"MARI BERBAGI"
Hari berganti, seperti yang Wulan lalui setiap hari, bekerja di ranah publik, menjadi ibu rumah tangga yang mengurus suami dan dua anaknya juga masih berkutat mengasah ilmunya di level universitas. Kalau ditanya kemana saja uangya mengalir maka jawabannya adalah bisa dilihat dari pengualarannya yang dialokasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, anak sekolah, memberi sang ibu serta keluarga kakaknya. Terbayangkan bagaimana kerasnya dia harus berbagi pendapatannya yang sebesar Rp 2.700.000-. Dia harus benar benar disiplin dan konsisten untuk menjalankannya. Tidak ada anggaran untuk memenuhi kebutuhan pribadinya apalagi hanya sekedar membeli bedak tabur yang harganya tidak lebih dari Rp 25.000-. Apa yang diinginkannya hanya tertulis dalam catatan perencanaan anggaran setiap bulan.
Dibalik beratnya hidup Wulan yang harus berinisiatip untuk membantu keuangan keluarga, dia juga harus menyisihkan uang untuk membayar uang kuliahnya di sebuah Universitas Terbuka. Wulan bertekad menyelesaikan belajarnya yang tinggal tiga semester itu dengan belajar bersungguh sungguh dan mengambil pekerjaan sampingan seperti meronce yang hasilnya akan dia tabung. Tidak pernah terbesit dalam benak Wulan untuk meminta bantuan biaya kuliah pada suaminya karena sang suami sudah mengultimatum jika dia tidak akan membantunya dengan alasan tidak sanggup membayar iuran kuliahnya setiap bulan.
Lelah, letih juga berat beban yang Wulan rasakan, dia tetap mensyukuri rezeki yang dia miliki. Allah maha baik, begitu pola pikirnya. Dia senantiasa merasa beruntung karena rezeki yang dia hasilkan dan dia bagikan mendapat imbalan lain yang tidak disangka-sangka dan di situlah dia merasa bila Tuhannya tidak tidur. "Apapun yang bisa kita bagikan sebagai sedekah, pasti akan kembali kepada kita", gumam Wulan setiap kali dia memulai pekerjaannya sebagai cleaning service dengan penuh semangat dan keyakinan untuk kebaikan dirinya serta keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar