YANG UTAMA ADALAH IKHLAS, NAK.
https://baznas.jogjakota.go.id/detail/index/26954 |
"Ma, tadi bu guru minta sumbangan!" Aira masuk ke rumah tanpa salam dan langsung melayangkan pertanyaan yang lugas.
"Wa'alaikum salaam, Jangan lupa ucapkan salam, anak pintar. Kamu kasih uangnya kah dek?", Ibu bertanya untuk mendapat reaksi putri bungsunya.
"Gak lah ma. Uang aku kan cuma buat jajan doang", Gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya. Seperti biasa ibu menyimak dan memberikan senyuman manis ketika menanggapi putrinya.
"Betul, dek. Kamu punya uang jajan. Bila sedikit aja, misalnya kamu kamu masukkan ke celengan infaq sebesar 2000, insya Allah itu akan jadi amal kebaikan".
"Memangnya Allah SWT mau menerima uang infaq aku yang cuma 2000 itu ma? "
"Insya Allah, dek. Sepanjang kamu ikhlas memberikannya dan tidak ingin dipuji teman teman yang lain, maka Allah akan menghargai amalanmu berlipat ganda. Apalagi bila niat kamu memberi karena ingin meraih ridhanya Allah". Ibu mengusap kepala Aira dan mengajaknya berganti pakaian sekolah dengan pakaian rumahan.
"Dek, makan siang dulu ya, setelah itu sholat Dzuhur dan istirahat. Nanti jam setengah empat kita ngaji di Masjid Al Amin" Aira mengangguk dan duduk di kursi meja makan.
"Do'a sebelum makan nya jangan lupa ya dek" Ibu membimbing Aira berdo'a dan menyendokkan nasi beserta lauknya di piiring depan Aira.
Waktu menunjukkan pukul 14.30 WIB.ketika ibu membangunkan Aira karena dia akan berangkat mengaji pukul 15.30 WIB.
"Dek, bangun yuk. Kita siap siap dulu sebelum ke Masjid."
"Aaaah" Aira menguap, "Aku masih ngantuk ma, mau tidur lagi". Ibu memegang pipi Aira dan mendekatkan bibirnya di telinganya. "Dek, kita sudah janji kan kalau sore adek mau berangkat mengaji dan setelah cukup tidurnya, sekarang waktunya bangun", suara ibu yang lembut tapi lugas membuat Aira memicingkan matanya dan merentangkan kedua tangannya dengan malas.
"Yuk, dek baca do'a setelah bangun tidur terus ke kamar mandi basuh muka dan berwudlu, biar seger wajahnya".
"Kenapa sih harus ngaji ma?", masih dengan wajah yang ditekuk, Aira memberi pertanyaan yang membuat ibunya geleng geleng kepala.
"Mengaji itu belajar juga, dek, juga bagian dari mencari ilmu yang pahalanya besar. Jika kita sudah punya ilmu dan berbagi kepada teman teman lain yang belum bisa kan bisa jadi infaq atau shodaqoh kamu, dek". Panjangnya penjelasan ibu membuat Aira bingung dan mengajukan pertanyaan yang lain. "Memangya boleh berinfaq dengan mengajari teman baca Iqro?" Senyum ibu kembali terlihat dan dengan mantap memberi anggukkan. "Insya Allah, dek, sepanjang kamu ikhlas berbagi dan sabar mengajari teman lain Iqro itu pun akan diberi penghargaan oleh Allah SWT, malah bisa berlipat ganda lho pahalanya". "Kok bisa, ma?" Aira masih berusaha mencerna kata kata sang ibu.
"JIka kita membagi ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan orang itu membagikannya kepada yang lain terus dia juga mengajarkannya lagi kepada yang lain, maka pahala yang kamu dapatkan bukan hanya dari satu orang saja tetapi semua orang yang sudah mengajarkan kepada yang lainnya pun akan sampai pahalanya ke kamu, nak."
"Aku mau banyak pahala ma, biar aku bisa masuk surga!" Aira bangun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi diiringi ibunya. "Insya Allah, setiap amal kebaikan yang kita berikan kepada yang lain akan berbuah hadiah berupa pahala jika kita ikhlas".
"Siap berangkat ke Masjid? "Aira mengangguk dan berjalan penuh semangat mendapatkan ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar