Rabu, 30 Oktober 2024

CHALLENGE @49

I'M  ALWAYS OK WITH A SMILE


Kata orang, "Life begins at forty". Apakah mungkin itu bermakna kita akan menemukan kesulitan tau hambatan hidup setelah kita memasuki usia 40 tahun atau mungking ada sebagian yang berasumsi bila usia 40 itu rawan dengan "puber kedua". Gumam Lyda yang mencoba mengartikan kata kata "Hidup dimulai di usia 40 tahun". Aku kan sekarang usianya sudah 49 tahun, dan pastinya bagiku semua tantangan hidup justru dimulai di usia 48 tahun pada saat aku membuat keputusan besar untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi ibu rumah tangga yang harus mendampingi 4 anak ABG. Walaupun yang tertua sedang belajar di negeri jiran tetapi rasa was was tetap menyertainya. Belum lagi 2 ABG laki-laki yang sudah sulit diatur bahkan untuk mengerjakan sholat yang pengerjaannya cuma 5 menit dan malah asyik dengan permainan daring. Tantangan berikutnya adalah ekonomi. Lyda yang memutuskan hanya akan menjadi pekerja lepas pun harus bersiap dengan pendapatan yang turun drastis, belum lagi sang kepala keluarga hanya memberi uang belanja 50 ribu yang artinya Lyda harus memutar otak untuk mengatur belanja serta pengeluaran yang lain. Sedih, itu pasti. Kecewa itu jelas. Karir yang sudah ditekuninya lebih dari 20 tahun dia relakan dilepas karena dia memilih keluarga serta anak anak yang harus didampingi dan dijaga. 

"Mengapa sesulit itu hidup yang aku jalani ini ya Allah", apakah aku berada di bawah saat ini sedangkan pada saat aku leluasa, aku begitu menikmati hidup, tidak kekurangan materi, Alhamdulillah kebutuhan rumah tangga aman tetapi sekarang....." Lyda mengeluh dan kemudian dia segera beristighfar karena merasa lelah dengan kondisi kehidupan keluarga nya di tahun ketiga di tempat baru. Tidak ada pengasuh yang membuatnya melepas pekerjaan purna wakt dan tidak ada ART yang bisa dibayar karena pendapatannya pun habis untuk makan keluarga. Bagaimana hari esok pun, Lyda masih tetap berpikir positif bila Allah SWT akan memberi keluarganya rezeki. Satu yang selalu dia usahakan dan afirmasi ke dirinya adalah kata kata: I'm OK with a smile. Seberat apapun perjalanan hidup yang akan dia lewati, baik sebagai istri, ibu serta anggota masyarakat, tetap kata profesional dia upayakan untuk terealisasi. 

Memutar otak, berupaya dan berdo'a mungkin bagian yang harus Lyda lakukan dengan lebih keras lagi agar dia tidak terlalu oleng dan tetap bisa menjaga kewarasannya. Apa yang dia baca di cerita cerita Novel online ternyata kejadian juga pada dirinya. Beratnya beban hidup dengan 4 anak yang harus dia jaga adalah pekerjaan rumahnya bersama suami sampai mereka dewasa dan setidaknya ketika mereka lulus sekolah menengah atas mereka bisa hidup mandiri. Tidak ada kata lelah yang boleh terlintas di pikiran Lyda, karena kata tersebut akan menjungkalnya jatuh dan membuatnya tersungkur dan membuat syetan mudah membuatnya berputus asa.                                 

"Jalanku masih panjang, ya robb. Berikan kami kemudahan jalanMU membimbing putra-putri kami menjadi anak anak salih dan saliha", Berikanlah kami tambahan rezeki sabar, istiqomah dan materi agar kami senantiasa mengusahakan yang terbaik untuk keluarga kami", Do'a yang Lyda panjatkan di akhir setiap sholat malamnya. Lyda pun memulai kembali hari barunya dengan afirmasi "Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan besok harus lebih baik daripada hari ini!







Selasa, 22 Oktober 2024

Writober #10 Candala

 APAKAH YANG DI BAWAH HARUS TERHINA



Roda kehidupan berputar. Semua orang akan mengalami pahit manis kehidupan yang mereka jalani. Seperti Naila yang sedang merenungi keadaanya yang dia rasakan semakin lama semakin berat. jangan melihat selalu ke atas dan jangan merasa rendah diri...

 Seberat apapun beban hidup kita, satu yang harus tetap diingat dan dijalankan yaitu Syukur. Bersyukur atas segala rezeki yang telah kita tterima baik secara finansial mauupun non-finansial. Memiliki badan yang sehat pun adalah rezeki yang harus disyukuri dengan memanfaatkannya sesuai kapasitas kita. Hindari mengeluh hanya karena kita tidak memiliki fasilitas yang memudahkan kita bergerak. Hindari menggerutu ketika kita harus berjalan kaki ke suatu tempatt ang berjarak 300 - 500m. Mari kita ganti dengan ungkapan hamdalah, karena kita memiliki kaki utuh yang sehat dan kuat berjalan walau akan memakan waktu lebih lama, tetap kata kuncinya adalah bersyukur. 

Selain itu, hadits nabi mengatakan' "Lihatlah ke bawah", artinya lihatlah kepada situasi atau kondisi yang lebih buruk dari yang kita pikir dan jalani. ada ribuan bahkan jutaan orang yang mengalami kesulitan ekonomi, bisa jadi kondisi ekonomi kita masih lebih baik dari mereka. 

mengendalikan hawa nafsu memang yang tersulit karena kita manusia ingin sesuatu yang lebih nyaman lebih baik dan lebih tinggi dari kondisi orang lain. Mengingat banyaknya kemudahan hidup dari sang Maha Pencipta, bisa menjadikan kita sadar diri bahwa kita hanya bisa bergantunng kepada-Nya. Tidak ada tempat selain meminta-Nya karena semua yang kita milikii pasti akan kembali kepada pemiliknya.

Dahsyatnya kata syukur atau berterima kasih akan menurunkan keinginan yang mendesak karena bisa jadi itu adalah bagian bisikan yang membawa keburukan. Tidak ada yang menginginka hidup sulit dan menderita yang ada adalah bagaimana menerma setiap rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita. Semoga  aku termasuk orang orang yang bersedia belajar dan meningkatkan kemampuan diri untuk terus bersyukur dan berusaha keras menjemput rezeki yang sudah Allah atur. 

#writober2024
#Candala
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #9 Kenes

IBU PROFESIONAL ITU ....



"Semakin cepat kuselesaikan mencuci baju pagi ini semakin bagus, karena akan ada lagi pekerjaan-pekerjaan lain yang menunggu". Itulah satu kalimat sarat makna yang akan aku ucapkan setiap hari. Rununtan daftar pekerjaan rumah mulai jam 03.30 sampai jam 21.30 WIB adalah agenda rutinitas yang idak boleh absen walau satu haripun kecuali Udzur. 

Semenjak memutuskan pindah rumah dan memilih Bekerja di rumah (Work from Home), maka tugas tugas ku pun bertumpuk karena semuanya dikerjakan di rumah. Mulai bangun tidur aku sudah harus segera ke dapur menyiapkan sarapan juga bekal makan untuk suami dan anak anak sekolah. Mencuci pirang sisa semalam, lanjut mencuci beras dan menyiangi bahan bahan makanan yang akan kuolah hari ini. Walaupu tidak banyak macamnya, tetapi bila tidak segra dieksekusi maka semuanya akan berantakan. Salah satu indikatornya adalah masakan yang seharusnya sudah masuk ke wadah makan jadi memakan waktu karena menunggu nasi, lauk pauknya hangat. Belum lagi pekerjaan lain seperti membereskan alas tidur, bantal selimut. lanjut menyiapkan baju seragam anak anak, ikat pinggang, dasi dan topi termasuk buku buku pelajaran dan sepatu plus kaos kakinya. 

lanjut ke kegiatan berikutnya, membangunkan anak anak untuk sholat subuh, meminta mereka mandi dan berpakaian juga sarapan. Jika kondisi nya baik baik saja maka semuanya berjalan lancar tidak ada drama bangun pagi atau demo urat syaraf karena enggannya mereka bangkit dari kamar. Semua berangkat keluar rumah dan berikutnya adalah mencuci pakaaian secara manual karena mesin cuci yang ada sedang mogok, jadilah memakan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencuci, membilas dan menjemur. Rehat sejenak, lanjut menyetrika baju sampai jam 8.30 wib. kemudian beberes kamar, cucian piring sisa sarapan dan menyapu juga mengepel. Rentetan pekerjaan itu harus segera selesai sebelum masuk kerja jam sembilan dengan duduk manis di depan PC sampai jam 17.00 wib. Ketika anak anak pulang maka akan ada break yang harus aku ambil untuk menyiapkan makan siang mereka. jam istirahat siang biasanya ku maksimalkan dengan memasak pesanan anak anak. 

Itulah aku dengan keseharianku selama kurang lebih satu tahun setengah. hari hari ku bertambah berat ketika mesin cuci rusak dan aku harus mengganti cara mencuci secara manual. Bila diurut mulai no1 sampai no akhir maka aku seperti seorang karyawan yang memiliki waktu kerja yang lumayan panjang karena setelah jam 17.00 wib., pekerjaan lain menunggu seperti mencuci piring, mamasak makan malam dan menemani anak belajar. 

Semua kegiatan harian seorang ibu pasti berbeda dengan kondisinya, di mana mereka harus siap siaga, bekerja dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab denga pekerjaannya. Seperti karyawwan profesional yang memiliki tupoksi, aku pun memiliki jadwal kerja rumah yang sudah pasti dan semuanya harus selesai tepat waktu. Bila dikomparasi dengan karyawan kantor yang harus profesional bekerja, maka kami pun melakukan hal yang sama hanya saja mungkin bayarannya adalah ridha serta ganjaran kebaikan serta mengharapkan rezeki yang halal dari sang Maha Pemilik kehidupan. Semoga semua ibu bangga seperti aku yang bangga jadi ibu rumah tangga juga bangga menjadi karyawan daring.


#writober2024
#Kenes
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #8 Mangkus

 SARIAWAN


"Rena, beliin mama pasta gigi PGH yang bikin mulut segar dan gak gampang sariawan ya". Emak sudah terbiasa dengan pasta gigi yang khusus merawat gigi agar terjaga kebersihannya dan terhindar dar bau mulut apalagi sariawan.  

"Bukannya cukup sikat gigi yang rajin aja mama, kita gak bakal sakit sariawan kan?" Tanya Rena yang penasaran mengapa emaknya memesan khusus dengan menyebut merknya. "Betul yang kamu bilang, Rena. Cuma emak udah cocok pake pasta gigo yang itu. Apalagi emakkan umurnya udah lebih dari 55 tahun, dan dulu sering sariawan. Nah sekarang udah ketemu yang cocok ya emak gak mau ganti merk lain" Rena hanya mangut-mangut mendengar penjelasan emaknya tentang pengalaman kesehatan mulutnya. "Emak, Rena punya ide bagus nih! Mau denger gak mak?" Rena dengan senyum lebar memberikan ide nya. "Ide apaan sih Ren. Jangan bikin heboh lagi ya kamu. Emak gak mau bantuin kamu bikin konten yang bikin emak diketawain orang sekampung!" Cemberut wajah Emak yang nampak curiga denga ide yang akan dilontarkan Rena. " Gak mak. ini gak akan memalukan Emak, Ide Rena murni mau ngajak orang orang rajin gosok gigi. Apalagi manfaatnya bisa bikin nafas segar, plus gak kena sariawan. "Gimana mak? Setuju kan sama ide keren Rena?. Emak yang jadi bintangnya, jangan lupa mak kalau yang ngelike kita buanyaaaaak, kita bisa dapet cuan plus pahala karena udah menebar kebaikan." Rena berapi api menggiring sang emak untuk sepakat dengan aksi berikutnya sebagai Vlogger  amatir. "Nanti emak pikirin dulu yak", Emak merespon sambil berlalu pergi ke dapur.

"Wow mak, lihat nih hasil demo Emak yang dahsyat!" Rena begitu senang sambil senyum senyum sendiri dengan angka Like yang dia lihat di story IG nya. "Apaan yang dahsyat, Ren? Ngomong tuh yang jelas, jangan bikin emak keder!" Emak yang bingung dengan ekspresi bahagia anaknya pun duduk di samping Rena dan ikut melihat video pendek yang ada terpampang di gawainya Rena. "Nih lihat mak, Emak udah berhasil ngajak orang sikat gigi dan pesan emak dapat lima ratus Like!, hebat kan mak! Rena tersenyum puas dengan hasil yang dia presiksikan sebelumnya. Emak pun senyum-senyum sendiri menyaksikan aksi nya yang penuh percaya diri serta mempromosikan salah satu produk pasta gigi yang menurut beliau manjur untuk semua kalangan. "Kalo kata emak sih Ren, kita harusnya promosi ke setiap rumah biar semua orang sehat mulutnya plus kita dapat uang karena sekalian jualan pasta gigi yang emak pake ini" khayal emak sambil menopangkan tannganya di dagu beliau. "Memang emak sanggup datangin door to door gitu biar kita dapat dobel untung?" Emak cape gak kalau harus keliling rumah orang seharian? Kan emak juga punya kerjaan?. Emak hanya tersenyum dan mengaggukkan kepala. "Kalau ada niat mah pasti aa jalannya, Ren, trus siap siap sukses! Kenapa gak promosi lewat HP emak aja sih mak? Emak gak perlu keluar rumah, panas pansan, ngetukin pintu tiap rumah trus omom omon yang diulang ulang. Rena mencoba mengalihkan cara emak yang kurang kekinian menurutnya. "Bakal berhasil gak tuh, Ren? Kalau begitu caranya?" Emak kan mau bagi bagi pengalaman yang bisa dapat pahala. Emak  menampakkan wajah seriusnya. "Insya Allah mak, manjur juga kok. Tapi kalo emak mau door to door juga gak apa apa sekalian silaturahmi". Semangat Rena sambil mengangkat du jempolnya pertanda sepakat.

#writober2024
#Mangkus
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #7 Nirmal

 AKU TIDAK BERSALAH!


“There may be times when we are powerless to prevent injustice, but there must never be a time when we fail to protest.” – Elie Wiesel



Sepanjang jalan pulang  ke rumah tua di ujung gang, Farraz remaja berjalan tergesa seperti ada sesuatu yang menyesakan dalam dadanya. Warga yang melihat kelakuannya pun acuh tak acuh bahkab cenderung mencibirnya dengan sebutan anak gak bener. Farraz mngetuk pintu rumah neneknya sambil mengucap salaam. "Assalamu'alaikum nek, Farraz pulang". Nadanya yang lesu membuat nenek Minah terlihat bingung dan menhampiri cucu semata wayangnya di ruang depan. "Kamu kenapa nak, kok pulang wajahnya mendung begitu? ada yang kamu pikirkan?" Raut cemas nenek Minah menjadi sendu ketika Farraz menatapnya dengan air muka yang tidak dapat diartikan. "Salahku apa nek? sampai sekarang aku udah ABG, semua orang di sekolahku menganggapku anak gak bener". Aku kan anak yatim, nek. Ayah meninggal sebelum aku lahir, Ibuku kerja jadi TKW di Saudi Arabia, Trus salahku di mana?"Kalimatnya yang dalam dan bergetar membuat wajah nek Minah bertambah cemas karena satu kekhawatirannya menjadi nyata dan kondisi cucunya yang kurang perhatian sang ibu bertambah berat karena dia yang selalu dihadapkan pada cemoohan orang tentang kondisinya. "Kamu gak salah, nak. Kamu punya orang tua, sayangnya ayahmu telah tiada. "Tapi, nek. Aku mendengar satu ungkapan yang menyakitkan dari orang tua murid kelas 8 kalau aku ini bukan cuma anak yatim. Aku juga anak haram!" Tangisnya seketika pecah karena perasaan malu yang dia sandang selain ungkapan "anak gak bener". "Apa yang mereka maksud anak gak bener itu adalah aku yang anak haram nek?" Nenek Minah terperangah dengan cerita cucunya yang disebut anak haram. "Innalillahi, gak Farraz. kamu bukan anak haram. Kamu lahir dari rahim ibumu dalam keadaan suci. Jangan dengarkan mereka bicara sembarangan tentang kamu, karena sebenarnya tidak ada istilah anak haram." Nenek Minah berusaha tenang dan mengalihkan perhatiannya pada farraz. "Sudah sekarang kamu istirahat dan ganti baju lanjut makan ya. Nenek mau antar titipan kue kue ini di warung mba Jum."

Farraz masih mengurung diri di kamarnya dan enggan menjawab panggilan neneknya. Dia merasa tidak berdaya dengan kondisinya saat ini. Dia merindukan sang ibu yang belum pulang ke rumahnya setelah merantau lebih dari dua tahun. Setiap kali sang ibu menghubunginya, Farraz akan senantiasa menanyakan tentang kebenaran dari fakta yang dia dapatkan dua satu bulan yang lalu. Dia hanya mendapat pesan singkat dari sang ibu yang menyampaikan bila Apa yang dikatakan orang lain adalah bohong. Sang bunda menguatkannya bila Farraz adalah putra yang paling disayanginya yang terlahir dari kasih sayang orang tua.

Farraz mengingat pesan ibu nya bila Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, tidak ada istilah anak gak bener atau anak haram. Semua anak terlahir dalam keadaan bersih. Farraz mencoba menguatkan dirinya untuk tetap tegar dengan guncingan masyarakat sekitar walaupun dia tetap was was dan masih penasaran kebenaran yang sesungguhnya. Dia yakin dia sudah beranjak dewasa dan wajib mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya, ayah ibu nya juga keluarganya. Semua masih abu abu baginya. "Suatu saat aku akan mendapat jawabannya", Farraz mencoba meyakinkan diri bila di masa depan apa yang dia cari akan dia dapatkan. Semoga apa yang dicibir orang tentangnya tidak terbukti.


#writober2024
#Nirmal
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional


Writober #6 Suryakanta

 FAKTOR "U"


“Aging is not lost youth but a new stage of opportunity and strength.” —Betty Friedan

"Punteun mam Rita, this is your belonging". Sapaan khas seorang guru muda menyapaku dengan ramah. "Oh, Thank you, Ms. Syifa". Senyum ku mengembang ketika Ms. Syifa pamit undur diri dari kubikel kerjaku. 

Melihat sosok Ms Syifa yang ceria dan ramai membuatku teringat masa masa awal kerjaku di sini, di lembaga Pendidikan yang membuat ku nyaman dan serasa di rumah sendiri. Tetapi jika melihat wajahnya, ah... aku jadi malu.Dia yang tampiil enerjik dan berparas segar serta garis wajah mudanya yang ceria jauh berbeda yang umurku berada di rentang "JELITA" .

Dipikir pikir umur sudah semakin bertambah, pengalaman kerja semakin menebal tetapi kekuatan fisik atau raga menurun satu demi satu. Senangnya bila bisa mengulang pengalaman tahun tahun produktif ya bisa mengajar sana sini, bisa menggarap dua sampai tiga projek sekaligus dan bisa tebar pesona di depan mahasiswa mahasiswi. 

Eit jangan lihat umurku yang akan menyentuh 49 tahun di tanggal 31 Oktober tahun ini ya, tetapi lihatlah semangatku yang pantang menyerah diberi tantangan oleh bos besar untuk menyelesaikan projek baru yang butuh cepat secepat argo Bromo. Contohnya, sudah tiga tahun terakhir aku pindah arena bermain. Sebelumnya aku bermain dipenyusunan materi "English for Specific Purposes" yang lebih terfokus ke "English for Occupational Purposes". Alhamdulillah pencapaiannya lumayan banyak juga modul modul pembelajaran untuk target bahasa Inggris Kesehatan. Saat pindah ke tempat berkarya yang lain, aku diminta untuk migrasi ke divisi pengembangan program Bilingual (Pelatihan Guru). Walaupun di awalnya awam dengan ruang lingkup materi pelatihan guru, tetapi karena berbekal keinginan untuk mengasah kemampuan diri menyusun modulnya pun akhirnya sedikit demi sedikat bisa terpenuhi sesuai target pelatihan atau kebutuhan klien. 

Bila dilihat secara usia, maka teman-teman mungkin dapat memastikan bila aku ini sudah lama berkecimpung di dunia bahasa Inggris, dan untuk menigkatkan keterampilan mengajar, aku juga bersedia mengambil peluang menjadi penguji bahasa Inggris untuk standar Cambridge dan juga mengajar persiapan IELTS. Kalau mau di "zoom in", faktor usia mungkin membatasi kemampuan intelektual seseorang tetapi bila di lihat secara "Zoom out" jangan melihat siapa yang melakukan tetapi karya apa yang sudah dihasilkan karena sejatinya menaikan daya ungkit tidak mesti menunggu usia matang. Pupuk yang disemai sedari dini akan berkembang menjadi kecambah dan mengeluarkan bunga yang akan dinikmati orang lain. Asahan ku tentang program bilingual ini pun meluas ke ranah relasi dan kolaborasi yang membutuhkan kecakapan "intra personal" dan menjadi pribadi yang profesional di mana pun aku berbagi ilmu dan memberi manfaat. 

