Kamis, 18 September 2025

Belajar #15 Lengser

 MELEPAS AMANAH

https://www.diaryguru.com/2023/01/surat-serah-terima-jabatan.html


Setelah peristiwa "Amputasi"Legowo #1 berlalu dan aku mulai belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan masa lalu, maka yang muncul saat ini adalah peristiwa serah terima jabatan. Aku pun merasa berat mendengar kata-kata tersebut seolah terbayang manis dan mulus bila aku akan mendapat jabatan lain yang lebih bergengsi dan menunjukkan nilai kemapuan yang dibayar profesional. Gambaran kerja yang berubah dengan istilah WFH / WFA yang sedang naik daun  dan menjadi alternatif lain pun menjadi makna lain dari penjabaran kerja dan kinerja profesional. khayalan itupun akhirnya bias dan satu persatu tanggung jawab terlepas sehingga kepemilikan daya ungkit mengendur dan meluruh hingga yang ada adalah ranah bermain di luar jangkauan area "kebersamaan". Rasa tertekan menggelembung, membesar dan naik ke permukaan hingga sampai pada satu titik; menerima dengan hati terbuka dan berdamai dengan kondisi yang baru tanpa merasa kalah dan menjadi terbelakang karena redaman emosi yang terus dikelola, direnungkan dan terus dilatih, diasah untuk masuk di era baru menjadi kuat karena pernah terbentur, terbentur, terbentur dan akhirnya terbentuk seperti hari ini yang dengan berat hati tetapi harus tetap menegakkan kepala di hadapan sesama kolega dan lingkungan kerja bukan karena menyerah dan pasrah  pada keadaan tetapi menjadi awal perjuangan menunjukkan kapasitas diri berkarya, menempa diri dalam bingkai wajah baru; terus bergerak dan tunjukkan prestasi.                         
Seperti kata pepatah, banya jalan menuju Roma banyak cara untuk menggapai sukses. Banyak hal yang sudah terlintas dan terpikir dalam benak dan direnungkan akan kemana kaki ini melangkah, akan seperti apa hasil-hasil kerja yang bermuara pada memberi manfaat kepada peserta didik atau peserta pelatihan dan dampak apa yang akan muncul dari semua karya yang sudah dipersembahkan. Aku menyadari betul bila masih banyak kekurangan diri dalam ilmu, pengembangannya, aplikasinya serta pengalaman yang masih jauh dari kata mumpuni. Di sisi lain, semua perjalanan diawali dari celupan satu program selama lebih dari lima belas tahun bergelut menuntaskan satu paket pembelajaran  sebanyak enam level dan ditujukan untuk mereka yang belajar sesuai bidang kerja di kemudian hari. Tercatat dan rampung pengerjaannya lebih dari 15 jenis keahlian kerja sampai tingkat Intermediate, yang pastinya masih banyak koreksi dan evaluasi tetapi benturan pertama itulah yang membekali diri sendiri untuk terus belajar dan mengembangkan metode, teknik dan evaluasi sampai akhirnya dianggap lengkap dan tuntas. 

Benturan kedua hadir ketika amanah yang diemban naik level dalam bidang pengajaran dan manajerial kerja.  Memimpin dan mengasah keterampilan menyampaikan pesan dan ilmu dihadapan khalayak yang beraneka ragam usia menjadi wadah utuh mendulang berbagai pengalaman dan penerapan teori sehingga revisi dan perbaikan isi materi, metode dan teknik naik juga kelasnya. "Master piece" pertama sesuai penilaian aku karena tingkatan output setiap level pada program yang menjadi tanggung jawabku menempatkan  pada ciri khas di programnya. Walaupun masih banyak catatan atau evaluasi tentang target, isi materi, topik bahasan serta penilaian awal dan akhir, paling tidak menjadi modal dasar pengembangan program di waktu mendatang. Ukiran capaian yang  telah aku selesaikan sangat bervariasi dan memberika nilai prestasi kemampuan sendiri yang belum bisa disebut penulis. Aku berani menyebut kemmapuan diri sebagai "Academic Material Developer" yang lebih dominan kerjanya mengumpulkan data, teori, menyusun topik bahasan, silabus, evaluasi dan laporan penilaian akhir. Program tersebutlah menjadi panduan dasar untuk program-program pengembangan lain yang tidak kalah menantangnya.

