Selasa, 30 September 2025

Writober 2025_Perempuan dan pemimpin #1 Sendiri

SEMUA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI 

"Tiada yang bisa merubah versi terbaikmu kecuali dirimulah yang memulainya"

30-September-2025_Versi baru 

Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Maksud hati ingin menggapai sukses tapi semua prosesnya berliku-liku, menanjak, menurun malahan harus jatuh dan bangun kembali. Itulah proses seseorang yang ingin berhasil dan mungkin mampu mengukuhkan diri sebagai pribadi tangguh bermutu tinggi dan pastinya memberi manfaat kepada sekitar. Di titik ini, dia akan melihat semua lelah karena kerja kerasnya berbayar dengan bentukan baru yang diinginkan sekaligus untaian do'a menjadi bingkai langkah yang terus bergerak tidak boleh berhenti karena bosan apalagi mundur karena kalah dengan jejeran serta tumpukan hambatan, masalah, kebuntuan ide, kesulitan bergerak yang harus dikemas dalam wadah "Growth Mindset" yang terus berkelanjutan dan konsisten menjalankannya.       

Bercermin pada rentang perjalanan waktu menempatkan saya pada satu porsi yang membentuk saya saat ini. Menjadi pribadi yang memiliki cara untuk memnuhi keinginan pasar, mengembangkan materi, mempertahankan mutu dan berusaha untuk mencari jalan lain agar semua target sampai dan sesuai dengan perencanaan. Di sana pula terangkai satu paket tips, trik juga strategi juga pencapaiannya. Semua sukses yang saya ingin gapai tentunya harus saya mulai sendiri. Motivasi dari lain pihak menjadi dukungan penuh untuk menambah energi dari dalam dan bersinergi untuk menuntaskannya satu persatu. Seperti mengasah pisau agar ketajamannya terawat dan pemanfaatannya tepat guna, maka kondisi yang saya hadapi pun mendapat perlakuan yang sama. Rasa berat dan beban moral yang besar berangsur ukurannya berkurang dan dapat diatasi perlahan dengan kekuatan  perencanaan dan strategi kerja. 

Tangga yang melingkar sampai ke lantai atas menjadi pijakan saya untuk berproses. Pertama kali mendapat tantangan amanah baik di ranah publik atau di kelas Bunda Saliha adalah sama. Sam-sama mencari dan menentukan arah mana yang akan dituju, seperti apa proses yang akan dikerjakan, strategi mana yang akan diaplikasikan dan cara kerja apa yang akan dilaksanakan. Semuanya harus diselesaikan dalam diri sendiri termasuk karakter baik mana saja yangakan dilatih agar langkah sukses tetap terpantau dan sasaran pemyelesaian akan jelas terlihat serta hasilnya dapat dinilai sebagai sebuah prestasi kerja karena  ketuntasannya bisa selesai sesuai jadwal perencanaan di awal. Setelah yakin pada kemampuan diri sendiri dan memahami potensi mana saja yang dapat dijadikan kekuatan serta kelemahan mana saja yang bisa disiasati dengan cara berkolaborasi dengan pihak lain. Semua berproses dan proses itu memakan waktu, pikiran, hati, aksi, monitoring, dan evaluasi.

Di antara rangkaian proses itu selalu saja ada hambatan yang menyertai, dan tetap saja semua kendali tugas kembali kepada diri sendiri. Motivasi yang sudah di pupuk dari awal senantiasa ditaburi vitamin semangat dan motivasi untuk sukses serta lantunan do'a yang akan meneguhkan rasa dan langkah meraih tujuan. Semua pekerjaan baik berawal dari dalam diri sendiri, semua langkah yang benar berawal dari keyakinan diri bila kita mampu melampauinya dan sukses itu adalah titik akhir dari satu rangkaian panjang yang  berproses dan dimulai dari perencanaan.

#writober2025
#PerempuanDanPemimpin
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional

Belajar #21 New Chapter

 MELANGKAH, LANJUTKAN JEJAK BAIK

30-09-2025_New chapter

"TERUSKAN LANGKAH BAIKMU"

Sepanjang langkah kaki ini menelusuri dunia kerja, sebanyak jejak yang telah terlampaui maka semakin banyak peristiwa yang dapat kujadikan kenangan dan pemicu untuk mampu di arena bermain baru 

Sabtu, 27 September 2025

Pengalaman #16 Whiteboard is Magic

 PAPAN TULIS SENANTIASA DI DEPAN

Teacher Training_SDIT Al-Iman 

"Teknologi Pengajaran yang berkembang pesat dalam lima belas tahun terakhir memberikan banyak warna dalam kegiatan belajar mengajar tetapi posisi papan tulis sebagai fasilitas dan alat bantu mengajar mampu menggantikan teknologi"

Di  antara persiapan mengajar yang harus disiapkan para pendidik selain perencanaan yang baik, target yang harus diraih dan pengaturan kelas yang dinamis adalah tersedianya papan tulis. Papan tulis - alat bantu - salah satu sarana penting sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai fasilitas belajar untuk membantu peserta didik memahami penjelasan pengajar. Berdasarkan pengalaman membersamai kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka beberapa keuntungan penting yang bisa kita manfaatkan dari penggunaan papan tulis. 

Bila sudut pandang saya terkesan berlebihan tentang manfaat papan tulis, maka 

Belajar #20 Improved

CARA BARU YANG MENYENANGKAN

"Fun new thing is a part of exploring another experience to follow and becoming improved"  

Touchscreen interactive Whiteboard at KIS_26092025

Mendapat kesempatan mencoba hal baru adalah pengalaman terbaik untuk menelusuri sisi lain petualangan baru di bidang pengajaran. Petualangan baru itu bernama teknologi pengajaran. Guru yang mampu menggunakan fasilitas tersebut akan menemukan pengalaman-pengalaman baru yang berbeda dari kebiasaan berkegiatan dalam kelas bersama para peserta didik. Teknologi pengajaran yang luar biasa berkembang dalam kurun waktu legih dari lima belas tahunpun memberikan banyak kesempatan pada semua guru, pendidik, pengajar, instruktur untuk memanfaatkannya sebagai pemicu baik dalam proses berbagi ilmu, menjelaskan, memberi contoh, melatih dan mengevaluasi. Walaupun teknologi dapat mendukung

Saya adalah salah satu pengajar yang terus berusaha memperbaiki mutu pengajaran. Tidak hanya dalam perencanaan, kegiatan apa yang dapat menarik perhatian peserta didik tetapi juga arus mampu membuat semua peserta berpartisipasi dalam proses pembelajarannya. Tidak pula melupakan kegiatan pemanasan sebelum masuk ke dalam pembahasan materi. Selanjutnya, adalah keterampilan menyampaikan dan menjelaskan topik bahasan agar pesan yang dikirim dapat diterima baik oleh para peserta didik dan diakhir materi mereka mampu menyelesaikan tugas sesuai targetnya. Yang paling penting bagi guru, termasuk saya adalah bagaimana penjelasan diterima oleh semua peserta dan cara yang digunakan membantu  kelas menerima, mengerti dan umpan baliknya mereka mampu menyelesaikan tugas.

Sedari awal meniti karir di dunia pengajaran, saya selalu menggunakan media ajar seperti papan tulis yang senantiasa digunakan terutama pada saat memberi informasi atau menjelaskan bahkan menuliskan ide bahasan dalam sesi  berbagi ide. Istilah "Whiteboard is Magic" menjadi matra yang membatu saya menyampaikan pembelajaran. Seiring berjalannya waktu, keterampilan mengajarpun dituntut untuk naik kelas, apalagi saat kondisi hidup memaksa semuanya berubah 360 derajat. Saya pun berada di titik yang sama, apakah menyerah dengan keterampilan mengajar yang ada atau berjuang menaikkan daya ungkit dan berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan media ajar yang juga beragam. Berbekal memiliki ilmu penggunaan  Google form, saya pun terus meningkatkan kapasitas diri dengan cara mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Canva, mengikuti semua kelasnya sampai level 5, langsung mengaplikasikannya di kelas. Selain Canva, saya pun ikut pelatihan-pelatihan lain berbasis teknologi untuk pengajaran seperi Quiziz presentation, Padlet, Mntimeter, Jamboard, Google Classroom, Class point, Wordwall, Google apps dan aplikasi lain seperti Zoom meet, Gmeet, Microsoft team, yang dipelajari melalui tutorial Youtube. 

