BELAJAR DARI YANG MUDAH
https://www.resepkekinian.com/tag/resep-masakan-rumahan-yang-enak-dan-murah/ |
Pekerjaan ibu rumah tangga yang paling melekat dengan istri adalah memasak. kelihatannya menggiurkan dan mudah dieksekusi, tapi kalau kita awam pengetahuan bumbu, bahan dan cara memasaknya ya butuh usaha untuk mempelajarinya.
Itulah yang dialami para ibu muda yang ingin menunjukkan dirinya sebagai ibu rumah tangga. Niat dan motivasi adalah modal awal untuk melangkah maju ke langkah langkah selanjutnya. Termasuk menyiapkan makanan untuk suami dan keluarga, tidak ada kata terlambat bila harus belajar dari level 0. Begitu juga yang saya alami di awal pernikahan.
Setelah memutuskan pindah ke sebuah kontrakan kecil di hari ketiga setelah pernikahan, saya membuat rencana kerja sebagai istri yang akan melaksanakan pekerjaan rumah tepatnya semua pekerjaan yang berhubungan dengan rumah, seperti mencuci baju, piring, menyapu, mengepel beberes barang barang, menatanya dan yang pasti memasak.
Pekerjaan yang terlihat sederhana dan saya memikirkan tentang menu yang sederhana pula. Satu menu sederhana yang saya masak adalah sayur bening. Namanya bening ya, sayur tidak ada yang sulit memprosesnya. Hanya menyiapkan dua ikat bayam, rajangan bawang merah yang di goreng, bawang putih yang digeprek dan dimasukkan ke dalam rebusan air yang sudah mendidih. Kemudian, tambah bumbu penyedap, garam dan gula pasir. Setelah beberapa saat mendidih tunggu sebentar dan matikan api. Lanjut tuankan sayur bayam ke dalam mangkok dan taburi bawang goreng.
Sederhana, mudah dan cepat adalah kata kunci yang saya gunakan untuk memasak, termasuk membuat sayur bayam. Senang hati dengan kepuasan tingkat tinggi karena berhasil pecah telor. Sayur bayam yang saya siapkan di meja makan sudah dilengkapi dengan menu gorengan yaitu tahu dan tempe goreng, kerupuk bawang dan nasi yang sudah matang di pengukus nasi elektrik. Satu tugas selesai saya selesaikan dengan baik sesuai versi saya dan waktunya mengajak suami makan.
Jam makan siang sudah kami lalui dan Alhamdulillah saya menikmatinya dan sepertinya suami saya pun melihatnya demikian. Tidak ada drama dan masalah yang hadir pada saat kami makan siang. Mendekati pukul 14.30 WIB, Ibu mertua datang dan suami menjamu beliau dengan menyuguhkan minuman ringan, saya pun ada di sana dan ikut bergabung. Tetiba suami membawa isi panci yang aku simpan di atas meja dan menunjukkannya pada ibu mertuaku, "Lihat ke sini mah, masa Rita masak sayur bayam airnya sedrum!" sambil tertawa dia mengaduk sayur bayam tersebut sambil memperlihatkan limpahan air yang memang banyak.
Perasaan malu dan merasa dipermalukan mendominasi hati, syukurnya sang ibu mertua dengan baik dan tetap positif menanggapi anak laki lakinya menilai masakan istri yang baru dinikahinya selama 4 hari. Aku hanya bisa diam dan menatap tajam mata suami karena suadah mengomentari hasil masakan saya yang sederhana itu. Mengapa tadi tidak memberi tanggapan pas kami makan siang bersama, atau paling tidak menginfokan mana saja yang terlihat berlebihan. Kalau harus disampaikan di depan ibu mertua ya habislah saya karena ketahuan dianggap tidak bisa memasak.
Maksud hati ingin belajar masak mulai dari yang mudah, sederhana dan cepat dieksekusi dengan tetap merujuk pada resep-resep yang saya lihat via kolom pencarian google, Niat hati ingin meningkatkan kemampuan diri dalam hal baru yaitu memasak tetapi tehadang dengan komentar yang mengusik hati untuk mundur dan angkat tangan. Tetapi, sebagai orang baru dalam pernikahan, anggaplah peristiwa tersebut sebagai uji nyali, apakah saya bisa maju, bertahan atau malah kapok dan menyerah.
Kata orang banyak jalan menuju Roma, banyak cara menuju sukses. Mungkin pepatah ini juga yang membuat saya bertahan dan mau belajar sedikit demi sedikit agar mutu dan variasi menu terus meningkat. Tidak ada yang salah kan ketika belajar dan menemui kesulitan, kritikan atau mungkin masukan yang gak enak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar