Jumat, 14 November 2025

Ilmu Padi #1 Keep Smiling Keep Shining

ALAM PUN PAHAM

At MTsN 21_23102025

"Assalamu'alaikum class. I'm so sorry I get because I caught the rain and you know the rain was like cats and dogs". Salam pembuka kusampaikan di depan kelas menengah pertama  sambil mengucapkan kata maaf karena aku kehujanan dan memaksa menerobos hujan karena jam belajar untuk program ekstrakurikuler sudah mendekati angka 14:00 wib. Dalam keadaan baju, rok, kerudung dan kaos kaki basah aku pun memulai kelas dengan menyapa murid-murid yang hanya berjumlah delapan orang. Di tengah materi yang sedang kusampaikan, aku pun terpaksa meminta izin kepada mereka untuk melepas sepatu yang memang basah dan kedinginan karena kaos kaki dan celana panjang yang tertutup rok pun basah. Di saat bersamaan, terlintas di kepalaku sebuah pertanyaan, mengapa rasanya seperti merasakan beban berat di pundak dan tiba tiba beban itu jatuh dari pikulanku dan seharian kemarin aku memikirkan peristiwa yang terjadi di tempat lain, peristiwa yang pernah ku alami dan nikmati sebagai bagian dari pegawai yang memiliki posisi bagus. Mengapa aku memikirkannya karena secara tidak sengaja dua minggu sebelumnya seorang staf menanyakanku apakah aku diundang hadir di acara kemarin. Aku terkejut karena ternyata aku diundang untuk menikmati liburan bersama minggu depan sedangkan untuk acara kemarin aku hanya merespon, "Aku gak diundang pak, apalah aku sekarang?" ku jawab sekenaku sambil tersenyum lebar. Kupikir acara dua minggu ke depan itu adalah acara inti,.Ternyata itu adalah acara senang senang setelah berjibaku dengan evaluasi kerja dan rencana setahun kemarin. Aku berusaha tenang dan terlihat biasa saja di depan staf tersebut seolah-oleh aku tidak terganggu. Sesungguhnya, aku berpikir keras mencari alasan apa dan mengapa aku tidak diundang untuk kedua kalinya. "Stay positive, girl!" Hanya itu yang aku afirmasi di kepala ku dan kuanggap aku tidak mengetahui apapun tentang kejadian kemarin. Tetapi lagi-lagi aku tidak bisa menghindari bayangan bayangan masa lalu yang menari nari indah di kepalaku. 

Sedari pagi aku sudah membayangkan kejadian kemarin aku berada di ruangan besar bersama teman-teman seperjuangan untuk mendiskusikan rencana kerja setahun ke depan dan lagi-lagi aku selalu menjadi karyawan yang aktif merespon baik itu bertanya, menjawab atau menanggapi pendapat lain. Dengan kepercayaan tingkat tinggi, aku akan lancar menyampaikan apa yang terpikir, dan menyampaikannya dengan rasa nyaman. Yang membuat air liur bertambah adalah membayangkan aneka kudapan yang tersedia dengan minuman yang menaikan selera makan. Belum lagi sajian makan siang yang memanjakan mata, dan kenikmatannya sampai membuat perut kenyang. Canda tawa dan kekompakan tim terbayang nyata di depan mataku, serta semangat untuk meraih sukses kerja di tahun berikutnya menjadi motivasi aku untuk bersungguh-sungguh mencapai target. Tidak hanya kekuatan diri yang terlihat dari semua karyawan yang hadir tetapi High energi ending yang ditunjukkan semua yang hadir pun menjadi magnet besat ku untuk mengukuhkan diri sebagai karyawan terbaik. 