Kebisaan memanfaatkan teknologi ke dalam presentasi kelas membuat saya lebih percaya diri, karena persiapan untuk mengajar menjadikan semangat diri untuk membuat yang lain dari kelas yang lainnya. Merancang Flyers, membuat slide presentation via Canva, membuat alat bantu ajar lain seperti flashcard, membuat bulletin sampai merancang laporan kerja menggunakan Canva. Semuanya berjalan baik, lancar dan performa pengajaran memberikan warna-warni keseruan di setiap pertemuannya. Naik kelas berarti naik keterampilan merencanakan, mengembangkan materi, pun menyajikannya berbasis teknologi. Perkembangkan teknologipun menunjukkan kemudahan lain untuk menjelaskan topik bahasan. Contohnya papan tulis yang dulunya berwarna hitam dengn kapur putihnya, menjadi papan tulis putih dan ditemani spidol warna warni. Berikutnya, ada bantuan komputer jinjing dan perangkat lunak yang bisa membuat tulisan dalam bentuk MS Word atau MS Pwer point  yang dapat disorot dalam bentuk besar dengan bantuan alat projektor.

Saat ini, saya pun bisa menggunakan papan tulis sentuh tanpa perlu penghapus manual. Bahkan sayapun dapat menulis kata atau kalimat, menggambar dengan menggunakan jari telunjuk dan juga dapat menyambungkan ke kanal Youtube untuk keperluan menyimak atau menonton tayangan sesuai bahasan. Posisi Papan tulis dan projektor saat ini tergantikan dengan layar sentuh yang berukuran besar dan guru bisa memperdar, atau memperkecil ukuran  layarnya. Alat maju dan canggih tersebut memang membantu saya menjelaskan topik bahasan dan adaptasi yang tidak terlalu lama [un memudahkan saya menikmati alat tersebut. Pengalaman tersebut adalah bagian dari belajar dan mengembangkan kemampuan teknik menyampaikan isi pesan dan juga menunjukkan improvisasi keterampilan mengajar walau sesekali mengalami hambatan kecil seperti lupa jika akan menghapus kata atau tulisan saya hanya tinggal memilih simbol penghapus menyentuhnya dan gerakan seperti sedang menghapuspun terlaksana, saya malah mencari penghapus manual dan ketika akan menghapus para guru mengingatkan jika cara saya bukan seperti itu. Kecanggungan diawal penggunaan teratasi seiring dengan cepatnya mengamati dan cepat menguasai penggunaannya membuat kelas seperti berjalan apa adanya hanya saja papn tulis manual tergantikan dengan papan tulis sentuh.

 

Rabu, 24 September 2025

Belajar #19 Berbagi pengalamam

 SALING MEMBUKA DIRI YANG MEMBUKA WAWASAN 

Teacher's training_24092025


Open minded is one of a good character to strengthen our motivation to be much better in developing our relationship.

Bertemu dan bertatap muka secara langsung adalah hal terbaik untuk membuka jalur kerjasama yang harmonis. Tidak berlepas dari peran dan tugas kami masing-masing dalam pekerjaan, saya mencari cara bagaimana membangun hubungan sehat yang tidak hanya memahami wewenangnya tetapi juga bagaimana membangun interaksi dinamis untuk mencapai tujuan baik bersama.
 
Banyak sisi yang bisa diraih untuk mengembangkan sebuah kerjasama tim dan yang terpenting satu sisi yang harus dibangun adalah keterbukaan untuk berjalan bersama, beriringan, saling mendukung dan juga akhirnya salaing menghargai kinerja satu sama lain dalam bingkai "team work".

Pengalaman uang pernah saya selesaikan adalah peer-mentoring di mana kedua belah pihak mampu bersinergi dan saling melengkapi tampilan kerja melalui forum diskusi, tanya jawab, bedah kasus serta berbagi pengalaman. Kelebihan peer-mentoring akan terasa bila kedua belah pihak bersedia bekerjasama, berkenan membuka komunikasi interaktif dan juga terbuka terhadap masukan serta evaluasi. Poin yang harus dihormati kedua belah pihak adalah saling menghormati posisi masing-masing, dan bekerja sesuai kesepakatan bersama untuk mencapai hasil terbaik. 

Saya pun berhasil membuka diri dan bersedia membagikan ilmu dan pengalaman sesuai kapasitas diri serta senantiasa proaktif membuka komunikasi awal bersama rekan kerja. Saya pun menempatkan diri sesuai batasan saya bukan karena saya memiliki jam terbang tinggi dalam bidang pengajaran dan hubungan klien tetapi karena kami datang sebagai tim yang harus memiliki visi dan misi yang kami emban di lingkungan klien. Manfaat pun akan terlihat dari hasil diskusi bersama yang dinamis.

Membuka diri bukan berarti menyerah dan hanya menerima sesuatu secara mentah, dan merasa satu pihak yang membutuhkan. Sebaliknya, membuka diri membuka kesempatan untuk saling berkomunikasi interaktif yang produktif, saling memberi ide, wawasan, mendiskusikan kasus, juga pengalaman masing-masing dan mencapai kata sepakat untuk saling memahami apa saja yang sudah dibincangkan. Rasanya memang berbeda karena saya tidak merasa pintar dan berada di garis depan tetapi berjalan bersama dan berdampingan membawa pesan yang sama yaitu service excellent for the client.



Selasa, 23 September 2025

Belajar #18 Writing for healing

 TUANGKAN RASA,  REDAKAN RESAH, RINGANKAN LANGKAH

https://www.creatingagreatday.com/writing-for-healing/

Kebiasaan menulis sudah kumulai semenjak remaja. Pada saat itu aku adalah gadis pemalu dan malu jika harus bercerita hal-hal yang mengusik emosi. Terlebih lagi aku akan merasa nyaman bila selesai meluangkan rasa gundah, gelisah, sedih bahkan kecewa ke dalam tulisan. Dibalik alasan aku memilih menulis karena ada kejadian yang memalukan di mana saat itu aku terkejut ketika cerita pribadiku tersebar di lingkungan sekolah dan teman-temanku mengetahui rahasiaku. Sejak saat itulah aku tidak percaya teman dan aku memilih menulis untuk menyimpan rasa yang tidak nyaman. Dari semua tulisanku yang unik adalah awalan pembuka yang dimulai dengan kata sapaan "Diary ..." Waktu itu istilah buku catatn harian dinamakan diary karena menurutku yang ditulis itu kisah harian yang diceritakan dalam buku tulis. Kebanyakan tulisan yang aku curahkan dalam buku adalah tentang suasana hati yang lebih didominasi dengan emosi. Semua curahan hati kutuangkan sambil menitikkan airmata karena isinya menyedihkan atau ambil tersenyum karena pesannya berisi cerita lucu atau berkesan di hati. Ciri khas ku yang lain adalah, aku selalu mencantumkan hari, tanggal dan waktu pada saat mencurahkan rasa dalam bentuk paragraph.  Di sisi lain, caraku menulispun sedikit berbeda karena cara ku merangkai kata aku buat dalam tulisan bersambung. Sampai beberapa waktu, aku pun merubah bentuk tulisan menjadi rangkaian huruf tegak lurus. Berlepas dari semua isi cerita yang aku tuliskan, hatiku merasa ringan setelah selesai menulis. Aku membacanya kembali dan kemudian menutupnya dan menyimpannya di tempat tersembunyi dalam lemari pakaian.

Waktu pun berlalu dan kebiasaan menulis ku terhenti ketika aku kuliah dan bekerja. Timbunan emosi yang kurasakan dari berbagai kejadian kuhabiskan dengan menangis dan dan menyendiri. Setelah menangis, hatiku pun sedikit lega dan akupun lupa sejenak tentang kisah-kisah suramku. Sampai akhirnya aku bergabung di komunitas ibu profesional mengikuti kelas kelas pembelajarannya dan mulai menggunakan aplikasi menulis untuk mengirimkan tugas-tugasku yang kumulai dari kelas Bunda Sayang sampai sekarang. 

Aku pun rajin menulis di platform blog karena ada kewajiban memenuhi syarat kelulusan kelas. Selain itu aku pun mulai bergabung di RBM IP Jakarta dan ikut aktif mengikuti tantangan menulis. Dari sinilah, semua cerita fiksi dan non-fiksi aku mulai. Untuk menambah kosa kata atau ungkapan bahasa aku pun rajin membaca novel online FIZZO untuk memeriahkan isi tulisanku. Walau belum bisa banyak kata yang ku tulis tetapi paling tidak ada perkembangan kata yang kupilih untuk melengkapi isi kisahku. 

Ada rasa berbeda setelah menulis. Menulis, mencurahkan rasa melalui kata dan ketika aku berada di titik terendah, aku pun memilih kegiatan ini untuk menurunkan ego dan menetralisir amarah atau rasa kecewa dari rangkaian perjalanan hidup yang aku jalani. Healing artinya menyembuhkan dan menulis menjadi cara lain untuk mengurangi rasa sakit tanpa mengkonsumsi obat. 

"Healing" yang aku dapatkan adalah rasa legowo menerima kenyataan hidup yang tidak ku inginkan dan meredam marah karena kecewa yang cepat naik ke permukaan. Ada beberapa kisah yang membuatku serasa menanggung beban berat di hati, pikiran dan perilaku dan di saat itulah aku memutuskan menulis yang kurasakan dengan tetap berusaha mempraktekkan ilmu "Growth Mindset"; bagaimana merespon masalah, memposisikannya sebagai tantangan dan meprosesnya sebagai sebuah perjalanan hidup yang harus merangkak lebih baik, lebih dewasa dan tetap profesional. 

Tidak ada maksud hati untuk menyudutkan pihak-pihak manapun karena sesuatu yang kuhadapi, dan di dalam setiap ceritaku yang kuungkapkan adalah bagaimana mengalirkannya menjadi sebuah alur yang saling terkait dan juga bagaimana mensiasati masalah -masalah yang aku hadapi dengan tetap melihatnya dari sudut pandang yang positif yang terkendali dan membuka celah kebaikan-kebaikan lain yang muncul setelah melewati aral-melintang masalahku. 





Sabtu, 20 September 2025

Belajar #17 Berkembang

JUST REVIEW! 

https://realkm.com/2020/02/28/lessons-learned-part-5-capture-using-after-action-reviews/

"Permisi pak, boleh saya bertanya untuk kegiatan pelatihan guru di klien A Sabtu minggu depan?" "Silakan bu, apa yang bisa saya bantu?", Seperti biasa pak Direktur akademik dengan ramahnya mennjawab pertanyaan saya. Saya mendatangi meja beliau dan beliau mempersilakan saya duduk di hadapannya. "Saya mau mengkonfirmasi untuk topik berikutnya, pak. apakah bapak ada saran untuk kegiatan minggu depan? atau kalau boleh, saya diinfokan materi apa yang sebaiknya saya presentasikan." Pak direktur menyimak penuturanku yang saat itu bingung karena aku tidak punya materi atau handouts untuk topik bahasan berikutnya. "Oh, itu mudah bu. Karena  sudah tiga kali pertemuan maka topiknya Review saja". Sambil tersenyum, beliau memberi jawaban pasti yang sesungguhnya bikin aku tambah berat, karena materi yang kemarin pun topiknya "Review" juga. "Review lagi, pak? "Punteun, minggu lalu juga review pak, materinya tentang opening stage. Apakah besok diberikan yang sama?" Rasa ragupun muncul dan dengan kegelisahan yang naik levelnya,aku pun berusaha tenang dan mencoba menyelami istilah favorit sang direktur yang sepertinya menjadi mantra manjur sekaligus solusi pamungkas untuk materi pelatihan berikutnya. "Jangan dibuat rumit, bu", beliau meyakinkan. "Review"  untuk materi minggu depan bisa membahas "Closing stage". Aku hanya mendesah dan menghela nafas panjang karena panduan beliau tersebut mengarahkanku untuk mencari dan mengarungi kata review dan closing stage ke dalam sebuah bahasan yang dikemas dalam balutan presentasi slide. "Baik pak. Saya coba susun materinya ya, semoga para guru tidak bosan dengan topik yang diulang kembali". Beliau mengangguk dan akupun pamit dan kembali ke meja kerjaku. "What a day!" hanya itu yang kuucapkan untuk menekan rasa gelisah yang semakin membumbung. Kerjaku berikutnya adalah bagaimana membuat kata review menjadi sebuah topik yang menarik dan peserta pelatihan tidak merasa bila mereka sebenarnya sedang mengulang bahasan yang sama.  

Beberapa tahun kemudian, istilah "Review" yang senantiasa didengungkan pak direktur akademik saat itu menjadi inspirasi baru bagiku dan mulai memahami makna kata tersebut. Titik baliknya adalah ketika pandemik Covid-19 memaksa semu pihak melaksanakan PSBB ketat dan semua bentuk tatap muka dipindahkan total menjadi tatap maya. Yang terdampak saat itu, pertengahan Maret 2020 adalah ketika semua kelas dan pelatihan menjadi berubah formatnya ke dalam daring. Salah satu program yang sudah berjalan tetapi belum tersedia panduan modulnya pun ikut menjadi sorotan utamaku. Bagaimana merespon kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja lalu bagaimana menyiasati pelatihan agar materi tersampaikan dengan baik dan penerima manfaat tetap terhubung setelah pelatihan usai. Kala itu yang terlintas di kepala adalah kata Review yang seolah menjelma seperti malaikat penolong. Ditambah lagi ungkapan yang menyatakan di mana ada kemauan di situ ada jalan. Maka petualangan menjabarka "REVIEW" pun dimulai.        

Diawali penelusuran rekam jejak laporan administrasi kelas, panduan materi, handouts, wawancara penanggung jawab program dan mencari catatan pribadi seputar materi yang telah diberikan menjadi modal dasar untuk membuat peta jalan sekaligus menyusun materi materi secara berjenjang dan berkelanjutan. Hingga sampai pada satu kesimpulan yang menjadi standar pijakan dan kata kuncinya adalah Tiga tahapan pengajaran. Dari titik poin inilah aku menyusun sepuluh topik bahasan dasar tahun pertama bersama sepuluh topik bahasa Inggris percakapan yang di tahun keduanya aku bisa menyusun dan menyelesaikan empat puluh topik bahasan untuk empat tahun pelatihan beserta topik bahasa Inggris percakapannya. Kesan pertama setelah terlihat hasilnya, "I feel amazed". Ternyata, yang dibilang "Review" oleh pak direktur akademik saat itu sepertinya bisa dijadikan modul utuh untuk setiap level dan menjadi "Milestone #1". Semakin ditelusuri semakin banyak yang dapat dijabarkan, semakin diulik semakin banyak peluang untuk dikembangkan dan lagi-lagi bisa dijadikan ladang "REVIEW" lain yang lebih menarik. 

Di tahun kelima, saya pun sudah berhasil menyelesaikan revisi materi untuk lima tahun kegiatan pelatihan guru beserta kelengkapannya; silabus, alat evaluasi, penilaian unjuk kerja (mengajar), hingga template penyusunan laporan. Walaupun saya menyadari sepenuhnya apa yang saya susun dan hasilkan masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus direvisi, diperbaharui dan bila sudah waktunya dibuat buku ajarnya. Satu paket kerja dan amanah sudah rampung di tahun kelima bersama rampungnya penyusunan materi EBC (English Bilingual Class) sebanyak 80 topik bahasan beserta silabus, alat evaluasinya serta model sertifikatnya. Setelah turun gunung, aku pun harus menyusun strategi baru yang paling tidak untuk memperkuat kemampuan dan keterampilan menyampaikan materi serta memperbarui dan mengembangkan cara menyampaikan materi yang bervariasi dalam bentuk panduan pelatihan untuk trainer. Semua yang sudah tercapai termasuk karya "Master piece" versi saya pribadi karena bisa mewujudkan mimpi membuat buku ajar, "English for Teachers" yang mungkin menjadi "Milestone" berikutnya agar semangat terus terjaga, motivasi terus diasah dan keterampilan meracik dan meramu  materi menjadi kekuatan lain yang mendongkrak "Daya ungkit" nilai sebuah program dan tentunya mampu naik kelas menjadi lebih baik, dapat terukur pencapaiannya dan berdampak jelas di kalangan penerima manfaat; stakeholders, pendidik, peserta didi, orang tua/wali murid dan masyarakat luas. Sederhana, Singkat dan jelas, "Mr Hanri Basel, Thank you for YOUR INSPIRATION"

Jumat, 19 September 2025

Belajar #16 Bersiap

 SADAR DIRI, SADAR POSISI, SADAR BATASAN (3SDPB)

KIS_19092025

Seperti manusia karet atau orang menyebutnya "plastic man" yang senantiasa mampu menyesuaikan diri dalam segala kondisi. Setelah berusaha meredam rasa yang terasa berat, kemudian menatanya menjadi susunan perasaan yang ditumpuk sesuai kadar normal yang dibingkai dalam pola pikir positif dan terus berkembang baik serta menjaganya agar tidak keluar dari hal-hal yang menurunkan kualitas dan kapasitas diri sendiri. Inilah saatnya keluar dari zona nyaman dan berani tampil menjadi diri sendiri tanpa membawa embel-embel titel atau nama jabatan yang akan memberatkan langkah atau malah membuka celah menjadi seorang yang arogan yang hanya ingin membanggakan diri karena nilai jualnya berada di tingkat atas. Maka langkah-langkah kaki ini menapak harus tenang, kuat, aman serta nyaman menelusuri jejak-jejak jalan sampai pada tujuan akhir seperti ilmu padi; semakin berisi semakin merunduk. Karena keinginan untuk memberi manfaat pada yang lain pun sudah bulat maka ilmu berikutnya yang harus menjadi pondasi, benteng dan pelindung kerja yang siap diselempangkan di pikiran, hati dan langkah yaitu 3SDPB.                                               

Setelah menepi dan merenung serta membuat perencanaan langkah langkah baru apa saja yang harus segera disusun, dilatih, fokus dan jelas arahannya sehingga hasilnya tidak mengecewakan malah bila mungkin menjadi strength atau keunggulan diri. Menurunkan strong why adalah pondasi awal yang yang harus terus diafirmasi dan dikuatkan agar menjadi pijakan kokoh untuk tetap berdiri dan berkarya secara profesional. Strong why ini pun akan menjadi titik balik aku sebagai pribadi yang profesional dalam bekerja di ranah publik. Berikutnya adalah bagaimana mengolah prestasi kerja (versi sendiri) dan fokus mengembangkanya adalah modal awal untuk melanjutkan serta mengukir karya-karya lain sambil terus mensiasati kelemahan diri dalam bidang pengetahuan, perilaku atau sikap dan hubungan antar sesama. Dari sanalah prises penguatan tentang bagaimana sadar diri menjadi prioritas awal untuk memastikan siapakah saya, apa saja kelebihan dan kekurangannya, kapan harus menjadi dirisendiri, di mana saya harus berdiri sendiri, mengapa saya harus menjadi diri sendiri dan bagaimana saya menyadari bila saya sanggup merespon hal-hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan keinigan hati. Sadar diri adalah saya yang memahami diri serndiri sebagai individu bebas, merdeka dan tentunya bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang saya hasilkan. 

Saya harus memiliki kekuatan untuk berani maju dan terus melangkah, melukis asa dan membuahkan amal jariah sesuai porsi saya saat ini. Sebelumnya saya selalu punya kesempatan untuk meramaikan wadah-wadah karya, mengawal, memantau, mengarahkan, mendampingi sampai mengevaluasi semua projek yang telah selesai, belum terlaksana dan meneruskan projek selanjutnya. Saat ini, semua kegiatan tersebut berubah 360 derajat karena apa yang sekarang diamanahi sangat berbeda dengan wewenang dan ranah kerja saya sebelumnya. Sadar posisi inilah yang membuat ide-ide tentang pengembangan program yang bermunculan pun mengendap dan tetap saya simpan dalam laci-laci otak kecil. Menyadari    posisi yang sekarang saya berada maka sayapun berubah haluan bekerja sesuai pesanan saja. Walaupun demikian, saya tetap mengasah kemampuan dan keterampilan diri dengan cara  menggali apa saja yang menjadi warna saya dalam merangkai karya, bagian mana saja yang bisa saya tunjukkan sebagai ciri khas bekerja di depan khalayak. Banyak asahan yang harus dipertajam dan semoga pada posisi yang baru inilah saya  mampu mewujudkannya dan semoga tidak mengecewakan pihak lain.

Kondisi yang membuat saya merancang ulang semua target kerja menjadi lebih sempit, specifik dan fokus hanya pada satu poin. Sekali lagi, rancangan kerja disusun kembali, orientasi target, sasaran fokus pada satu projek, tugas, arahan serta instruksi menjadi kata-kata kunci dalam menyelesaikan tugas. Tugas-tugas saat ini sepertinya tidak rumit dan terlihat lebih mudah secara ilmu dan pengalaman karena berbekal hasil-hasil karya sebelumnya yang sudah dibagikan kepada penerima manfaat dari kalangan dan tingkat usia yang berbeda. Sadar batasan tentang pekerjaan yang saat ini ditugaskan setidaknya tidak bisa dianggap remeh. Bila saya melihatnya dari posisi positif, pastinya peluang hasil karya tersebut akan memberi manfaat besar di kemudian hari. Walau wewenang untuk mengembangkan dan merampungkanya terbatas pada panduan yang sudah diberikan pihak berwenang. 

Tidak bolah ada kata merendahkan untuk projek yang saat ini diamanahi. Sisi profesionalisme cukup menjadi landasan diri untuk tetap memberi yang terbaik, dan merampungkannya agar dapat diterbitkan dan dinikmati para penerima manfaat. Masa kini jelas berbeda dengan masa lalu yang penuh warna serta kenangan manis tetapi bukan berarti saya lemah dan menurunkan kualitas hasil. Saya merasa inilah tantangan terbesar yang harus ditaklukkan dan waktunya untuk mengasah keterampilan dan kemampuan akademik di semua sisi; pengajaran, penyusunan materi dan menjaga hubungan dengan klien. 3SDPB membuat langkah kaki, hati dan pikiran menjadi lebih ringan. Yang ada saat ini adalah bagaimana menjadi pribadi baru yang memiliki kemapuan kerja dan memiliki ciri khas dalam tampilannya di depan klien serta mampu menelurkan karya untuk mencapai keabadian akhir hayat.  

