Rabu, 10 Januari 2018

PentingkahMembangkitkanFitrahSeksualitasAnak#11Day5

Tantangan Level #11
Hari # Ke-5
Bunda Sayang
10 Januari 2018



Keseruan pembahasan mengenai Fitrah seksualitas menjadi bagian dari ketertarikan saya, terutama materinya lebih fokus membahas satu topik yang berhubungan dengan pemiihan kata untuk memperkenalkan organ organ tubuh yang "tabu" di mata masyarakat tetapi sesungguhnya itu adalah bagian dari cara bagaimana menyampaikannya kepada anak anak tanpa membuat kosa kata - kosa kata tesebut menjadi terdengar kasar dan sangat tidak sopan. Ditambah lagi, kata-kata tersebut menjadi "senjata"ju anak anak ketika mereka sedang marah atau ngambek. Group 5 yang dipersembahkan oleh mba Fina, mba Ika dan mba Fita mengedepankan tentang tips dan trik mengenlkan fitrah seksualitas sesuai tahapan anak. 
Berikut hasil diskusi kelompok 5 bersama para penyimak:

1. Let's protect our previous body mengindikasikan bahwa memang kita harus konsisten sejak tahap 0-7 thn, memperkenalkan serta menjaga dengan baik bagian tubuh yang berharga (aurat). Jika usia 7-14 tahun sudah mulai diberikan perkenalan tersebut maka usaha melindungi diri dengan cara tidak berdekatan dengan non mahram.

2. Kesungkanan tentang penyebutan bagian bagian intim bagi sebagian orang tua masih bingung memperkenalkannya kepada anak anak, dan menanyakan cara penyampaiannya; "Sejujurnya saya belum menyebut organ vital dengan nama sebenarnya "penis dan vagina".Saya masih bingung. Adakah teman2 yang sudah menerapkannya untuk anak usia di bawah 7 tahun?. Tanggapan pada pertanyaan tersebut adalah "Betul adanya dan memang pada umumnya keluarga masih menganggap tabu penyebutan organ seksual. Penyebutan Payudara dengan istilah susu/nenen, penis dengan burung, ataupun vagina dengan pepo/nona manis, dsb tergantung istilah di keluarga tersebut. Namun memang sebaiknya pelan-pelan kita coba ajarkan istilah yang seharusnya agar anak juga tidak bingung lihat burung terbang dengan burung di celana. Kemudian, konsistensi diperlukan dalam membersamai perkembangan anak. Pendapat lain yang juga baik untuk dicoba adalah  anak-anak suka membaca/membuka-buka buku, jadinya sering buku itu jadi alat bantu untuk menjelaskan. Misalnya buku atau majalah tentang perawatan bayi, menyusui.
3. Di sisi lain faktor budaya mempengaruhi penyebutan alat-alat kelamin. Seperti keluarga Batak akan menggunakan istilah nama keluarga besarnya untuk penyebutan penis.


 Satu fokus tetapi saya pikir ini sangat perlu dibekali untuk para orang tua muda, karena jika anak anak sudah mengetahui nama nama alat vital tersebut dari orang lain dan cenderung mempermainkannya sebagai sebuah goyonan akan sangat berbahaya dan tidak baik dalam sisi etika atau akhlak. Di sisi lain orang tua pun harus punya cara untuk memperkenalkannya dengan tekanan bahasa yang biasa dan tidak menjadikannya hal yang tabu dan harus ditutup-tutupi.

 Referensi:
 


#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunSayaIIP
#PentingkahMembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...