Bukti untuk mewujudkan keinginan berbagi  kepada khalayak luas itulah terlaksana semenjak aku masuk dan terjun di kelas Bunda Saliha, lanjut ke program inovasi Ibu Pembaharu dan merealisasikannya dengan membawa projek Passion SDG 13 Pendidikan Bermutu yang berfokus pada penguatan bahasa Inggris untuk DUDI dalam bingkai "VEZTIFAL SHOW 21"

#writober2024
#Suryakanta
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Senin, 21 Oktober 2024

Writober #5 Narsistik

 YAKIN PASTI MENANG!


We are all stars, and we deserve to twinkle.” —Marilyn Monroe

Dewi sedang terpaku dengan rentetan pekerjaan yang tidak pernah berkurang semenjak kantornya bekerja sama dengan beberapa klien klien yang bergerak di bidang jasa pendidikan. Dia juga sudah semakin terampil menyelesaikan projek modul pembelajaran yang berkaitan dengan komunikasi yang membuatnya terbiasa menyusun topik topik bahasan pembelajaran untuk para penggunannya. Menulis menjadi bagian tugas dan tanggung jawabnya di divisi disain dan pengembangan bahan ajar. Ini pun sejalan dengan keikutsertaannya di sebuah Rumah belajar menulis yang berada di area Ibu Profesional Jakarta. 

"Bulan ini kan udah masuk bulan Oktober, biasaya akan ada tantangan menulis 10 hari", gumam dewi sambil mengutak atik mbah google dan mencari sumber bacaan untuk bahan menyusun materi berikutnya. "tring", bunyi pesan masuk ke whatsapp nya dan terlihat WAG Rumbel Menulis di sana. Penasaran apa yang akan dia dapatkan, Dewi mengklik tombol hijau itu dan sebuah pesan terpampang tentang Pengumuman Writober 2020  dengan syarat dan ketentuan berlaku. Secercah senyum tersungging di bibir nya dan dengan semangat empat lima, Dewi memastikan akan mengikuti even tersebut dan optimis pasti jadi pemenangnya. Dewi mulai membaca tema apa saja yang harus diangkat untuk Writober tahun dan dia sedikit tercekat dengan tema temanya yang sebagiannya terasa asing dibaca pun dengan  maknanya. "Ah, tantangan ini untuk bisa menang. Bisalah nanti aku cek makna masing masing temanya atau aku tanya nanti di grup" Begitu semangatnya motivasi Dewi dengan lomba menulis tahun ini. Dia sudah membuat target akan jadi pemenang walaupun dia harus bersaing denga para anggota yang juga jago menulis. "Minimal aku bisa juara ketiga". Sambil menyunggingkan senyum dia pun berencana menulis satu demi satu cerita nya setelah usai bekerja. 

Motivasi menulis Dewi memang sedang di atas angin. Sampai sampai tema yang tertera menjadi fokus apa saja cerita yang akan dia angkat. Satu yang pasti, dia akan mengangkat cerita tentang kesehariannya menjadi pengajar, karyawan di bagian akademik dan juga ibu rumah tangga. Tetapi karena masa pandemik covid dan berubahnya suasana kerja yang biasanya tatap muka jadi tatap maya, jadilah dia putudkan untuk menceritakan kesehariannya sebagai pegawai dan pengajar di setiap temanya.

Akhirnya tema tema pagebluk, adaptasi, nihil, pagi, badai, senandika, dewangga, wastra, titik, asa tuntas dan selesai sesuai jadwal tayang. Ditambah lagi rasa percaya tingginya yang terlalu menjulang membuatnya serasa menjadi pemenang. "Yakin nih aku bisa jadi pemenang, lumayan kan dapat hadiah dari panitianya. Gak sabar juga nunggu pengumuman pemenangnya".

Hari yang ditunggu pun datang, tanggal 9 Nopember pengumuman pemenang Writober 2020 pun ditayangkan dalam beberapa flyers dan seketika emosi Dewi meledak ketika tidak ada satupun di antara ketiga pemenang itu ada namanya. Sakit rasa hatinya ditambah kecewa mendalam ketika dia masuk menjadi salah satu kategore "FINISHER", "Kok bisa sih aku gak menang? padahal tulisanku kan orisinal, pengalaman pribadi juga lagi tren karena tentang suasana pandei". Sambil mengusap airmata yang jatuh di pipinya dia mulai buka blog nya dan menulis aliran rasa yang membuatnya mengambil hikmah dari apa yang dia miliki; boleh punya mimpi tetapi harus diimbangi derngan kemampuan teknis yang mumpuni. Bisa jadi tahun ini aku kalah tetapi bisa jadi tahun depan aku menang. "Aku harus mengakui bila apa yang kuraih tahun ini adalah prestasi yang tertunda." Setelah menumpahkan rasa sedihnya dia pun mengakhiri cerita nya dengan memotivasi diri bila apa yang dialaminya adalah batu loncatan untuk mau terus berlatih menulis tanpa lelah.


