LIHATLAH KE BAWAH
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/lima-keutamaan-membantu-orang-lain-menurut-al-ghazali/ |
Dita mengecek jadwal mengajarnya pada kalender meja di kamarnya. Dia sudah melingkari tanggal tugas mengajar minggu depan. Melihat jadwal tersebut, Dita hanya menghela nafas panjang karena dia akan memilih cara lama yang jauh lebih hemat walau jarak tempuhnya memutar dan pastinya memakan waktu pula. Waktu yang dia luangkan pun harus lebih awal. Mengingat dia yang saat ini memiliki pekerjaan sebagai pekerja lepas dan jam kerja nya sedikit maka pendapatannya pun mengikuti. Mau tidak mau dia pun mencari strategi untuk tetap bertahan walau harus banyak berolah raga kaki.
Kejadian ini bukan untuk pertama kali. Dita harus lebih sabar menjalaninya selama lebih dari satu tahun. Keinginannya mendapatkan pekerjaan pasti yang tidak hanya sekedar bayaraan kerjanya tetapi ada tambahan lain seperti fasilitas kesehatan, transport, makan siang dan bonus lainnya. Di sisi lain, dia pun harus mengatur keuangannya untuk menyimpan pendapatannya untuk membayar sewa kamar, beli pulsa listrik, uang transport juga mengirim sedikit uang untuk ibunya di kampung.
Hal yang senantiasa dia biasakan adalah menjalankan ibadah puasa sunnah Senin dan kamis, puasa tengah bulan pun dia jalani untuk menghemat pengeluaran. Dita sendiri merasa bersalah jika niat dan motivasinya berpuasa sunnah adalah untuk tujuan ekonomi tetapi dia membulatkan tekadnya mulai bulan ini untuk mencari keridhaan Allah dan semoga Allah SWT memberi kemudahan hidup ke depannya. Puasa lainpun dia lakukan, seperti menahan diri untuk tidak terpancing teman teman kost nya atau rekan kerja yang senang mngajaknya hang out atau sekedar makan makan dan belanja. Dia yang sudah bisa mencari jawaban logis pun dipahami oleh mereka.
Suatu saat, Dita mendapat pesan singkat dari sahabatnya yang mengajaknya memberi donasi untuk membantu teman sekolah mereka yang mengalami kesulitan hidup. Dia mendapat cerita jika temannya sudah berkeluarga dan menikah muda serta memiliki dua anak. Suaminya yang kena PHK dari pabrik tempatnya mencari nafkahpun hanya bekerja serabutan. Kebutuhan hidupnya bertambah berat ketika temannya melahirkan anak kedua tanpa persiapan apapun, bahkan sekedar membeli perlengkapan baju bayinya pun tidak sanggup dia beli. Dita termenung mencoba mencerna info singkat yang dikirim sahabatnya. Dia merasakan beratnya beban hidup teman tersebut apalagi untuk memberi makan anak anak mereka. Ada perasaan lega dan mengucapkan syukur Alhamdulillah bila posisinya jauh lebih baik.
Dita yakin Allah SWT memberikan ujian atau cobaan sesuai keadaan hambanya. Dita lantas beristigfar dan mengusap wajahnya serta melantunkan kalimat dzikir agar hatinya lebih tenang. Dia menjawab ajakan sahabatnya dengan mengirim sejumlah uang ke rekening yang sudah ada dan mengrim lampirannya via pesan singkat. Semoga sedekah yang dia kirimkan sedikit memberi kemudahan untuk kelurganya. Semoga suaminya mendapat pekerjaan kembali dan mereka dapat menjalani hidup sederhana dengan damai.
Ikhlas dan mensyukuri hidup adalah pelajaran berharga yang Dita dapatkan hari itu. Dia bertekad untuk bekerja lebih giat, dan tidak mudah mengeluh. MAlah seharusnya, dia harus lebih bersemangat karena memiliki fisik yang sehat, masih muda, masih banyak kesempatan kerja yang bisa dilakoni dan tetap bersyukur dengan memnuhi amalan baik, ibadah wajib dan menjaga semuanya dengan dzikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar