Minggu, 20 Desember 2020

#3 Seimbangkan Otak kanan dan Otak Kiri

 LAPORAN PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK: BERPUAS DIRI ATAU IKUT MENGEVALUASI HASILNYA


Pandemi sudah berjalan lebih dari 9 bulan (Maret - Desember 2020) bisa jadi kondisinya bertambah lama karena satu dan lain sebab. Itu juga akan berdampak ke semua sisi kehidupan sehari hari, Sebagai ibu dari 4 orang anak yang tihga di antaranya bersekolah formal memahami betul kondisi anak anak yang labil, jenuh dengan pemberlakuakn PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan merasa kesal karena kegiatan bermainnya dipersempit hanya di area dalam rumah dan alasanalasan lain sehingga pengaruh belajar pun memberi perubahan ke arah yang kurang memuaskan.

Bukti tertulis saya dapatkan dari semua laporan perkembangan belajar dua anak laki laki saya yang isinya catatan catatan tidak baik seputar pemenuhan tugas tertulis, atau bentuk audio dan video. Kesulitan kami, orang tua yang bekerja pun bertambah berat karena pemantauan belajar anak sangat kendor dan sifatntya hanya mnggugurkan kewajiban. Penjelasan penjelasan masing masing guru yang tidak baguspun menambah panjang daftar pekerjaan rumah kami sebagai orang tua untuk memperbaiki pembiasaan belajar jarak jauh, pengawasan setiap tugas yang harus dikirim via daring serta pemahanan terhadap setiap mata pelajaran yang menurun.  

Saya tidak menyalahkan para guru yang sudah berjuang keras mengajar melalui tatap maya atau hanya mengirimkan tugas saja, karena lebih dari itu tugas administrasi mereka jauh lebih banya dan rumit dibandingkan jika hanya mengirim materi atau video pembelajaran. Kami sendiri seharusnya bekerja lebih keras lagi untuk memastikan setiap materi yang dikirim via Google classroom plaing tidak dibaca oleh anak, kemudian mereka mengerjakan soal soal yang diminta serta mengirimkannya kembali untuj dievaluasi guru. Saya sendiri sebagai pengajar paham betul bila penyiapan materi dan penjelasan via tatap maya akan banyak mendapat tantangan dari segi koneksi internet yang labil, keluar masuknya pembelajar ke media platform yang sudah di kita siapkan, sampai terputus putusnya suara pengajar membuat materi yang tersampaikan menjadi kurang jelas dan mereka tidak paham. 

Di sisi lain, saya memaklumi kondisi anak anak yang sudah jenuh dan tidak bisa kompromi dengan kondisi saat ini Tetapi, kami pun tidak memiliki pilihan lain  untuk memberikan variasi kegiatan sehari hari antara bermain untuk meyalurkan hobi mereka dan belajar untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Laporan perkembangan mereka saya terima dengan lapang dada, dan saya akui adanya bagian kami yang memacu kondisi belajar mereka yang tidak rajin. Semoga, ini tidak berlangsung lama. Kami pun sebagai orang tua bisa menilai kinerja kami sebagai guru di rumah yang masih jauh dari prestasi. Kami harus belajar bagaimana memberikan pemahaman kondisi saat ini kepada anak anak dan memotivasi mereka untuk mau belajar paling tidak 1 s.d. 2 jam setiap harinya. Kami merasa ini adalah tantangan berat karena di satu sisi kami berdua bekerja di ranah publik dan di sisi lain kami belum memiliki guru yang dapat menemani anak anak di rumah.

Semoga saja Pandemi ini segera berakhir, anak anak menemukan kembali keceriaannya belajar dan bermain sehingga kegiatan motorik kasar dan halusnya seimbang serta mengurangi emosi yang meledak ledak seketika karena ada bagian yang tidak terpenuhi. 

 

#Ayomulaimenulis

#Kuatkanmenulis

#SatuharisatuTulisan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...