Kepercayaan diri terbentuk dan asahan pengalaman kemampuan dalam penyusunan materi menjadi bekal kembali mendapatkan benturan lain yang juga tantangannya besar serta membutuhkan teori, data dan pengalaman lapangan. Semua yang telah aku selesaikan selama lebih kurang lima tahun terakhir untuk program yang satu ini menumbuhkan harapan baru bila apa yang pernah sukses di program sebelumnya juga akan menjadi milestone lain yang memberikan peluang besar untuk mencari, mengumpulkan, menyusun, mengembangkan, mengulik sampai pada satu tujuan besar pertama yaitu perapihan materi ajar. Kumpulan-kumpulannya dalam bentuk presentasi slide cukup untuk menutupi kebutuhan kurikulum dan silabus dan satu master piece lain yang selesai pada program ini bernama "English for Teachers #1" yang  model penyajiannya dibuat serupa seperti program pertama aku. Pun kami menyusun satu paket panduan ungkapan bahasa sehai-hari yang digunakan di lingkungan sekolah. Program ini  masih banyak yang harus  dikembangkan seiring kebutuhan klien  yang bervariasi.

Benturan demi benturan berhasil aku lewati dan selesaikan dengan baik hingga sampai pada titik di mana perputaran haluan berubah 360 derajat. Tidak ada kesempatan untuk memimpin atau paling tidak memberikan arahan dan panduan untuk pihak terkait, tetapi dengan tabungan bekal profesionalisme selama bertahun-tahun, maka tumpuannya saat ini adalah kekuatan diri sendiri yang harus terus diasah, dilatih, ditingkatkan dan ditunjukkan agar prestasi yang sudah tercapai kemarin tidak menjadi sandaran kesombongan apalagi  keinginan untuk diakui di hadapan orang banyak. Berkarya tidak serta merta meminta yang lain untuk memberi pengakuan apalagi penghormatan. Prestasi yang akan diukir hari ini dan nanti adalah pijakan nyata bahwa menjadi profesional bukan sekadar menghasilkan karya tertulis, tetapi jangkauan luas yang akan terus mengokohkan diri sebagai pribadi yang kuat dan terampil hingga kata mahir tersemat dalam tampilan kerja. Menjadi diri sendiri, berkilau sesuai versi  sendiri membutuhkan waktu jam terbang yang lebih lama dan benturan-benturan lain yang lebih banyak bukan untuk mencari penghargaan pihak lain tetapi untuk menunjukkan bila semua yang aku kerjakan dan selesai dilalui akan naik tingkat secara benar, tepat, valid, jujur dalam kerangka profesional.

Selasa, 16 September 2025

Pengalaman #15 Berbagi Manfaat

 NEXT ACTION: LIFE PERFORMANCE VIA INSTAGRAM LIFE


Chat for change_SDG 13_Group 9_17092025

Terbayang rasanya ketika mampu mengalirkan rasa dari pengalaman kerja bareng tim dalam bingkai RIUNG SDG's 2025 di Live Instagram Ibu Pembaharu dalam balutan tema; Chat for change. Serangkaian pertanyaan yang disiapkan oleh host dipelajari, dibuat jawabannya dan di diskusikan dengan partner yang ditunjuk tim. Apakah ini pembawaan diri yang sudah menjadi karakter atau rasa bangga tersendiri karena diberi kemsempatan untuk unjuk diri dan mengekspresikan semua ungkapan kata setelah rampung kegiatan besar kedua: Battle of Tahfidz Qur'an for Kids.