#writober2024
#Narsistik
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #4 Elegi

 MELANGKAH PERGI


Hope sees the invisible, feels the intangible, and achieves the impossible.

Helen Keller

"Mohon maaf pak, dengan berat hati dan bila diizinkan saya mengambil kerja secara daring saja", begitu pesan yang terkirim ke pimpinan Gea setelah dia menimbang-nimbang keputusannya untuk memilih keluarga dan anak anak yang masih duduk di bangku sekolah. 

Sudah setahun lebih enam bulan ini Gea menjadi Ibu Rumah tannga purna waktu yang juga sekaligus karyawan daring pada sebuah lembaga pendidikan. Itu juga yang membuatnya turun posisi atau bahasa kerennya jabatan manajer yang sudah lebih dari 10 tahun disandangnya. Kecewa dengan kondisi iini membuat Gea harus tegar dengan keputusan lainnya, seeperti turunnya penghasilan dan tunjangan dan tidak adanya uang transportasi dan uang makan. Walaupun berat, tapi akhirnya dia harus menerima keputusan pihak kantor dan menandatangani akta perjanjian baru. 

Seolah kekuatan memimpin pudar setelah namanya terhapus dari grup manajer, sakit rasanya menerima "perlakuan"  itu tapi Gea tetap harus mau menerima apa yang sudah menjadi takdirnya. Semua penghasilannya yang baru tidak mencukupi kebutuhan harian yang harus dia tutupi. Walau suami memberi nafkah belanja, tetapi Gea pun yang harus menutupi kekurangan selama 10 tahun pernikahannya. Dia yang tidak pernah memiliki tabungan karena pendapatannya selalu dia sisihkan untuk mengontrak rumah, memenuhi pangan dan kebutuhan sandang anak-anak, membeli obat, membayar pengasuh berbagi rezeki dan menutup dana tak terduga. Putar otak dan mencari peluang lain pun dia usahakan. Karena kemampuannya di bidang pengajaran bahasa asing maka dia bersyukur ada beberapa klien yang belajar via daring. 

Keinginan untuk merawat diri, paling tidak bisa memberi bedak atau liptint pun dari sebelum punya anak sampai punya tiga buntut tidak tercapai karena alokasi keuangan yang dia miliki harus direlakan untuk kebutuhan kebutuhan lain. Yang menyedihkan nya adalah pasangannya yang mengaggapnya boros dan berlebihan dalam menggunakan uang serta tidak bisa mengatur keuangan. Padahal dia sudah beeberapa kali mengatakan rugi bila harus membayar sewa kontrak bulanan dengan dalih dia harus menicil rumah yang dia beli via Bank.
Seperti pagi ini, Gea mendapati ceceran ihun goreng beserta plastiknya tyang terhambur di halaman depan. Gegas dia periksa mengapa da makanan "sisa di situ, sedetik kemudian hatinya linu karena dia hapal dengan plastik tempat bihun itu adalah bekal makan suaminya kemarin. "Apakah dia membuangnya karena bukan seleranya?" Kenapa gak bilang kalau gak suka?" Nyeri di hatinya membuat airmata nya lolos tanpa diberi komandu dan seketika itu pula dia teringat. "Kamu tuh boros, penghambur uang dan gak bisa diipercaya". Itulah rentetan kata kata menyakitkan yang terngiang di benak Gea ketika suasana hatinya kecewa ditambah hari ini adalah ahri kedua suaminya dimintai uang belanja tetapi dia menghindar dan pergi terburu buru ke kantor. 
"Alhamdulillah aku sudah menjalani lebih dari 10 tahun pernikahanku, hingga aku dapati ujian sekarang bertambah berat aplagi keadaan ekonomi yang semakin sulit". "Aku gak boleh lemah, walau aku gak bisa merawat diri dengan uang hasil kerjaku, paling tidak aku bisa memebantu memberi sedikit untuk orang tua dan memenuhi kebutuhan anak anak walaupun harus tambal sulam".

Indahnya bila sedari awal pasangan mau merelakan pendapatannya untuk menghidupi keluarga maka bahagianya akan terus bertambah, "Ah, cuma khayalan ternyata. Tugasku hanya mendo'akan semoga suamiku sehat, sukses dalam pekerjaannya, lancar memberi nafkah anak anaknya dan semoga anak anak terpenuhi kebutuhannya". Aamiin.

Biarlah cerita itu menjadi bagian kisah rapi yang tersembunyi di laci hati Gea. Tidak ada yang dia inginkan selain kesuksean suami dan anak anaknya kelak. Dia pun memantapkan dirinya untuk melangkah pergi ke tempat sujud dan melangitkan do'anya hanya kepada sang Maha Pengasih Allah SWT sebagai teman curhatnya dia beranggapan bila mengharap pada manusia biasanya akan terasa menyakitkan.

#writober2024
#Elegi
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #3 Buhul

 BE PROFESSIONAL!


“Find out what you like doing best, and get someone to pay you for doing it.” —Katharine Whitehorn


Akhirnya jadi juga bikin "project passion" dan pas lagi ikut pelatihan Canva pas lagi dapat materi bikin logo. Jadi deh logo nya "VEZTIFAL SHOW.". 