Ah, itu kan sudah berlalu sedang saat siang aku turun dari transportasi umum, perut meraung raung dan menuntut haknya, aku pun mampir ke sebuah gerobak pinggir jalan dan membeli satu  porsi gado gado seharga lima belas ribu. Sambil menunggu pesanan ku datang akupun mengeluarkan air botol kemasan yang sudah ku beli di dekat rumah seharga tiga ribu. Sambil menikmati makan siang sederhana aku tetap mensyukuri rezeki yang ku punya hari ini.sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan, orang atau pun rumah makan yang mengajak khalayak datang untuk makan siang. "Jangan membayangka mereka yang sedang makan di ruangan besar itu, fokus saja pada rezeki mu hari ini". "Itu suara bisikan hati yang terus berhembus di kepala. Setelah aku selesaikan makan dan membayar makan ku kulihat cuaca cepat sekali berubah menjadi gelap dan aku pun bergegas merapikan pakaianku dan pergi ke tempat klien yang membutuhkan waktu sepuluh menit berjalan kaki. Harapanku hanya satu, aku tidak kehujanan  atau paling tidak aku bisa berlindung di bawah payung yang ku buka saat ini. Alam spertinya paham suasana hatiku dan secepat itulah air hujan turun berlomba-lomba bersama angin kencang yang membuat payungku terbalik. aku pun bingung apakah aku berhenti berteduh atau terus menerjang hujan dan angin kencang ini agar tidak terlambat sampai tempat tujuan. Selama kurang lebi sepuluh menit aku berusaha berjalan cepat walaupun aku harus merelakan baju, rok celana panjang, kaos kaki dan sepatu basah dan harus rela melewati genangan air. "Kalau saja aku berada di ruangan itu saat ini pasti aku sedang menikmati penyampaian dari salah satu departemen sambil menikmati kudapan lain yang memanjakan mulut." Lagi-lagi aku membayangkan pemandangan di tempat lain sementara aku mencoba memperbaiki payung yang terbalik karena angin kencang  disertai hujan deras. "Come on, man! Back to your real life!!! Aku mencebik dan mengenyahkan bayangan itu. 

Alhasil, aku sampai di tmpat tujuan pukul 14:00 dan langsung menuju ke lantai 2 dengan membawa payung yang sulit ku rapikan karena ternya payungku rusak. ada satu bagian yang putus yang membuat payungku sulit dilipat. Apakah kejadian yang kualami hari ini adalah rezeki ku yang tidak boleh ditolak? Warna langit yang cepat berubah menjadi hitam dan air tumpah dari langit pun ditemani angin besar seolah menjadi drama nyata suasana hati yang tengah aku rasakan. Entahlah, tetapi sepanjang aku berbagi ilmu di kelas dalam keadaan basah kuyup adalah kejadian langka yang baru kualami. Bahkan ketika selesai tugas, keluar tempat klienpun sisa sisa basah masih setia menemani dan sepatu dan kaos kaki yang basah pun menjadi sahabat dalam perjalananku kembali ke rumah. Intinya, aku sudah menampilkan  kerja terbaik tidak peduli kondisi hati yang berantakan juga badan yang kebasahan tidak membuatku surut dalam memberikan layanan terbaik. Di depan peserta didik, aku tetap tersenyum tidak terpancing dengan mereka yang sedikit sulit diajak belajar bersama dan selesai tepat waktu. Kinerja tidak boleh kendor tetap profesional walau untuk kelas remaja. Biarlah bayangan-bayangan peristiwa kemarin menjadi kenangan manis dan indah sertaaku pernah berada di dalamnya menikmati setiap momennya. Tidak ada alasan untuk menurunkan mutu kapasitas. Justru yang harus dilakukan adalah terus asah kemampuan tampil di depan publik dengan terus melatih kemampuan public speaking seperti acara "TED TALKS" yang saat menjadi target prestasiku. Jangan patah semangat ya tidak ada yang lebih membahagiakan untukku selain mendapat apresiasi dari para peserta pelatihan karena merekalah ujung tombak target yang harus disentuh dan dipastikan keberhasilannya. Adab, Ilmu dan asahan pengalaman akan tetap menjadi roda dan pijakan untuk menjadi profesional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman #17 Reward

 PENGHUJUNG TAHUN Borobudur_Magelang 22112025 Berada dipenghujung tahun 2025 biasanya menjadi ajang refleksi diri terhadap kinerja perjalana...