Bayangan sebelum tayang adalah atmosfir udara yang kaku dan tegang karena tayangan ini disiarkan langsung tanpa latihan dan mengandalkan improvisasi diri berdasarkan pengalaman tampil live sebelumnya. Tidak peduli berapa orang yang menyimak tayangab lansung tersebut 

Pengalaman #14 Gaya Baru

 TIDAK ADA ROTAN, AKAR PUN JADI

https://www.youtube.com/watch?v=_ZUQWwBR2Jg

"Laptopnya mati, bu". Staff IT memberikan keterangan menohok ketika dia mengecek prangkat keras ku. Seketika mataku melotot dan kepalaku berdenyut nyeri, karena yang terlintas dibenakku adalah sejumlah dana yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya. Belum lagi pekerjaan baruku yang menuntut kehadiran perangkat keras agar target hasilnya tercapai. Itu kejadian minggu yang lalu. Artinya laptop ku "terabaikan" selama satu pekan. Aku pun cemas karena kekhawatiranku berikutnya adalah uang yang harus disediakan bila perusahaan tidak memberikan fasilitasnya. Semakin layulah kondisi hatiku. Semakin bertambah bingung karena modalku menyelesaikan tugas tidak tersedia alias sedang dalam perbaikan. Di ujung harapan, sampai pada saat staff tersebut menginfokan bila beliau belum mengecek laotopku, maka fixedlah aku harus lanjutkan berputar otak untuk memanfaatkan yang aku punya; yaitu mengerjakannya via gawai pintar.

Tidak bisa hanya menggigit jari dan pasrah pada keadaan nyata, maka keputusanpun harus diambil. Tidak ada kata mengeluh atau menyerah apa lagi mencari simpati  pihak lain untuk memberi bantuan. Aku pun masih ingat motto zaman kuliah dahulu,"Kalau masih bisa aku kerjakan sendiri, pasti akan ada jalan untuk menyelesaikannya". Walau beberapa tantangan harus tetap disiasati, tetapi bukan berarti pekerjaan harus ditunda lama. Yang membuat kerja menjadi dinamis jika perangkat yang ada harus dikondisikan dengan kapasitas kemampuannya sesuai versinya. Seperti saat ini, yang ada di depan ku adalah gawai pintar yang kinerjanya harus dimaksimalkan dengan beberapa kekurangan tampilan yang harus dipahami dan sebisa mungkin dibuat nyaman selama bekerja.

Berbeda dengan komputer meja atau komputer jinjing, maka gawai pintar yang selalu berada di tangan tetap memmiliki fungsi-fungsinya. Seperti fungsi sentral dan penting saat ini adalah jaringan internet yang menyambungkan informasi dari seluruh dunia dalam pencarian Google. Fatal sekali bila, jaringan internet tidak baik arusnya maka akan lumpuh semua hal yang menyertainya. Sekali lagi, kegunaan gawai pintarku cukup membantu untuk mendapatkan akses informasi digital dalam waktu tidak lama dan segera kusimpan di jaringan maya (Link drive) agar sewaktu-waktu bisa digunakan kembali. Berikutnya adalah membaca, mengamati, menelusuri dan mendapatkan poin-poin  penting dari berbagai sumber yang sudah diunduh dan kemudian ditulis dalam buku catatan. Kedengarannya kuno tetapi inilah bagian yang harus disiasati. Walaupun harus di buka dan ditutup secara bergantian dan tentunya memakan waktu tetapi  paling tidak semua hasil penelusuran dan turunannya direkam dalam catatan secara tertulis menggunakan buku catatan dan pulpen. Gunanya tidak lain agar semua pekerjaan terdata dengan rapi dan rekam jejaknya jelas karena apa saja yang dikerjakan ada prosesnya. 