Semenjak bergabung di Ibu Profesional di tahun 2015, aku sudah menyelesaikan serangkaian kelas di Ibu Profesional; mulai dari kelas Bunda Sayang, Bunda cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Saliha. Alhamdulillah juga aku termasuk mahasiswa yang ikut batch 1 di setiap kelasnya. Maksud dan tujuan ku ikut semua kelas itu adalah perbaikan. Perbaikan kemampuan mengenal diri, kemampuan intelektual, sosial dan sikap profesional sesuai dengan gelar yang aku miliki sebagai seorang ibu. Walaupun aku akui kualitas diri sebagai istri dan ibu masih jauh dari kata bagus, tetapi perjuangan untuk tetap di lajurnya adalah proses panjang selama kurang lebih 20 tahun. 

satu keinginan ku di tahun 2020 adalah bagaimana menjadi pribadi yang dapat memberi manfaat pada sekitar sesuai kemampuan dan ilmu yang kumiliki. Sebelum tahun 2020, aku selalu berimajinasi memiliki kegiatan sosial yang dapat menjangkau ke tempat jauh tanpa harus datang langsung ke tempatku. Ya, waktu itu sekitar tahun 2015 sebatas khayalan yang sepertinya sulit direealisasikan. Pertanyaan besar bertumpuk dikepala bagaimana caranya membagi ilmu ke banyak tempat dengan satu cara. 

Ilmu yang kupunya dan pengalaman yang kumiliki semenjak kuliah adalah mengajar bahasa Inggris. Aku memulai mengajar di tingkat anak anak (TK), lanjut ke tingkat SD sampai sempat menjadi guru bahasa Inggris tingkat SMP selama 8 tahun juga pernah mengalami suasana kelas di tingkat SMA. Seiring berjalannya waktu. Kantor tempatku bekerja memberi kepercayaan kepadaku untuk mengajar di kelas dewasa (Universitas).

Ide memiliki keinginan berbagi ilmu datang dari bos besar yang memiliki keinginan untuk pesiun dini dan hidupnya berlanjut untuk berbagi tanpa meminta bayaran. Inilah yang kemudian yang menjadikanku bersemangat menimba ilmu di HIMA Ibu Profesional dan akhirnya lolos masuk ke program inivasi ibu pembaharu. 

Bahagia luar biasa karena imajinasi di tahun tahun 2015 terbukti bisa diwujudkn dengan mengibarkan bendera "VIRTUAL ENGLISH ZONE TO IMPROVE YOUR LANGUAGE" (VEZTIFAL) dan dibantu denga tim kecil berhasil membuka kelas karyawan untuk kebutuhan kerja (FEE-Pro). Semangat terus berkibar ketika adanya kerjasama seminar bahasa Inggris dengan kampus di provinsi SUMUT dan saat ini kelas yang ada adalah kerjasama dengan sesama program inovasi lain di Ibu Pembaharu juga memfasilitsi kebutuhan target nilai TOEFL serta IELTS untuk dunia kerja.

Semua rentetan peristiwa yang terwujud adalah konsistensi ku sebagai bagian dari Komunitas besar yang mengusung profesionalisme dalam berkarya. Ikatan yang kumiliki saling berkaitan dan menjadi simpul serta jalan untuk tim ku berbagi dalam bidang bahasa Inggris.

Masih banyak program yang ingin dijalankan, Program abahasa Inggris yang menargetkan DUDI (Dunia kerja, Usaha dan Industri), juga bahasa Inggris untuk Emak emak (Fun English for Emak emak) juga pembiasaan Bahasa Inggris di rumah dan di sekolah. 

Semoga jalan berbagi ku di bidang bahasa Inggris dpat berjalan panjang karena jangkauan yang ku terapkan via daring. Tantangan, hambatan memang tampak di depan makna, Kesolidan tim inti, pendampingan dari Violesters Ibu pembahara mengawal ceritaku untuk tabungan akhirat. Aamiin semoga Allah meridhoi.

#writober2024
#Buhul
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #2 Absurd

 KOK BISA? MANA MUNGKIN?


“Success usually comes to those who are too busy to be looking for it.”  –   Henry David Thoreau

Sedari remaja Reta sudah bercita cita untuk menikah di usia muda. Impiannya tidak pernah muluk-muluk, bisa hidup sederhana tetapi semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi. Seserhana itu yang dia pikirkan dan anehnya dia memiliki rasa jika lulus sekolah menengah atas, dia akan bertemu jodoh dan memulai hidup baru dalam kebahagiaan. 

Itulah impiannya, seorang gadis sederhana yang akan lulus SMA nya enam bulan ke depan. Reta tidak pernah berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas yang baginya adalah mustahil karena hidupnya yang sangat pas pasan ditambah dia seorang anak yatim yang tinggal bersama bude dari pihak ibunya, maka sekeras mungkin dia enyahkan. Bukan karena Reta tidak sanggup menerima pelajaran karena Reta termasuk lima besar berprestasi di angkatannya. Ini lebih karena biaya pendidikan yang semakin mencekik rakyat jelata. Walaupun dia mendapat tiket universitas jalur undangan pun, tetap saja nominal cuan yang besar harus tersedia untuk bisa mendaftar atau menyiapkan printilan kuliahnya. 

