Inilah bagian terberat, jika kita tidak segera berpegangan pada tiang kebenaran dan segera merubah haluan agar tidak terlena dalam keterpurukan yang hanyaakan meninngalkan jejak buruk di masa depan. 

Berbangga terlalu lama pada sejarah sukses itu ternyata tidak baik. Selain memberi peluang untuk merasa lebih menonjol dari yang lain dan menimbulkan rasa sedikit sombong, pun saya merasa sejarah yang saya ukir kemarin dulu adalah produk prestasi yang harus dihargai lebih oleh pihak-pihat tertentu. Pada kenyataannya, semua yang sudah diselesai, diaplikasikan seharusnya dipantau, dikaji dan dievaluasi apakah produk tersebut masih layak untuk konsumen, apakah produk tersebut harus direvisi atau malahan harus diganti menjadi lebih baik. Walaupun bukan berada di tempat strategis namun naluri dan keinginan untuk memperbaikinya semakin besar. Cerminan profesionalisme bila pihak lain "menggugat" atau sedikitnya mempertanyakan tujuan dan konten yang sudah nikmati para penerima manfaat. 

Menjadi lebih baik adalah proses untuk meningkatkan kemampuan serta  kapasitas kemampuan diri dan mengasah sisi intelegensi untuk menyusu sesuatu yang lebih menyeluruh dan dampaknya jauh lebih luas di dunia kerja, pendidikan dan industri. Tantangan pasti datang silih berganti dan itu semua tidak boleh dianggap beban pekrjaan yang hanya akan membawa pada keluhan dan mengizinkan diri untuk melenggang menuju kegagalan. Beban berat itu pernah menjadi teman setia selama lebih dari satu dekade dan pada prosesnya respon yang diafirmasi membuahkan tantangan yang harus dicari jalan keluarnya, menjadi bagian bagian kecil yang terurai satu demi satu tersusun sesuan perencanaan di awal. Jalan tersebut masih panjang, tantangan itupun semakin besar karena selain nyali dan tekad yang kuat juga kesungguhan hati untuk senantiasa bergerak ke depan membuktikan bila saya bisa, mampu, terus berproses dan insya Allah sukses yang berada di ujung perjalananpun akan sampai dengan aman dan selamat. . 



https://kbbi.co.id/arti-kata/asiri

#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional 

Rabu, 08 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #7 Selumbari

 WAKTU ITU YANG BERHARGA

RISDEBANG Project Report_2022

Waktu yang telah kuhabiskan untuk menyelesaikan tugas baru itu seolah-olah masih terbayang. Bagaimana komunikasi interaktif terjalin baik dan impian bersama menjadi penyemangat untuk merampungkannya tanpa pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Beberapa hari yang lalu kami bercerita tentang teman almarhum kami yang memiliki kesan begitu baik dalam pandangan masing-masing. Sampai pada satu titik, aku menyadari bila ada projek yang telah kami sepakati untuk kami kerjakan bersama dengan kata kunci saling mendukung satu sama lain, berbagi tugas dan mendskusikan arah mana muara yang akan kami labuhkan. Semuanya masih terekam jelas dalam jITUejak pesan singkat yang isinya  panjang tetapi syarat kualitas kerja. Ketika Allah memanggil hambaNya untuk kembali ke pankuanNya, maka saat itulah amanah bersama tetap menjadi pengingat atau "REMINDER" untuk meneruskannya serta menyelesaikannya sampai garis finish.

Perasaan sedih yang menyelinap dalam hati selama beberapa waktu tidak akan mengembalikannya kepada kami. Saya pun kembali mengambil catatan projek-projek kami yang sudah selesai dan telah dievaluasi dalam sebuah laporan tahunan bersama pun tetap meninggalkan "hutang" yang harus saya lanjutkan dan tetap mengusung ide-ide yang sudah kami diskusikan bersama poin-poin apa saja yang akan menjadi langkah-langkah pemandu agar amanah kerja yang tertunda terselesaikan dengan baik.  Kebersamaan kerjasama yang dekat selama kurang lebih lima tahun memberi banyak pandangan positif untuk memilah dan mimilih mana yang harus dilanjutkan, mana yang harus dihentikan dan terobosan mana yang harus terus digali dalam sebuah panduan pelatihan. Semua rekaman komunikasi masih tersimpan rapi dalam sebuah pesan whatsapp dan semua idealisme bersama juga sudah disusun dalam bingkai materi berjenjang dan berujung pada tujuan bersama.