Dibalik kondisi yang sepertinya "menyedihkan" selalu ada saja cara untuk menyikapinya. Terkadang muncul ingatan pernyataan seseorang, "Jika menghadapi masalah maka yang harus dilakukan adalah bagaimana meresponnya". Mungking pernyataan yang sederhana tersebut memberi efek nyata tentang sebuah ungkapan, "Tidak ada rotan, akar pun jadi". Tidak ada Komputer meja atau laptop maka gawai cerdaspun masih memiliki manfaatnya. Tidak semua harus dikeluhkan, ditunjukkan rasa sedih yang berlebihan justru saat itulah kita sebaiknya mampu mengendalikan situasi. Seperti ungkapan lain, "Di mana ada kemauan di situ akan ada jalan". 

Merespon kondisi yang tidak terbayang sebelumnya akan terjadi dengan baik paling tidak dapat menurangi tekanan pikiran dan hati dalam dunia kerja. Selanjutnya adalah komunikasi tentang bagaimana sebaiknya masalah tersebut dicari solusinya dan jalan tengahnya adalah tetap bekerja dengan benar, profesional sesuai kapasitasnya hanya saja dalam kondisi tertentu harus melakukan hal lain yang tidak mengurangi esensi profesionalisme. Bila tidak hari ini mungkin minggu depan ada kabar baik dan modal kerjaku bisa digunakan kembali walau gundah dan gulana mewarnai hati ini dengan biaya perbaikan yang harus dibayar. Semoga diberi kemudahan. 

Senin, 08 September 2025

Cerita pendek #9 Generasi gen Z

 KAKA DAN ADIK

Jalan-jalan at Living world_06092025

"Mama, kita nonton yuk!, aku udah lamagak ke bioskop".Permintaan si bungsiu mengingatkan ibu jika mereka pernah menimati hari bersama keluarga dengan cara mengajak anak anak nonton film. "Ah... itu kan udah lama banget ya", gumam ibu yang tersentak sedikit 

rttr

Sabtu, 06 September 2025

Pengalaman #13 SDG 13 Group 9

 BATTLE OF TAHFIDZ QUR'AN-PART 2

Battle of Tahfidz Qur'an_23082025_Ibu Pembaharu

The team work and the successful event are two correlated coins. You have to be willing to be together to realize the team's dream. The event will be more meaningful when all members took part to complete each part. It's like building a house. There is someone who lead the team, then there is the one who responsibvle to arrange the meeting, create the ideas into some activities. There are also people who will help with the design, flyers and the captions. There are also team who will take in charge in guiding the facilitators, the candidates before-while and after the battle. as well as the juries who will evaluate the candidates' performance.  There is also somebody who takes responsibility with the treasurer and all in all the mission of our group is how to develop the previous event to be more different an has a colorful point.


Tahfidz and English have close relationship. Both of them are foreign languages for us, Indonesian people. However, Arabic is used in our daily worship and even we get usually say Islamic words such as "Bismillah", "Alhamdulillah", "Masya Allah", "Allahu akbar" and others. Meanwhile, English is also one of the world language that we familiar with many of the vocabularies around us. For example, when you go to a shop, you will look at the notice "pull" or "push". Then other thing to see is when you deal with your gadget or online sites like social media. related to our event, then there is a silver lining on both sides. The Islamic activity that is tahffidz and how to cover the language through English.

There are some points that English becomes the color of the event. The MC, the jury and the candidadtes speak up in simple English. There are simple expressions for MC and jury when they play their parts. Then, the candidates also practice English when they mention their full names, ages and address. They also get some guide to listen to some simple instructions or answer simple English.

In general, Our team represented nine group of ibu pembaharu has finally completed the mission. We also learn from the meeting that candidates are OK with English. They don't have problems to speak up simple language in the situation of competition. Hopefully, we could collaborate different event with different taste and different target of achievement. Insya Allah.

