Kamis, 27 Februari 2025

BELAJAR #3

 BELAJAR SAMBIL BERMAIN

https://zh.pngtree.com/freepng/mother-and-daughter-walking-together_8627632.html

Hari ini saya ajak anak bungsu belanja sayuran di warung sayur di luar komplek perumahan. Hanya saja, rencana saya akan membayar barang barang yang sudah dipesan daring. Jarak dari rumah ke Indoapril sekitar 500m dari kediaman kami. Yang harus saya pastikan sebelum timbul masalah ditinggal jalan adalah membuat kontrak dengan putri bungsu saya bila dia akan saya ajak jalan kaki pergi dan pulang. Awalnya dia menolak sekaligus mengeluh cape karena akan jauh dia menempuh perjalanannya. Ide yang kemudian muncul di kepala saya itu adalah jajan. "Kita beli makanan dulu dek, di warung samping MI ya, terus kita lanjut ke Indoapril. Mau kan dek?" bujukan saya berhasil dan dengan cepat dia mengiyakan tawaran yang menurutnya menguntungkan. 
Jadilah kami bersiap dengan tas jinjing serta dompet yang isinya uang untuk membayar tagihan serta berbelanja sayuran. Trik berikutnya yang saya terapkan agar dia tidak mengeluh atau merasa cape dengan menerapkan cara "Keep talking" atau mengajaknya bicara sepanjang perjalanan yang tujuannya adalah mengurangi rasa bosan, melupakan keluhan cape dan tentunya belajar mengamati lingkungan.
"Ayo dek, are we ready?" Saya ajak dia membaca do'a dan memilih jalan keluar dari pintu  depan atau belakang. Kami terbagi pintu. Dia memilih pintu depan dan saya pilih pintu belakang. 
Sepanjang perjalanan menuju Indoapril, saya terus membangun komunikasi dengan cara tanya jawab untuk mengalihkan perhatiannya dan di 200 meter pertama dia masih bersemangat dan merespon semua pertanyaan saya sampai kami hampir tiba di sebrang toserba itu dia mengeluh lelah dan mengajak kembali pulang. Padahal tinggal 100 meter kami akan menvcapai tujuan. Dengan telunjuk saya arahkan wajahnya lurus ke seberang jalan dan memastikannya bila kita akan segera sampai. "Itu dek, Indoaprilnya!" "Ayo nyebrang, pegang tangan mama nak!" Komandoku untuk segera bergerak menyelesaikan 1 putaran pertama. Ya saya menyebutnya satu putaran karena akan ada perjuangan lain yang harus saya selesaikan untuk melewati tantangan akhir. 
Setelah drama terlewati dan rengekan mereda, akhirnya kami sampai juga di rumah dengan aman dan damai. Anak saya bisa sedikit tenang setelah dia membeli beberapa jenis makanan kecil dan minuman susu yang langsung dibuka dan dikonsumsi tanpa menawarkan yang lain. Begitulah seni mengajak anak bepergian berjalan kaki. Kebiasaan mengendarai roda dua yang jaraknya dekat membuat kita menjadi enggan malah cenderung malas pergi atau malah terlihat manja karena merasa terbebani dengan berjalan. Padahal bila kita mau lihat sisi positif nya, jalan kaki santai itu tidak gratis, bagian dari olahraga dan bisa menggunakan waktu yang kita habiskan berkomunikasi dan berbincang bicang dengan topik keseharian yang dekat dengan anak. Tip dan trik juga penting dipraktekkan agar perjalanan fisik kita dengan anak makin bermakna kare ada nilai manfaat yang bisa dirasakan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #Negeri

 PULANG KE TANAH LAHIR #writober2025 #tantanganwritober #menulisbarengIPJakarta #PerempuanDanPemimpin #IbuProfesionalJakarta #IbuProfesional