                                




Kamis, 18 September 2025

Belajar #15 Lengser

 MELEPAS AMANAH

https://www.diaryguru.com/2023/01/surat-serah-terima-jabatan.html


Setelah peristiwa "Amputasi"Legowo #1 berlalu dan aku mulai belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan masa lalu, maka yang muncul saat ini adalah peristiwa serah terima jabatan. Aku pun merasa berat mendengar kata-kata tersebut seolah terbayang manis dan mulus bila aku akan mendapat jabatan lain yang lebih bergengsi dan menunjukkan nilai kemapuan yang dibayar profesional. Gambaran kerja yang berubah dengan istilah WFH / WFA yang sedang naik daun  dan menjadi alternatif lain pun menjadi makna lain dari penjabaran kerja dan kinerja profesional. khayalan itupun akhirnya bias dan satu persatu tanggung jawab terlepas sehingga kepemilikan daya ungkit mengendur dan meluruh hingga yang ada adalah ranah bermain di luar jangkauan area "kebersamaan". Rasa tertekan menggelembung, membesar dan naik ke permukaan hingga sampai pada satu titik; menerima dengan hati terbuka dan berdamai dengan kondisi yang baru tanpa merasa kalah dan menjadi terbelakang karena redaman emosi yang terus dikelola, direnungkan dan terus dilatih, diasah untuk masuk di era baru menjadi kuat karena pernah terbentur, terbentur, terbentur dan akhirnya terbentuk seperti hari ini yang dengan berat hati tetapi harus tetap menegakkan kepala di hadapan sesama kolega dan lingkungan kerja bukan karena menyerah dan pasrah  pada keadaan tetapi menjadi awal perjuangan menunjukkan kapasitas diri berkarya, menempa diri dalam bingkai wajah baru; terus bergerak dan tunjukkan prestasi.                         
Seperti kata pepatah, banya jalan menuju Roma banyak cara untuk menggapai sukses. Banyak hal yang sudah terlintas dan terpikir dalam benak dan direnungkan akan kemana kaki ini melangkah, akan seperti apa hasil-hasil kerja yang bermuara pada memberi manfaat kepada peserta didik atau peserta pelatihan dan dampak apa yang akan muncul dari semua karya yang sudah dipersembahkan. Aku menyadari betul bila masih banyak kekurangan diri dalam ilmu, pengembangannya, aplikasinya serta pengalaman yang masih jauh dari kata mumpuni. Di sisi lain, semua perjalanan diawali dari celupan satu program selama lebih dari lima belas tahun bergelut menuntaskan satu paket pembelajaran  sebanyak enam level dan ditujukan untuk mereka yang belajar sesuai bidang kerja di kemudian hari. Tercatat dan rampung pengerjaannya lebih dari 15 jenis keahlian kerja sampai tingkat Intermediate, yang pastinya masih banyak koreksi dan evaluasi tetapi benturan pertama itulah yang membekali diri sendiri untuk terus belajar dan mengembangkan metode, teknik dan evaluasi sampai akhirnya dianggap lengkap dan tuntas. 

Benturan kedua hadir ketika amanah yang diemban naik level dalam bidang pengajaran dan manajerial kerja.  Memimpin dan mengasah keterampilan menyampaikan pesan dan ilmu dihadapan khalayak yang beraneka ragam usia menjadi wadah utuh mendulang berbagai pengalaman dan penerapan teori sehingga revisi dan perbaikan isi materi, metode dan teknik naik juga kelasnya. "Master piece" pertama sesuai penilaian aku karena tingkatan output setiap level pada program yang menjadi tanggung jawabku menempatkan  pada ciri khas di programnya. Walaupun masih banyak catatan atau evaluasi tentang target, isi materi, topik bahasan serta penilaian awal dan akhir, paling tidak menjadi modal dasar pengembangan program di waktu mendatang. Ukiran capaian yang  telah aku selesaikan sangat bervariasi dan memberika nilai prestasi kemampuan sendiri yang belum bisa disebut penulis. Aku berani menyebut kemmapuan diri sebagai "Academic Material Developer" yang lebih dominan kerjanya mengumpulkan data, teori, menyusun topik bahasan, silabus, evaluasi dan laporan penilaian akhir. Program tersebutlah menjadi panduan dasar untuk program-program pengembangan lain yang tidak kalah menantangnya.

Kepercayaan diri terbentuk dan asahan pengalaman kemampuan dalam penyusunan materi menjadi bekal kembali mendapatkan benturan lain yang juga tantangannya besar serta membutuhkan teori, data dan pengalaman lapangan. Semua yang telah aku selesaikan selama lebih kurang lima tahun terakhir untuk program yang satu ini menumbuhkan harapan baru bila apa yang pernah sukses di program sebelumnya juga akan menjadi milestone lain yang memberikan peluang besar untuk mencari, mengumpulkan, menyusun, mengembangkan, mengulik sampai pada satu tujuan besar pertama yaitu perapihan materi ajar. Kumpulan-kumpulannya dalam bentuk presentasi slide cukup untuk menutupi kebutuhan kurikulum dan silabus dan satu master piece lain yang selesai pada program ini bernama "English for Teachers #1" yang  model penyajiannya dibuat serupa seperti program pertama aku. Pun kami menyusun satu paket panduan ungkapan bahasa sehai-hari yang digunakan di lingkungan sekolah. Program ini  masih banyak yang harus  dikembangkan seiring kebutuhan klien  yang bervariasi.

Benturan demi benturan berhasil aku lewati dan selesaikan dengan baik hingga sampai pada titik di mana perputaran haluan berubah 360 derajat. Tidak ada kesempatan untuk memimpin atau paling tidak memberikan arahan dan panduan untuk pihak terkait, tetapi dengan tabungan bekal profesionalisme selama bertahun-tahun, maka tumpuannya saat ini adalah kekuatan diri sendiri yang harus terus diasah, dilatih, ditingkatkan dan ditunjukkan agar prestasi yang sudah tercapai kemarin tidak menjadi sandaran kesombongan apalagi  keinginan untuk diakui di hadapan orang banyak. Berkarya tidak serta merta meminta yang lain untuk memberi pengakuan apalagi penghormatan. Prestasi yang akan diukir hari ini dan nanti adalah pijakan nyata bahwa menjadi profesional bukan sekadar menghasilkan karya tertulis, tetapi jangkauan luas yang akan terus mengokohkan diri sebagai pribadi yang kuat dan terampil hingga kata mahir tersemat dalam tampilan kerja. Menjadi diri sendiri, berkilau sesuai versi  sendiri membutuhkan waktu jam terbang yang lebih lama dan benturan-benturan lain yang lebih banyak bukan untuk mencari penghargaan pihak lain tetapi untuk menunjukkan bila semua yang aku kerjakan dan selesai dilalui akan naik tingkat secara benar, tepat, valid, jujur dalam kerangka profesional.

Selasa, 16 September 2025

Pengalaman #15 Berbagi Manfaat

 NEXT ACTION: LIFE PERFORMANCE VIA INSTAGRAM LIFE


Chat for change_SDG 13_Group 9_17092025

Terbayang rasanya ketika mampu mengalirkan rasa dari pengalaman kerja bareng tim dalam bingkai RIUNG SDG's 2025 di Live Instagram Ibu Pembaharu dalam balutan tema; Chat for change. Serangkaian pertanyaan yang disiapkan oleh host dipelajari, dibuat jawabannya dan di diskusikan dengan partner yang ditunjuk tim. Apakah ini pembawaan diri yang sudah menjadi karakter atau rasa bangga tersendiri karena diberi kemsempatan untuk unjuk diri dan mengekspresikan semua ungkapan kata setelah rampung kegiatan besar kedua: Battle of Tahfidz Qur'an for Kids.

Bayangan sebelum tayang adalah atmosfir udara yang kaku dan tegang karena tayangan ini disiarkan langsung tanpa latihan dan mengandalkan improvisasi diri berdasarkan pengalaman tampil live sebelumnya. Tidak peduli berapa orang yang menyimak tayangan langsung via IG @ibu Pembaharu, tetapi kebahagiaan yang muncul pada saat acara berlangsung memberikan rasa lain, Senang, bangga dan tersanjung karena mendapat kesempatan emas yang datang untuk kesekian kalinya bersama komunitas yang sudah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hidup baik sebagai diri sendiri, anak, ibu, istri dan anggota masyarakat. Kesempatan yang "tidak mampir" di tempat bermain yang lain.

Kesempatan itu tidak datang dua kali dan tayangan live di Ibu Pembaharu adalah "Golden Moment" ku untuk menyampaikan dan mengalirkan rasa kelompok kami yang mengusung Kemampuan menghapal ayat-ayat Al-qur'an dan dibalut dengan bahasa pengantar bahasa Inggris sederhana. Yang menarik adalah, keikutsertaan para peserta yang ternyata memiliki kemapuan bahasa Inggris yang baik. Poin tersebut aku jelaskansebagai arti dari warna yang kami wujudkan pada event tahun ini dan output yang diharapkan adalah terlihat kepercayaan diri peserta pada saat memperkenalkan diri dan pada saat menyambung ayat.