Sayapun yang saat itu menjadi pimpinan Dept.masih merasa masih hangat mengingat tentang diskusi akhir yang menjadi poin kunci dari projek yang telah kami geluti selama lebih dari sepuluh tahun yang poin tersebut akan menjadi poin kecirian sebuah program yang kami bangun dan kembangkan di banyak klien pendidikan. Hingga sayapun memiliki poin kunci yang menjadi titik balik penyusunan paket pelatihan pengajar yang akan mengaplikasikan bahasa Inggris dalam kegiatan belajar-mengajar. Hari ini, poin kunci itu menjadi petunjuk saya untuk menapaki jejak berikutnya dan menyempurnakan empat puluh topik bahasan lain untuk menggenapkan satu paket purna pelatihan. Walaupun ide-ide tersubut saya yang sampaikan namun beliaupun sangat mendukung untuk mewujudkannya. Hanya saja impian kami harus terhenti sesaat karena kepergiannya yang begitu cepat memaksa saya untut menyusun ulang perencanaan, proses penyusunan, sampai evaluasi sebelum diluncurkan ke publik. Allah SWT. Maha Kasih yang akan membalas semua kebaikan, kerja keras dan loyalitasnya kepada lembaga; Pak Witra Nurmantara, I promise to continue our dream to realise our past project for public. 


#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional 

Selasa, 07 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin#6 Batari

 BUKAN BANGSAWAN, BUKAN PEJABAT

Syahira_02092025

"Hati-hati nak, memberi nama pada anakmu, karena nama adalah do'a yang dengan namanya akan memberi manfaat bagi sesama". Kakek dendan bijaknya mempertanyakan putranya mengapa cucunya diberi nama Dewi. Dewi sendiri yang namanya disenggol sang kakek penasaran dan bertanya,"Aki, ada yang salahnya sama namaku. Namaku baguskan?" Dewi meyakinkan sang kakek bila namanya tidaklah buruk. Kakek hanya tersenyum kecil walau wajahnya menyiratkan keseriusan dan dengan berhat-hati kakek memberi penjelasan yang mudah dipahami si kecil Dewi. "Dewi sayang, nama mu memang bagus karena buktinya kamu cantik dan pintar." Kakek berharap namamu tidak tertukar dengan kepercayaan orang lain yang menganggap wujud kamu seperti pencipta. Dewi yang tidak mengerti sepenuhnya pun hanya memberi anggukan kecil dan berkata dengan polosnya, "Aku kan manusia, aki. Aku gak mau jadi tuhan. Tuhan itu kan punya semuanya, tapi akukan anak kecil ya enggak punya seperti tuhan". Kakek yang mendengar respon cucunya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Ayah Dewi yang sedari tadi menyimak obrolan ayah dan putrinya pun, tergelak dengan pendapat anaknya yang sederhana. Di sisi lain, ayah yang memang sudah terlanjur memberikan nama putrinya Dewi Azmya pun hanya mampu menarik nafas panjang dan merenungi kata-kata sang ayah. "Semoga anakku akan menjadi anak saliha yang akam memberikan manfaat karena kecerdasannya, kepribadiannya juga mampu menjaga nama baik keluarga. Jauh di lubuk hatinya dia bertekad akan menjaga, mendidik, melindungi, mendampingi, memantau, mengawasi tumbuh kembangnya. Do'a orang tua tidaklah muluk karena dari semua cita-tanya, satu yang paling menonjol adal memiliki anak-anak sehat, salih/saliha. 

Keinginan ayah Dewi sama seperti keinginan semua orang tua di dunia. Tidak hanya mengingankan anak yangcantik raga dan hati tetapi lebih dari itu, memiliki anak salih atau salihalah yang membuat hati para orang tua akan tenang, nyaman dan selebihnya adalah perilaku, akhlak anak anak salih dan saliha akan mencerminkan akhlak muslim dan insya Allah senantiasa membawa kebaikan pada kehidupannya di dunia dan kelak di akhirat. Semoga semua anak yang memiliki nama Dewa atau Dewi akan tetap menjadi permata hati para orang tua, penerus bangsa yang akan memperjuangkan kebaikan, kesejahteraan dan tentunya menjaga nama baik melalui tutur kata, tindak tanduk, menentramkan hati dan jejak hidupnya.


#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional

Senin, 06 Oktober 2025

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #5 Naluri

 CEPAT TANGGAP, CEKATAN

https://www.kompasiana.com/liliagandjar/62f39552a51c6f6d40149264/minimalis-dan-manajemen-waktu-ibu-rumah-tangga


Pekerjaan seorang ibu mungkin terlihat biasa saja. Kesehariannya yang di lingkungan rumahnya sendiri. Mulai bangun pagi, menyiapkan semua kebutuhan anggota keluarga, membuat sarapan sekaligus bekal makan siang, lanjut melakukan pekerjaan rumah lainnya yang berderet dan menanti untuk diselesaikan hingga malam menyapa. Lingkaran kegiatan yang mengantri tersebutpun berulang setiap harinya. Tidak ayal, ada saja peristiwa di luar rutinitas yang terkadang membutuhkan perhatian lebih bahkan tindakan cepat unruk mengatasinya agar rentetan tugas-tugas lain tidak terganggu. Di sisi lain, pekerjaan ibu bisa berlipat ganda dan bertambah tekanannya bila ada anggota keluarga yang sedang sakit atau ada kendala yang mengharuskannya untuk berpikir ulang atau menata kembali pekerjaan rumah atau tugas-tugas domestik, apalagi tidak ada asisten yang membantu dan kebiasaan menghadapi itu semua menjadi naluri ibu untuk berpikir dan bergerak cepat agar kendala tersebut tidak mempengaruhi pada hal yang lain.

Salah satu pengalaman yang menantang saya untuk bekerja lebih cermat dan cekatan adalah ketika salah satu anak sakit atau malah ketiga anak saya sakit di waktu yang bersamaan. Di sisi lain, saya pun harus mampu berbagi waktu, energi dan perhatian di dua tempat yang berbeda; domestik dan publik. Pengalaman yang membuat saya terus belajar untuk tidak mudah reaktif apalagi menyerah dan melatih diri untuk tetap tenang, cepat dan tanggap juga cekatan. Semua harus dihadapi berdasarkan kondisi yang terjadi dan tetap membuat prioritas untuk menyelaraskan semuanya  sesuai porsinya masing-masing. Hal ini pun yang mungkin menjadi kesalahan saya ketika saya akan langsung membawa anak ke dokter specialis atau ke dokter umum untuk mendapatkan penawar obat. Setiap kali anak sakit maka saya akan bergerak secara otomatis dan seperti naluri seorang ibu yang tidak ingin anaknya kesakitan ketika demam tinggi, kepalanya pusing atau keluhan llain yang akan menghabat saya sedikit ketika harus berurusan dengan kesehatan anak dan kewajiban saya di ranah publik. Alhamdulillah sepanjang memiliki empat anak saya memberlakukan hal yang sama. Mengajak mereka ke dokter langganan keluarga dan meminta saran dari tim medis terkait keluhan anak. Ditambah lagi kejadian yang sudah biasa terjadi adalah anak-anak saya akan memiliki inisiatif untuk minta obat ketika mereka merasa kurang nyaman dengan anggota tubuh mereka. Kebiasaan "tidak baik" tersebut harus saya lakukan demi untuk kelancaran saya sebagai ibu yang bekerja di ranah publik. Saat ini sayapun sedikit demi sedikit mengurangi penobatan medis dan beralih mengkonsumsi herbal seperti madu untuk anak, vitamin dan herbal untuk stamina tubuh.

Selama menjadi istri dan ibu emaot anak, saya mengalami berbagai situasi yang mengharuskan saya mandiri dan cepat beraksi mengambil keputusan atau melakukan tindakan untuk keluarga. Hubungan jarak jauh dengan suami mengajarkan saya untuk melakukan aksi cepat tanggap terutama bila anak anak sakit. Walaupun mungkin keputusan atau tindakan saya dianggap berlebihan tetapi saya memiliki alasan kuat untuk melakukannya. Setiap bergerak dan mengalami kejadian yang mirip atau sama maka kata hatilah yang akan bekerja dengan sendirinya seolah-olah apa yang dihadapi menjadi pola teratur yang memudahkan otak memberi instruksi kepada semua anggota tubuh untuk gerak cepat dan menanggulangi atau paling tidak mengatasi kondisi yang tidak nyaman.


#writober2025
#tantanganwritober
#menulisbarengIPJakarta
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta#IbuProfesional

Pengalaman #16 Ilmu Padi

 50 MEANS .... SDIT At-Taufiq_31102025 Sudah banyak angka yang kusandang. Hari ini aku berada di angka 50. Banyaknya angka tersebut sejatiny...