"Sabar, Reta... hidup tidak perlu seberat itu. Hadapi saja apa yang bisa tergambar dipikiran mu saat ini" Begitulah hibur nya ketika dia merasa lelah memikirkan kelanjutan hidupnya yang serba kekurangan. Belum lagi Bude nya berharap dia bisa membantu keuangan keluarga dengan bekerja sebagai karyawan atau buruh pabrik. Dia masih mengingat betul pesan terakhir sang bunda 7 tahun yang lalu, "Reta, jadilah anak saliha yang menurut bude ya karena hanya bude dan keluarganya yang kita punya. Jika bunda pergi, Reta harus rajin belajar dan membantu usaha bude biar beliau tidak terlalu berat menanggung hidup kamu". Seandainya Reta berasal dari keluarga kaya yang mudah melakukan apapun. Baginya impian tetaplah impian. Padahal impian sesungguhnya adalah menjadi sarjana yang sukses dalam karirrnya tetapi karena kehdupannya dan keluarga budenya bertambah berat maka yang dipikirkannya adalah bagaimana bisa bertahan menyambung hidup dari hari ke hari. 

Hari pun berlalu, dan saat ini Reta berada di podium megah sebuah Universitas Negeri ternama di Indonesia. Ya, Dia adalah Reta seorang gadis yatim yang pernah mengubur impiannya menjadi orang sukses. Dia tidak pernah menyangka bila kuasa Allah WT bekerja dan dia yang senantiasa bekerja keras, belajar sungguh sungguh dan dilapisi do'a di spertiga malamnya di kabulkan sang Maha pemurah dan Pemberi Rezeki. Reta mendapat beasiswa penuh dari sebuah perusahaan Makanan dan minuman seelama 4 tahun, dia juga mendapat fasilitas KIP yang mendukung hari harinya belajar. Dia pun tetap berbisnis karena pengalamannya membatu sang bude di pasar menjadi modal nya untuk tetap bisa melanjutkan hidup.

"Masya Allah! Aku tak pernah menyangka, bisa sejauh ini", Syukurnya penuh dengan senyum dan ucapan hamdalah berulang kali. Akhirnya seorang Reta Kejora bisa merasakan bangku kuliah, dipanggil mahasiswa, berkutat di laboratorium, bertemu banyak dosen berprestasi dan berkiprah di dunia organisasi kemahasiswaan. 

#writober2024
#Kalis
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Writober #1 Kalis

 Anak-Anakku Rezekiku



 “Family means nobody gets left behind or forgotten.” — David Ogden Stiers

Setiap langkah manusia adalah takdir yang telah tertulis dan akan terjadi sesuai ketentuan Maha Kuasa. Tidak ada makhluk yang akan mengalami perjalanan hidup yang lurus seperti melaju di jalan bebas hambatan. Semua nya pasti melalui prosesnya masing masing. Ada yang diberi kemudahan ada yang diberi tantangan dan ada pula yang diberi ujian. Apa yang kita terima tetap harus kita jalankan di kehidupan kita masing masing.

Pagi ini aku merasa sendiri, merenungi hidup berumah tangga yang sudah ku jalani sepanjang 20 tahun lebih 6 bulan. Aku merasakan beban berat jilid kedua setelah kami melampaui 10 tahun pernikahan. Asam manis yang kurasakan  saat ini semakin bertambah rasanya ketika anak anak menginjak remaja dan dewasa. Tidak terasa mereka menjadi bunga bunga hidup ku yang berkembang dan bertumbuh. Sesak masih kurasakan ketika aku merasa tidak sanggup menjadi ibu yang mampu mendidik putra putrinya. 

Jika mengingat pengalaman melahirkan mereka, ada kebanggan tersendiri bila aku bisa melahirkan spontan walau banyak drama yang melekatnya. Setiap kelahiran mereka yang penuh kesucian memberi kesempatan ku untuk mencurahkan kasih sayang dan menanam harapan besar bila mereka akan menjadi anak anak salih dan saliha yang sukses di dunia dan di akhirat. 

Semua keinginanku tidak bisa serta merta terwujud dengan mudahnya semudah membalik telapak tanganku. Sepanjang jalan hidup kami sekeluarga, batu kerikil, jalan mendaki dan hujan angin senantiasa menyapa. Aku berusaha tidak menyalahkan anak anak ku. Justru mereka adalah jalanku menuju pintu surga. Berat itu pasti, Beban dipundak pun bertambah seiring pertanggung jawaban yang harus dipikul dan aku harus siap menjawab semua pertanyaan malaikat di alam kubur. 

Tidaklah lahir anak anak manusia kecuali kedua orang tuanya lah yang mengemban tugas dan menjaga titipan ilahi. Mereka yang terlahir dalam keadaan suci, bersih dari dosa harus menjadi generasi terbaik di zamannya dan itu semua adalah tanggung jawab ku sebagai ibu.

Aku merasa banyak melakukan kekeliruan dan menukin kesalahan dalam mengasuh mereeka, tapi aku tetap konsisten membersamai mereka sampai mereka dewasa. Do'a ku yang kulangitkan adalah do'a kebahagiaan untuk anak anakku kelak di dunia dan menjadi cahaya hati orang tua kelak di akhirat. Aamiin 

#writober2024
#Kalis
#RBMIPJakarta
#IbuProfesional

Cerita pendek #4 Diary

 BUKU HARIAN https://bprsku.co.id/contoh-buku-harian-diary-dan-cara-membuatnya-dengan-benar/ Apakah kamu punya pengalaman yang sama dengan s...