Minggu, 18 April 2021

Sharing Pengalaman #2

 

Menyusun kerangka tulisan dan Mengembangkannya

 



 

Outline

Where There is a Will there is a Way

Ide Dasar :

Masalah bisa saja datang tanpa kita undang. Di saat kita harus menyelesaikan amanah tepat waktu dan kita merasa semuanya bisa selesai dengan mudah, di situlah masalah datang dan kita tidak pernah menduganya atau mengalaminya. Harus bagaimana mensikapinya, sementara kita harus mengejar waktu yang terus berjalan, di sisi lain tim menunggu kita untuk menyerahkan tugas yang akan segera dikirimkan di acara KULWAP. Rasanya bercampur aduk ketika harus mencari cara bagaiamana memecahkan masalah dalam waktu cepat. Ingin tanya teman,  di ruangan itu sedang tidak ada orang. Ingin menghubungi yang lain bingung, siapa yang bisa membantu. Maka yang terpikir saat itu adalah cari jalan keluar, tugas ini harus selesai. Alhamdulillah, akhirnya ketemu jalan keluar dan selesai amanah itu dan dengan perassan lega, serta sampai juga ke grup KULWAP.

Judul

Where there is a way there is a will

Jenis

Non Fiksi, pengalaman pribadi

Segmen Pembaca

Perempuan, pengajar usia 18-40 tahun

Subtema

Teknologi aplikasi

Tujuan

Memberi informasi kepada pembaca bagaimana beradaptasi cepat dengan masalah yang ada menemukan caranya dengan menggunakan kemudahan teknologi.

Latar Belakang masalah

Kejadian tidak terduga dan amanah yang harus dipenuhi tepat waktu

Hikmah/Manfaat

Kesigapan mencari jaan keluar dari masalah yang menghadang dengan bantuan teknologi

Sumber

Pengalaman pribadi

Kesimpulan

Where there is a will there is a way, di mana ada kemauan di situ ada jalan 

Nama Penulis/Nama Pena

Rita Fithra Dewi/Rita Fithradewi

 

 

 

Where There is a Will there is a Way

“Mbak, siap siap buat resume acara kita ya.” Begitu rangakaian pesan    tertulis yang masuk di grup panitia acara penerbitan sebuah buku antologi. Ini adalah kali kesekian, aku memberanikan diri menjadi bagian dari acara KULWAP dan memilih menjadi notulen. Tugas yang sudah biasa ku lakukan bila ada kegiatan diskusi baik tatap muka atau pun tatap maya. Aku pun siap dengan tugas ini karena memang terkesan lebih mudah menyusun sebuah resume, apalagi kegiatan melalui Whats application. Sebagai bagian dari kepanitiaan, aku tidak merasa memberikan banyak bantuan untuk suksesnya acara besok karena panitia yang terlibat di KULWAP ini sudah menyiapkan rincian acara sampai informasi apa saja yang harus disampaikan pada saat acara berlangsung. Kesigapan teman-teman untuk acara peluncuran buku antologi ini yang membuat aku nyaman, karena semua sesuai prosedur.

Kegiatan KULWAP pun aku ikuti dan setiap pertanyaan memberi makna lain dalam setiap jawaban narasumber. Hanya saja ada sesuatu terlintas di kepala ketika melihat jawaban jawaban narasumber dalam bentuk rekaman suara. Saat itu aku sangat menikmati setiap respon yang diberikan dan secara umum memahami isi yang disampaikan nya. “Ah, besok pagi aja digarap resumenya”, begitu opiniku tentang tugas yang meringkas acara tersebut karena acaranya pun baru selesai jam 21.30 WIB dan mata ku ini juga maunya diajak ke alam mimpi. Dengan percaya diri, aku semangati diri dengan kalimat semangat, “Besok pagi pasti bisa dikirim ke grup panitia”.

Keesokan harinya, seperti biasa aku siap dan bersemangat menggarap tugas resume. Dengan membaca basmalah pekerjaan dimulai pukul 08.00 dan aku yakin dalam satu jam sudah selesai. Langkah demi langkah aku lakukan dengan menyalin semua percakapan tertulis ke media word, sementara rekaman audio pun dipindahkan juga dengan tujuan mempermudah pekerjaan. Ketika aku mulai menyimak ulang setiap jawaban audio narasumber maka di situlah masalah mulai menyapa. Aku harus bolak balik mengulang rekaman dan mengetiknya di laptop, tetapi apa daya sepertinya memakan waktu lama dan jam dinding yang kulirik sudah pukul 09.00. “Sampai kapan pekerjaan ini selesai bila harus mengulang rekaman, kemudian menulisnya, kemudian menghapus yang salah, di cek kembali dan direvisi. Itu pun memakan waktu satu jam”. Kondisi diperburuk ketika hari itu listrik padam, tidak ada lampu menyala, tidak ada koneksi internet dan baterai sudah menunjukkan 60% saja. Entah sampai berapa lama padamnya listrik, waktu terus berjalan, dan aku harus cari cari untuk memotong proses lama yng tadi sudah kujalani. Ku bulatkan tekad untuk mencari info melalui mesin pencari tentang bagaimana merubah audio rekaman ke dalam tulisan. Alhamdulillah dapat channel youtube dan solusinya adal menggunakan Google document. Aku mulai dengan menonton panduannya beberapa kali sambil mempraktekkannya. Percobaan pertama sampai kelima gagal, karena suara tidak terdeteksi dan aku harus menonton kembali bagian mana yang terlewat.. Aku pun segera meminta bantuan teman grup untuk memilih menuliskan jawaban narasumber. aku periksa kembali satu persatu langkah mana yang terlewat dan membuahkan kegagalan. Kulirik jam di dinding, dan waktu sudah pukul 10.30. Rasa panik dan bingung bercampur jadi satu tetapi aku tidak boleh gagal atau mengecewakan teman panitia. Aku coba lagi dan kali ini adalah yang keenam. Alhamdulillah, puji syukur dan dengan mata berbinar serta mulut tersenyum lebar, rekaman audio itu  akhirnya dapat dirubah menjadi tulisan. Ternyata ada bagian yang belum ku buat disable sehingga gagal berkali-kali.  Perasaan campur aduk dan bahagia menjadi satu karena ketegangan sudah terasa semenjak pukul 09.00 pagi dan target harus dikirim sebelum Adzan Dzuhur. Dari 13 jawaban audio, aku pindahkan hasil tulisannya ke dalam word dan kemudian langkah cepat berikutnya adalah mengedit apa yang sudah ada. Listrik masih juga padam, Baterai laptop sudah mulai menyusut, keringat sudah membasahi tubuh dan wajah karena kegerahan juga ketegangan yang belum surut karena tugas belum rampung. Sambil membaca do’a nabi Musa, aku terus mengedit hasil resume dan pukul 12.15. Akupun menyelesaikan amanah panitia. Panitia menyambut bahagia karena tugas kami akhirnya bisa selesai.

Pengalaman adalah guru berharga, di situlah learning by doing bekerja dengan baik walau perasaan panik karena ada hal hal tidak pernah terlintas sedikitpun dibenak, malah menjadi bagian tantangan untuk mencari jalan keluar dan akhirnya listrik menyala setelah pukul 12.00 dan aku pun mendapat pelajaran berharga, di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan.


 

#jejakrasa
#antologiadaptasi
#adaptasidiri
#bukuantologi
#booklaunch
#launchingbuku
#belanjadikipmaaja
#dukungibuberkaryadanberdikari
#kipmajakarta
#kipmarketjakarta
#RBMIPJakarta
#Ibuprofesionaljakarta

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...