https://zerogpt.net/id/results/5c6f3d5a-4aca-4dd5-a4e7-6535ce889919?v=IxXjxYaywk

Cerita pendek #8 Resep baru

REQUEST ABANG FATTAH

Olahan sayur daun singkong_06092025

"Mah, tetangga share info sayuran murah. Kita beli yuk?" Sarah mendapat ajakan dari sang suami kemarin pagi untuk membeli sayuran di tempat yang direkomendasikan tetangga mereka. "Memang harganya murah, ya? Terus sayuran apa saja yang dia jual, jauh gak tempatnya dari sini yah?" Lontaran pertanyaan Sarah pun dijawab satu persatu oleh duaminya. "Dia bilang harga kangkung dan daun singkong empat ikat besar cuma lima ribuan, mah". "Sebentar, dia bilang dekat jembatang belakang bendungan koja ada masjid belok kiri, tempatnya di samping komplek perumahan baru". "Ya, udah kita beli. Udah lama juga bang Fattah, pas minta dibuatin sayur daun singkong ala rumah padang", imbuh Sang Istri.

Setelah menyusuri sungai kecil dan mengikuti petunjuk via pesan singkat Whatsapp, bu Sarah dan suaminya membeli dua ikat kangkung dan daun singkong seharga lima ribu. Tempat jualannya diarea kebun seluas 2.000 meter yang mereka tanami beberapa tanaman konsumsi. Setelah mendapatkan sayuran tersebut mereka bergegas pulang dan tidak lupa mampir ke warung biru bu Dewi."Wah seger-seger banget sayurannya, bu!" Sambutan hangat pemilik warung menyapa calo pembeli. "Iya bu. aku mau olah daun singkong. Ibu bisa kasih sara Cara mengolahnya?" dengan antusias bu Dewi memberikan resepnya. "Gampang bu. Saya biasa bikin sayur daun singkong kalau lagi kumpul keluarga di kampung". lanjutnya. "Ibu punya ikan teri?" "Ada bu". saya punya sebungkus di rumah." Bu Dewi melanjutkan panduannya. "Nah, siapin bawang merah, bawang putih, kemiri. kalau suka pedas tambah beberapa buah cabe merah keriting". Bu Sarah mengulangi bumbu yang disebutkan bu Dewi, "Semua bumbunya diulek atau diblender bu?" "Yang lebih enak diulek bu, jangan lupa tambahkan penyedap dau salan dan potongan lengkuas biar wangi".  Bu Sarah mengangguk paham dan pertanyaan berikutnya yang terlontar, "Perlu pake santankah bu?", "Pake aja bu, sebungkus santan kara pun cukup. Ikan terinya dibersihkan dan digoreng dulu ya bu. Terus daun singkongnya direbus tambah kan sedikit garam biar warna hijaunya gak pudar." siap bu. Terima kasih, "Bumbu yang dihaluskan ditumis dulu kan bu?" "ya ditumis dulu, tambah air masukan santan baru masukan daun singkong yang sudah di potong-potong. Tambah bumbu instant, lada dan gula pasir baru terakhir masukkan ikan terinya ya". Bu Dewi seesai memberi petunjuk cara mengolah daun singkong dan bagaimana memasaknya dan bu Sarah membayar barang-barang yang dia beli ke pemilik warung.

Saatnya eksekusi yang ternyata tidak butuh waktu lama untuk mengolahnya. Ditambah panduan singkat, jelas yang tersampaikan dengan mudah membuat bu Sarah leluasa menyelesaikannya. Tidak lupa diakhir penyelesaian masaknya, koreksi rasa penting dicek kwembali agar rasanya diterima di lidah. Tidak harus membuat masakan rumit dengan harga bahan baku yng mahal, sayur sederhana seperti olahan daun singkong pun bisa menggoyang lidah seluruh anggiota keluarga walau bu Sarah tetap dapat masukan dari putranya bang Fattah, "Enak sayurnya tapi gak mirip rasanya seperti yang ada di rumah makan Padang". Bu Sarah menghela nafas puas walau ada krikitan, paling tidak permintaan anak lelakinnya udah gugur dan rasa makanannya masih bisa diterima lidah dan buktinya satu mangkok ukuran sedang habis dikonsumsi semua anggota keluarga.


Belajar #15 Lengser

  MELEPAS AMANAH https://www.diaryguru.com/2023/01/surat-serah-terima-jabatan.html Setelah peristiwa "Amputasi" Legowo #1 berlalu...