Kegiatan SDG's 13 yang kami persembahkan telah usai, kesan-kesan sudah tersampaikan dan harapan untuk kegiatan bersama di tahun berikutnya pun berharap akan naik level dan bertambah warna tampilan serta bobot nilainya. Tidak harus berlebian untuk mempersembahkan kegiatan yang baik. Acara sederhanapun menjadi terkesan bila semua pihak memiliki komitmen dan konsisten untuk memperjuangkannya sampai titik akhir. Semoga perjalanan tim 9 dari riung SDG tahun ini memberi kesempatan lain untuk menonjolkan  kemampuan lain dan  mampu bersinergi untuk mencapai sukses bersama.ke depannya, semakin terbuka kesempatan untuk memberikan manfaat dalam karya tim yang lain.

Pengalaman #14 Gaya Baru

 TIDAK ADA ROTAN, AKAR PUN JADI

https://www.youtube.com/watch?v=_ZUQWwBR2Jg

"Laptopnya mati, bu". Staff IT memberikan keterangan menohok ketika dia mengecek prangkat keras ku. Seketika mataku melotot dan kepalaku berdenyut nyeri, karena yang terlintas dibenakku adalah sejumlah dana yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya. Belum lagi pekerjaan baruku yang menuntut kehadiran perangkat keras agar target hasilnya tercapai. Itu kejadian minggu yang lalu. Artinya laptop ku "terabaikan" selama satu pekan. Aku pun cemas karena kekhawatiranku berikutnya adalah uang yang harus disediakan bila perusahaan tidak memberikan fasilitasnya. Semakin layulah kondisi hatiku. Semakin bertambah bingung karena modalku menyelesaikan tugas tidak tersedia alias sedang dalam perbaikan. Di ujung harapan, sampai pada saat staff tersebut menginfokan bila beliau belum mengecek laotopku, maka fixedlah aku harus lanjutkan berputar otak untuk memanfaatkan yang aku punya; yaitu mengerjakannya via gawai pintar.

Tidak bisa hanya menggigit jari dan pasrah pada keadaan nyata, maka keputusanpun harus diambil. Tidak ada kata mengeluh atau menyerah apa lagi mencari simpati  pihak lain untuk memberi bantuan. Aku pun masih ingat motto zaman kuliah dahulu,"Kalau masih bisa aku kerjakan sendiri, pasti akan ada jalan untuk menyelesaikannya". Walau beberapa tantangan harus tetap disiasati, tetapi bukan berarti pekerjaan harus ditunda lama. Yang membuat kerja menjadi dinamis jika perangkat yang ada harus dikondisikan dengan kapasitas kemampuannya sesuai versinya. Seperti saat ini, yang ada di depan ku adalah gawai pintar yang kinerjanya harus dimaksimalkan dengan beberapa kekurangan tampilan yang harus dipahami dan sebisa mungkin dibuat nyaman selama bekerja.

Berbeda dengan komputer meja atau komputer jinjing, maka gawai pintar yang selalu berada di tangan tetap memmiliki fungsi-fungsinya. Seperti fungsi sentral dan penting saat ini adalah jaringan internet yang menyambungkan informasi dari seluruh dunia dalam pencarian Google. Fatal sekali bila, jaringan internet tidak baik arusnya maka akan lumpuh semua hal yang menyertainya. Sekali lagi, kegunaan gawai pintarku cukup membantu untuk mendapatkan akses informasi digital dalam waktu tidak lama dan segera kusimpan di jaringan maya (Link drive) agar sewaktu-waktu bisa digunakan kembali. Berikutnya adalah membaca, mengamati, menelusuri dan mendapatkan poin-poin  penting dari berbagai sumber yang sudah diunduh dan kemudian ditulis dalam buku catatan. Kedengarannya kuno tetapi inilah bagian yang harus disiasati. Walaupun harus di buka dan ditutup secara bergantian dan tentunya memakan waktu tetapi  paling tidak semua hasil penelusuran dan turunannya direkam dalam catatan secara tertulis menggunakan buku catatan dan pulpen. Gunanya tidak lain agar semua pekerjaan terdata dengan rapi dan rekam jejaknya jelas karena apa saja yang dikerjakan ada prosesnya. 

Dibalik kondisi yang sepertinya "menyedihkan" selalu ada saja cara untuk menyikapinya. Terkadang muncul ingatan pernyataan seseorang, "Jika menghadapi masalah maka yang harus dilakukan adalah bagaimana meresponnya". Mungking pernyataan yang sederhana tersebut memberi efek nyata tentang sebuah ungkapan, "Tidak ada rotan, akar pun jadi". Tidak ada Komputer meja atau laptop maka gawai cerdaspun masih memiliki manfaatnya. Tidak semua harus dikeluhkan, ditunjukkan rasa sedih yang berlebihan justru saat itulah kita sebaiknya mampu mengendalikan situasi. Seperti ungkapan lain, "Di mana ada kemauan di situ akan ada jalan". 

Merespon kondisi yang tidak terbayang sebelumnya akan terjadi dengan baik paling tidak dapat menurangi tekanan pikiran dan hati dalam dunia kerja. Selanjutnya adalah komunikasi tentang bagaimana sebaiknya masalah tersebut dicari solusinya dan jalan tengahnya adalah tetap bekerja dengan benar, profesional sesuai kapasitasnya hanya saja dalam kondisi tertentu harus melakukan hal lain yang tidak mengurangi esensi profesionalisme. Bila tidak hari ini mungkin minggu depan ada kabar baik dan modal kerjaku bisa digunakan kembali walau gundah dan gulana mewarnai hati ini dengan biaya perbaikan yang harus dibayar. Semoga diberi kemudahan. 

Minggu, 14 September 2025

Cerita pendek#10 Reuni

 KUMPUL KELUARGA

Kelarga Hj Fatimah_14092025_Bogor

Seperti lulusan sekolah formal saja cerita ini diberi judul "Reuni". Sedangkan reuni adalah bentuk kata benda yang berarti berkumpul kembali setelah beberapa waktu terpisah. Inilah foto keluarga yang  menjadi ilustrasi kisah ku kali ini. 
Beberapa waktu lalu, keluarga besar dari pihak ibu mendapat kabar dari grup whatsapp bila paman kami sedang sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit di kota Bogor. Kondisinya pada saat itu lemah dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Akhirnya pihak keluarga membawa beliau ke rumah sakit terdekat dan diminta untuk rawat inap. Beritapun menyebar dan saya pun coba mengambil inisiatif untuk mengajak keluarga ibu untuk menjenguknya. Kamipun sepakat akan mengunjungi beliau di rumahnya saja.

Hari itu pun tiba. Keluarga ibu saya diwakili oleh ibu,kakak pertama, kedua, saya dan adik bungsu. Sedangkan saya sendiri mengajak anak sulung dan si bungsu turut serta. Setelah berdiskusi tentang kapan keberangkatan, apa yang akan diberikan dan persiapan apa yang diperlukan maka rencanapun disusun dan kami sepakat bila kakak sulung beserta istri dan ibu akan menjemput kami di rumah kakak kedua. Saya pun menyiapkan sarapan pagi dan memasak di rumah kakak kedua. Nasi, ayam goreng, sayur sop, bakwan adalah menu yang sudah siap pada saat mereka datang. Waktu keberangakatanpun akhirnya kami mulai di pukul 10.00 wib. Perjalanan lancar dan sanpai di rumah paman 1 jam 15 menit kemudian.

Kami datang ke rumah paman, berbincang seputar aakit dan perawatannya di rumah sakit serta apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Kemudian istri paman menginfokan bila anak, menantu dan cucu dari kakak sulung ibu saya akan datang. Pun keluarga adik bungsu menyusul hadir dari Bojong Gede. Jadilah suasana rumah paman ramai dan riuh rendah oleh suara anak-anak, remaja dan para orang tua. kami seperti sedang temu kangen dan bertukar kabar seputar kondisi keluarga masing-masing.

Beberapa kabar kami dapatkan dari sank saudara yang sedang berkumpul. Ada sepupu kami atau tepatnya anak bungsu paman yang akan melangsungkan pernikahannya di bulan November 2025. Ada juga yang berbagi cerita seputar usaha air isi ulang, sewa kamar untuk tinggal alias kost-kostan, juga tentang anak sulungku yang belajar di negeri jiran Malaysia. Belum lagi cerita lain tentang keseruan para keponakan yang sibuk dengan dunia kerjanya, yang akan wisuda dan yang akan belajar bahasa Inggris. Semua keseruan obrolan diselingi dengan makan siang bersama, menikmati bakso dengan porsi besar. Lagi-lagi canda dan tawa menghiasi acara makan bersama.

Kunjungan kami pun akhirnya selesai dengan satu persatu rombongan keluarga pamit undur diri satu persatu. Saya mendapatkan kesan jika dalam wajtu lama kita bertemu dan berkumpul maka yang hadir adalah hati lapang, senang, gembira karena pada saat hadir tatap muka maka yang hadir adalah kontak mata, fisik, kontak rasa dan luapan kerinduan yang mengalir seperti aliran sungai yang tenang dan arusnya pun tenang. Waktupun tidak terasa kami habiskan selama beberapa jam dan ketika berpisahpun yang ada adalah senyum dan do'a terbaik dari semua anggota keluarga.

Senin, 08 September 2025

Cerita pendek #9 Generasi gen Z

 KAKA DAN ADIK

Jalan-jalan at Living world_06092025

"Mama, kita nonton yuk!, aku udah lamagak ke bioskop".Permintaan si bungsiu mengingatkan ibu jika mereka pernah menimati hari bersama keluarga dengan cara mengajak anak anak nonton film. "Ah... itu kan udah lama banget ya", gumam ibu yang tersentak sedikit 

rttr

Sabtu, 06 September 2025

Pengalaman #13 SDG 13 Group 9

 BATTLE OF TAHFIDZ QUR'AN-PART 2

Battle of Tahfidz Qur'an_23082025_Ibu Pembaharu

The team work and the successful event are two correlated coins. You have to be willing to be together to realize the team's dream. The event will be more meaningful when all members took part to complete each part. It's like building a house. There is someone who lead the team, then there is the one who responsibvle to arrange the meeting, create the ideas into some activities. There are also people who will help with the design, flyers and the captions. There are also team who will take in charge in guiding the facilitators, the candidates before-while and after the battle. as well as the juries who will evaluate the candidates' performance.  There is also somebody who takes responsibility with the treasurer and all in all the mission of our group is how to develop the previous event to be more different an has a colorful point.


Tahfidz and English have close relationship. Both of them are foreign languages for us, Indonesian people. However, Arabic is used in our daily worship and even we get usually say Islamic words such as "Bismillah", "Alhamdulillah", "Masya Allah", "Allahu akbar" and others. Meanwhile, English is also one of the world language that we familiar with many of the vocabularies around us. For example, when you go to a shop, you will look at the notice "pull" or "push". Then other thing to see is when you deal with your gadget or online sites like social media. related to our event, then there is a silver lining on both sides. The Islamic activity that is tahffidz and how to cover the language through English.

There are some points that English becomes the color of the event. The MC, the jury and the candidadtes speak up in simple English. There are simple expressions for MC and jury when they play their parts. Then, the candidates also practice English when they mention their full names, ages and address. They also get some guide to listen to some simple instructions or answer simple English.

In general, Our team represented nine group of ibu pembaharu has finally completed the mission. We also learn from the meeting that candidates are OK with English. They don't have problems to speak up simple language in the situation of competition. Hopefully, we could collaborate different event with different taste and different target of achievement. Insya Allah.

https://zerogpt.net/id/results/5c6f3d5a-4aca-4dd5-a4e7-6535ce889919?v=IxXjxYaywk

Cerita pendek #8 Resep baru

REQUEST ABANG FATTAH

Olahan sayur daun singkong_06092025

"Mah, tetangga share info sayuran murah. Kita beli yuk?" Sarah mendapat ajakan dari sang suami kemarin pagi untuk membeli sayuran di tempat yang direkomendasikan tetangga mereka. "Memang harganya murah, ya? Terus sayuran apa saja yang dia jual, jauh gak tempatnya dari sini yah?" Lontaran pertanyaan Sarah pun dijawab satu persatu oleh duaminya. "Dia bilang harga kangkung dan daun singkong empat ikat besar cuma lima ribuan, mah". "Sebentar, dia bilang dekat jembatang belakang bendungan koja ada masjid belok kiri, tempatnya di samping komplek perumahan baru". "Ya, udah kita beli. Udah lama juga bang Fattah, pas minta dibuatin sayur daun singkong ala rumah padang", imbuh Sang Istri.

Setelah menyusuri sungai kecil dan mengikuti petunjuk via pesan singkat Whatsapp, bu Sarah dan suaminya membeli dua ikat kangkung dan daun singkong seharga lima ribu. Tempat jualannya diarea kebun seluas 2.000 meter yang mereka tanami beberapa tanaman konsumsi. Setelah mendapatkan sayuran tersebut mereka bergegas pulang dan tidak lupa mampir ke warung biru bu Dewi."Wah seger-seger banget sayurannya, bu!" Sambutan hangat pemilik warung menyapa calo pembeli. "Iya bu. aku mau olah daun singkong. Ibu bisa kasih sara Cara mengolahnya?" dengan antusias bu Dewi memberikan resepnya. "Gampang bu. Saya biasa bikin sayur daun singkong kalau lagi kumpul keluarga di kampung". lanjutnya. "Ibu punya ikan teri?" "Ada bu". saya punya sebungkus di rumah." Bu Dewi melanjutkan panduannya. "Nah, siapin bawang merah, bawang putih, kemiri. kalau suka pedas tambah beberapa buah cabe merah keriting". Bu Sarah mengulangi bumbu yang disebutkan bu Dewi, "Semua bumbunya diulek atau diblender bu?" "Yang lebih enak diulek bu, jangan lupa tambahkan penyedap dau salan dan potongan lengkuas biar wangi".  Bu Sarah mengangguk paham dan pertanyaan berikutnya yang terlontar, "Perlu pake santankah bu?", "Pake aja bu, sebungkus santan kara pun cukup. Ikan terinya dibersihkan dan digoreng dulu ya bu. Terus daun singkongnya direbus tambah kan sedikit garam biar warna hijaunya gak pudar." siap bu. Terima kasih, "Bumbu yang dihaluskan ditumis dulu kan bu?" "ya ditumis dulu, tambah air masukan santan baru masukan daun singkong yang sudah di potong-potong. Tambah bumbu instant, lada dan gula pasir baru terakhir masukkan ikan terinya ya". Bu Dewi seesai memberi petunjuk cara mengolah daun singkong dan bagaimana memasaknya dan bu Sarah membayar barang-barang yang dia beli ke pemilik warung.

Saatnya eksekusi yang ternyata tidak butuh waktu lama untuk mengolahnya. Ditambah panduan singkat, jelas yang tersampaikan dengan mudah membuat bu Sarah leluasa menyelesaikannya. Tidak lupa diakhir penyelesaian masaknya, koreksi rasa penting dicek kwembali agar rasanya diterima di lidah. Tidak harus membuat masakan rumit dengan harga bahan baku yng mahal, sayur sederhana seperti olahan daun singkong pun bisa menggoyang lidah seluruh anggiota keluarga walau bu Sarah tetap dapat masukan dari putranya bang Fattah, "Enak sayurnya tapi gak mirip rasanya seperti yang ada di rumah makan Padang". Bu Sarah menghela nafas puas walau ada krikitan, paling tidak permintaan anak lelakinnya udah gugur dan rasa makanannya masih bisa diterima lidah dan buktinya satu mangkok ukuran sedang habis dikonsumsi semua anggota keluarga.


