Senin, 21 Desember 2020

#4 Sumber Inspirasi Menulis

 HARI IBU: SUDAHKAH KITA MENJADI IBU PROFESIONAL?


Ibu, sejatinya hari ini, 22 Desember di dedikasikan sebagai hari ibu. Sebagai ibu yang memiliki 4 orang anak, saya tergelitik dengan pertanyaan di atas. Apakah saya sudah menjadi ibu profesional untuk keluarga dan anak anak saya?. Apakah saya mengalami kemundurun setelah menjadi ibu lebih dari 16 tahun? Prestasi apa saja yang sudah saya dapatkan untuk menjadi ibu yang profesional di hadapan anak anak.

Ibu, itu lah saya. Ibu yang sudah jungkir balik mengalami tahap demi tahap kehidupan dalam keluarga sendiri. Mulai merasakan beratnya menjadi seorang ibu ketika saya mengandung anak pertama, merasakan sakitnya melahirkan dan suka duka mengurus anak, mendampingi, menemani belajar sampai mendo'akan mereka di setiap sholat saya. Tetapi semakin mereka besar semakin buruk saya merasa menjadi ibu. emosi dan kondisi lelah menjadikan saya mudah marah dan membentak anak manakala mereka berulah dan saya tidak bisa menahan diri. Kadang saya pun segera meminta maaf dan mencoba mencari cara bagaimana menghadapi anak anak dengan beragam masalah dan keunikan mereka. 

Semenjak saya bergabung di Ibu Profesional, banyak ilmu yang saya dapatkan dan satu yang selalu saya terapka adalah komunikasi produktif. walaupun jatuh bangun mempraktekkannya, tetapi acap kali manfaat nya memberi dampak positif bagi saya dan anak anak. Beratnya sebagai ibu karena Pikulan tanggung jawab itu akan saya bawa sampai ke hari pembalasan. Saat di mana amal perbuatan setiap orang akan dihitung dan di kelompokkan ke dalam amal baik atau amal buruk. pertanggung ajwaban itu semakin lama semakin berat dijalani saat anak anak bertambah besar, bertambah tingkah polah dan kemauannya juga tantangan lain dunia sekitar yang lebih kuat mempengaruhi sikap dan akhlak anak anak. Bagaimana menyikapinya?

Sebagai ibu yang juga pengajar, saya memiliki ilmu untuk dipraktekkan di rumah. Ilmu komunikasi yang juga harus terus di asah dan ilmu parenting lain yang dapat mengatasi kekurangan saya dalam membersamai kehidupan mereka sampapai mereka dewasa. Bekal ilmu bisa jadi kurang memadai jika kita tidak memberikan contoh tladan yang akan ditiru dan diaplikasikan sehingga menjadi budaya kebaikan hidup mereka kelak ketika dewasa dan berkeluarga juga bermasyarakat. 

Alangkah indahnya bila kita semu para ibu yang memiliki tekad untuk menjadi ibu profesional untuk mencetak generasi muda yang tangguh harus dimulai dari kita dengan cara belajar dan mengelola ilmu serta emosi ke tahap pendidikan anak anak. Jangan sampai terlambat menjaga mereka dan menarik mereka ke lingkungan yang baik. Ibu sebagai orang pertama menjadi tempat terbaik bagi anak anak untuk menimba ilmu dan meniru serta melakukannya tanpa kita sadari. 

Saya juga harus terus belajar untuk menahan diri dan emosi, menunjukkan sikap yang baik, memperlihatkan aksi aksi kebaikan di depan anak anak, membuka komunikasi produktif, menjadi teman mereka bukan lawan yang terus bertempur dan menjadi tempat curahan hati mereka ketika mereka bersedih hati. Mari kita kuatkan tekad kita kembali untuk menjadi yang lebih baik di depan kelurga kita, karena mereka akan menilai kita dari apa yang kita kerjakan sehari hari, Semoga hari ibu bukan menjadi ajang mencari pujian dari manapun. Semoga hari ini menjadi hari memulai menjalankan setiap kebaikan untuk keluarga dan masyarakat. Pujian dan sanjungan hanya akan menurunkan prestasi kita karena bisa jafi kita terlena dan berpuas diri dengan prestasi kita selama ini. Selamat hari ibu, Marilah kita tunjukkan kepada keluarga bahwa kita adalah ibu profesional yang membanggakan keluarga dan masyarakat.

"KEPADA SEMUA IBU DI MANA PUN MEREKA BERADA, MARI KITA TINGKATKAN LAYANAN KITA KEPADA KELUARGA"

#Ayomulaimenulis

#Kuatkanmenulis

#SatuharisatuTulisan

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...