Selasa, 04 Oktober 2022

Writober #2 Kaji

 BEBAN ITU ADALAH AMANAH



"Mah, besok mamah di panggil wali kelas ku, ya". Aku yang baru bangun tidur sambik mengucek -ngucek mata sambil lihat jam di dinding kamar, pukul 23.00 WIB. "Ada masalah apa, Aa? Kok bisa ibu wali kelas manggil Aa? kamu bikin masalah ya?", selidikku  sambil melihat raut wajahnya yang memandang ke arah lain. Aku beranjak ke kamarnya dan duduk di tepian tempat tidur. "Ayo, cerita, apa yang sudah kamu lakukan sampai pihak sekolah minta mamah menghadap ibu wali kelas besok!". Aku mencoba tenang, tidak meledak-ledak dan menghindari suara tinggi ataupun kasar. Sambil menyandarkan kepala ku didinding, karena mulai terasa pusing, dia mulai bercerita. Cerita anak baru gede ini ternyata membuat aku geleng-geleng kepala karena ada beberapa bagian yang janggal dan seperti direka-reka. Aku pun dengan santai bertanya dan menyelidik model jawabannya yang terkesan membela diri. Singkatnya, aku hanya menghela nafas panjang, berpikir waras bila yang terjadi dengan dia adalah bagian dari proses menjadi remaja. Anak anak yang sudah mulai memvbesar secara fisik dan tidak mau diperlakukan seperti anak kecil, tetapi dia juga belum paham bagaimana agar masalahnya sekarang tidak terulang kembali di kemudian hari. "Mama yang akan menghadap ke wali kelas besok, ya", "Sekarang kamu tidur , jam sudah 23.30". permintaanku disimaknya dan segera dia bereskan buku buku untuk jadwal esok.

Malam itu aku tidak bisa tidur, mengawang pikiranku dan terbayang kenangan pada saat menjadi wali kelas di sebuah Sekolah Menengah Pertama. Aku juga dahulu aktif sebagai guru sekolah dan menjadi wali kelas. Permasalahan ABG juga terjadi silih berganti. Mulai dari berkata kasar, tidak patuh peraturan, berkelahi, sampai pada protes gaya ,mengajarku yang dianggap kekanak-kanakan. Beragam tingkah polah anak anak kelas 7 itu pun menjadi perbendaharaan pengalaman ku sebagai wali kelas. Hanya saja, ketidak patuhan mereka di kelas sudah menjadi ciri khas dan model jawaban sekenanya yang berimbas pada hukuman yang harus mereka terima. Di satu sisi mereka adalah lulusan Sekolah Dasar yang masih membutuhkan panduan dan pendampingan. Di sisi lain, mereka sering menolak jika harus melakukan apa yang dianggap mereka adalah tugas anak anak SD. Sebagai guru juga wali kelas, tuntutan kerja profesional menjadi bagian tugas yang harus dijalankan.  Diskusi dan kerjasama dengan tim guru pun menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan persoalan akademik dan non akademik anak-anak baru gede itu. Lamunanku akhirnya terhenti ketika aku menguap dan kembali ke alam mimpi.

Pagi hari sebelum anak anak berangkat sekolah, biasanya aku meyiapkan sarapan dan bekal makan sambil berpesan untuk semangat belajar. Aku berharap semua anak anak mendapat kebaikan setiap hari nya ketika mereka di sekolah, berinteraksi dengan guru dan teman sebaya serta dengan staff sekolah yang lain. Dalam kebimbangan, aku pun menghadap ibu wali kelas dan mendapatkan arahan tentang pelanggaran yang diperbuat oleh anakku. Aku berusaha memahami pihak seolah terhadap kasus anak ku tapi juga aku harus mencari cara untuk membuatnya tidak terbawa arus pergaulan atau bahkan terpengaruh bujuk rayu remaja dewasa untuk melakukan kegiatan yang meyimpang. Perjanjian dibuat dan ditanda tangani, semoga anak ku sadar bila memilih teman harus melihat kebaikan dan manfaatnya. Anak baru gede melihat semua kilau sekitar akan mudah terbuai serta teseret ke dunia hitam. Ya, Rahman, ya Rahiim lindungi lah anak anak kami dari kejahatan jin dan manusia. Berikanlah kepada kami kekuatan dan kesabaran mendampingi dan memandu anak anak kami sebagai amanah yang Engkau titipkan kepadaku. Aamiin ya robbal 'alamiin.

#writober2022
#kaji
#RBMJakarta
#IbuProfesional

1 komentar:

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...