Rabu, 03 September 2025

Belajar #14 Menimba Ilmu

 MENGULANG KEMBALI

Kamis 04092025_Pertemuan 1

Ternyata membuka Al-qur'an serta membacanya dengan baik dan benar membutuhkan usaha dan ilmu. Padahal saya termasuk lulusan pesantren yang banyak belajar ilmu agama termasuk tafsir, tajwid dan ilmu-ilmu bahsa arab lainnya. hanya saja memang, saya merasa ilmu tajwid yang dipelajari lebih pada hapalan teori dilanjut latihan mencari contoh-contoh nya sesuai topik yang dibahas. Sekilas terlihat mudah karena teorinya dan contoh-contoh yang dicari bisa dikerjakan bersama teman atau dibantu ustadz (guru). Berbanding terbalik dengan yang saya lakukan mulai minggu ini setiap kamis. Saya bergabung di sebuah kelompok baca qur'an di lingkungan komplek perumahan dengan para ibu-ibu tetangga. Terlihat sederhana, tetapi pada kenyataannya yang dipelajari satu bagian saja justru ada cara cara lain untuk melatihnya agar benar dan sesuai.

Hal penting yang perlu dipahami mengapa harokah "a" dinamakan fathah, lalu harakat "u" dinamakan dommah dan harakat "i" dinamakan kasrah? Jababannya sebagai berikut.
"Fataha" artinya membuka karena itu tanpa membuka mulut pengucapan fathah tidak akan sempurna. "dhommah" artinya mengumpulkan (dua biibir maju ke depan/berkumpul) tanpa itu, pengucapan dhommah tidak sempurna. "Kasrah" artinya pecah (menurunkan bibir bawah ke bawah). Tanpa itu, pengucapan kasroh tidak sempurna.

Pertemuan pertama menjadi bahan renungan saya. Saya terlecut karena selama ini saya membaca qur'an, tetapi banyak melakukan kekeliruan terutama pada tajwidnya. Tahsin adalah nama kegiatan kami melatih cara membaca Al-qur'an secara bertahap. Contoh tajwid Hari ini yang saya pelajari hari ini yaitu "Mad". Dari topik yang satu ini saja, saya belajar mengulang cara membaca ayat-ayat Al-qur'an sesuai tajwidnya. Saya mendapatkan penjelasan rinci tentang Mad. Mad ialah memanjangkan suara (ketika membaca huruf mad). Huruf mad ada tiga. "Alif" yang didahului harakat fathah. "Ya" mati yang didahului harakat kasrah. "Waw" mati yang didahului harakat dhammah dan ketiganya baik ada rasanya ataupun tidak. Mad terbagi menjadi dua.

Mad Ashli/Mad Thobi'i yaitu apabila ada huruf mad yang sesudahnya tidak berupa hamzah atau huruf mati atau tasydid. Mad Ashli/ Mad Thobi'i ini dibaca panjang dua harakat. Selanjutnya Mad Far'i Zaaid yaitu apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah atau huruf mati atau tasydid. Mad Far'i artinya cabang, Zaaid artinya bertambah atau lebih, yakni Mad Far'i dibaca panjang lebih dari dua harakat.

Untuk memeriksa pemahaman materi di atas, maka ustadzah meminta saya membaca surat yabg sedang saya baca yaitu At-Thur sebanyak 10 ayat. Saya diminta membaca dan mempraktekkan bacaan Mad Ashli dengan cara membacanya setiap ayat dan menyebutkan mana saja yang masuk hukum Mad Ashli. Pertemuan pertama ini tidak membuat saya berkecil hati atau menjadi sombong karena pernah belajar di pesantren selama tujuh tahun. Pengalaman baru ini justru membuka kesempatan saya untuk mengulang kembali materi yang sem[at saya pelajari dahulu dengan metode atau cara membaca dengan ilmunya sekaligus berlatih langsung di depan ustadzah. Alhamdulillah, walau cuma satu bahasan tetapi pengaruhnya signifikan untuk saya pribadi dan memperbaiki mindset saya untuk terus belajar mengasah ilmu tajwid serta membaca qur'andari awal kembali. Better late than never! Semangat!

Pengalaman #12

 JAM TERBANG

https://www.harianjoglosemar.com/apa-itu-jam-terbang/

Memiliki profesi sesuai keinginan adalah kenikmatan tersendiri karena di situlah kita akan mencurahkan segala cara untuk merampungkannya sesuai standar kerja perusahaan. Sebuah profesi, apapun nama profesi tersebut, akan menjadi bagian profesionalisme karena pemahaman tentang profesi apa yang sedang dikerjakan, target juga waktu yang sesuai jadwal, juga cara penyelesaiannya yang sistematis dan terstruktur. Hal yang bisa masuk sebagai asahan terbaik adalah jam terbang tinggi disertai peningkatan keterampilan kerja yang menanjak dan meningkat hingga pihak lain melihat hasilnya.

Profesiku adalah pengajar. kegiatanku mengajar sudah dimulai semenjak aku kuliah semester 1. Karir pertamaku adalah menjadi pengajar di madrasah dan tugas utamanya adalah mengajar IQRA untuk tingkat TKA/TPA. Berlanjut ke ranah yang berbeda dan sesuai dengan ilmu yang sedang dipelajari di kampus. Dari sanalah keterampilan mengajar dilatih dan diasah. Mengajar anak-anak adalah bagian dari tantangan besar untuk menaklukkannya. Karakter anak yang khas juga cara mereka berinteraksi menjadi kesempatan besar untuk menyelami kebutuhan mereka, serta mencari cara yang efektif untuk berkomunikasi, menarik perhatian, melatih kemapuan hapalan, atau mengajak bermain sambil belajar topik baru.

Rasa yang mudah terpancing karena perilaku peserta didik dan cara mensiasatinya ternyata membutuhkan usaha dan ilmu serta aplikasi metode dan teknik pengajaran untuk membuat peserta didik merasa aman, nyaman dan dapat menerima ilmu. Strategi dan gaya belajar merekapun harus diselami dan dipraktekkan untuk menemukan cara yang efektif dan efisien bagaimana mengajar kelas kecil, besar bahkan privat. belum lagi tantangan teknologi yang tidak bisa dihindari dan menjadi integritas pendukung keberhasilan pengajarsn di kelas. Variasi kegiatan kelas yang mewarnai suasana belajar di kelas pun menjadi pekerjaan rumah lain yang tidak kalah menantang. Yang menarik dari pengalaman ku sebagai pengajar bahasa asing adalah penampilan di depan kelas serasa standup comedy di mana aku yang berbicara, berdialog tetapi juga membuat kelah riuh karena kelucuan kata, tingkah laku atau ungkapan wajah. 

Semua yang sudah terlampaui tidak serta merta diraih dengan kemudahan. Pasang surut pengalaman yang berulang, dipelajari, dikembangkan, dibagikan dan memberi manfaat kepada pengajar lain adalah prestasi tinggi yang harus terus ditingkatkan mutunya. semakin banyak mengasah kemampuan semakin luas celah yang dapat terus diulik menjadi satu bagian yang dapat diturunkan ke banyak manfaat seperti penyusunan materi, penguatan metode dan teknik pengajaran, evaluasi materi, perencanaan pelatihan sampai pada laporan perkembangan kelas.

Jam terbang yang diimbangi dengan semangat belajar, berkembang, berkarya, bermanfaat dan yang paling menentukan adalah apakah yang kita susun dari A sampai Z berdampak pada kemampuan output peserta didik. Banyakhal yang belum tersentuh, tetapi aku yakin selama kita mau terus berubah dan memperbaiki kemampuan dan mengasah keterampilan kita, maka hasil tidak membohongi proses. Semoga 20 tahun pengalaman menjadi pengajar bahasa Inggris menjadi indikator tingginya jam terbang sehingga kualitas profesi yang kita emban dihargai oleh pihak terkait bukan karena pintar secara IQ tetapi cerdas dalam merangkai, berkarya sesuai kapasitas diri.

 

Writober 2025_Perempuan dan Pemimpin #10 Bahaduri

  STICK TO THE GOAL MTsN 21_24102025 It's been two months I have counted my mart phone as my way to complete my teaching activities at t...