Senin, 21 Oktober 2024

Writober #1 Kalis

 Anak-Anakku Rezekiku



 “Family means nobody gets left behind or forgotten.” — David Ogden Stiers

Setiap langkah manusia adalah takdir yang telah tertulis dan akan terjadi sesuai ketentuan Maha Kuasa. Tidak ada makhluk yang akan mengalami perjalanan hidup yang lurus seperti melaju di jalan bebas hambatan. Semua nya pasti melalui prosesnya masing masing. Ada yang diberi kemudahan ada yang diberi tantangan dan ada pula yang diberi ujian. Apa yang kita terima tetap harus kita jalankan di kehidupan kita masing masing.

Pagi ini aku merasa sendiri, merenungi hidup berumah tangga yang sudah ku jalani sepanjang 20 tahun lebih 6 bulan. Aku merasakan beban berat jilid kedua setelah kami melampaui 10 tahun pernikahan. Asam manis yang kurasakan  saat ini semakin bertambah rasanya ketika anak anak menginjak remaja dan dewasa. Tidak terasa mereka menjadi bunga bunga hidup ku yang berkembang dan bertumbuh. Sesak masih kurasakan ketika aku merasa tidak sanggup menjadi ibu yang mampu mendidik putra putrinya. 

Jika mengingat pengalaman melahirkan mereka, ada kebanggan tersendiri bila aku bisa melahirkan spontan walau banyak drama yang melekatnya. Setiap kelahiran mereka yang penuh kesucian memberi kesempatan ku untuk mencurahkan kasih sayang dan menanam harapan besar bila mereka akan menjadi anak anak salih dan saliha yang sukses di dunia dan di akhirat. 

Semua keinginanku tidak bisa serta merta terwujud dengan mudahnya semudah membalik telapak tanganku. Sepanjang jalan hidup kami sekeluarga, batu kerikil, jalan mendaki dan hujan angin senantiasa menyapa. Aku berusaha tidak menyalahkan anak anak ku. Justru mereka adalah jalanku menuju pintu surga. Berat itu pasti, Beban dipundak pun bertambah seiring pertanggung jawaban yang harus dipikul dan aku harus siap menjawab semua pertanyaan malaikat di alam kubur. 

Tidaklah lahir anak anak manusia kecuali kedua orang tuanya lah yang mengemban tugas dan menjaga titipan ilahi. Mereka yang terlahir dalam keadaan suci, bersih dari dosa harus menjadi generasi terbaik di zamannya dan itu semua adalah tanggung jawab ku sebagai ibu.

Aku merasa banyak melakukan kekeliruan dan menukin kesalahan dalam mengasuh mereeka, tapi aku tetap konsisten membersamai mereka sampai mereka dewasa. Do'a ku yang kulangitkan adalah do'a kebahagiaan untuk anak anakku kelak di dunia dan menjadi cahaya hati orang tua kelak di akhirat. Aamiin 

#writober2024
#Kalis
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar #7 Prihatin

 PRIHATIN