YAKIN PASTI MENANG!
Dewi sedang terpaku dengan rentetan pekerjaan yang tidak pernah berkurang semenjak kantornya bekerja sama dengan beberapa klien klien yang bergerak di bidang jasa pendidikan. Dia juga sudah semakin terampil menyelesaikan projek modul pembelajaran yang berkaitan dengan komunikasi yang membuatnya terbiasa menyusun topik topik bahasan pembelajaran untuk para penggunannya. Menulis menjadi bagian tugas dan tanggung jawabnya di divisi disain dan pengembangan bahan ajar. Ini pun sejalan dengan keikutsertaannya di sebuah Rumah belajar menulis yang berada di area Ibu Profesional Jakarta.
"Bulan ini kan udah masuk bulan Oktober, biasaya akan ada tantangan menulis 10 hari", gumam dewi sambil mengutak atik mbah google dan mencari sumber bacaan untuk bahan menyusun materi berikutnya. "tring", bunyi pesan masuk ke whatsapp nya dan terlihat WAG Rumbel Menulis di sana. Penasaran apa yang akan dia dapatkan, Dewi mengklik tombol hijau itu dan sebuah pesan terpampang tentang Pengumuman Writober 2020 dengan syarat dan ketentuan berlaku. Secercah senyum tersungging di bibir nya dan dengan semangat empat lima, Dewi memastikan akan mengikuti even tersebut dan optimis pasti jadi pemenangnya. Dewi mulai membaca tema apa saja yang harus diangkat untuk Writober tahun dan dia sedikit tercekat dengan tema temanya yang sebagiannya terasa asing dibaca pun dengan maknanya. "Ah, tantangan ini untuk bisa menang. Bisalah nanti aku cek makna masing masing temanya atau aku tanya nanti di grup" Begitu semangatnya motivasi Dewi dengan lomba menulis tahun ini. Dia sudah membuat target akan jadi pemenang walaupun dia harus bersaing denga para anggota yang juga jago menulis. "Minimal aku bisa juara ketiga". Sambil menyunggingkan senyum dia pun berencana menulis satu demi satu cerita nya setelah usai bekerja.
Motivasi menulis Dewi memang sedang di atas angin. Sampai sampai tema yang tertera menjadi fokus apa saja cerita yang akan dia angkat. Satu yang pasti, dia akan mengangkat cerita tentang kesehariannya menjadi pengajar, karyawan di bagian akademik dan juga ibu rumah tangga. Tetapi karena masa pandemik covid dan berubahnya suasana kerja yang biasanya tatap muka jadi tatap maya, jadilah dia putudkan untuk menceritakan kesehariannya sebagai pegawai dan pengajar di setiap temanya.
Akhirnya tema tema pagebluk, adaptasi, nihil, pagi, badai, senandika, dewangga, wastra, titik, asa tuntas dan selesai sesuai jadwal tayang. Ditambah lagi rasa percaya tingginya yang terlalu menjulang membuatnya serasa menjadi pemenang. "Yakin nih aku bisa jadi pemenang, lumayan kan dapat hadiah dari panitianya. Gak sabar juga nunggu pengumuman pemenangnya".
Hari yang ditunggu pun datang, tanggal 9 Nopember pengumuman pemenang Writober 2020 pun ditayangkan dalam beberapa flyers dan seketika emosi Dewi meledak ketika tidak ada satupun di antara ketiga pemenang itu ada namanya. Sakit rasa hatinya ditambah kecewa mendalam ketika dia masuk menjadi salah satu kategore "FINISHER", "Kok bisa sih aku gak menang? padahal tulisanku kan orisinal, pengalaman pribadi juga lagi tren karena tentang suasana pandei". Sambil mengusap airmata yang jatuh di pipinya dia mulai buka blog nya dan menulis aliran rasa yang membuatnya mengambil hikmah dari apa yang dia miliki; boleh punya mimpi tetapi harus diimbangi derngan kemampuan teknis yang mumpuni. Bisa jadi tahun ini aku kalah tetapi bisa jadi tahun depan aku menang. "Aku harus mengakui bila apa yang kuraih tahun ini adalah prestasi yang tertunda." Setelah menumpahkan rasa sedihnya dia pun mengakhiri cerita nya dengan memotivasi diri bila apa yang dialaminya adalah batu loncatan untuk mau terus berlatih menulis tanpa lelah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar