SEMUA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI
"Tiada yang bisa merubah versi terbaikmu kecuali dirimulah yang memulainya"
![]() |
| 30-September-2025_Versi baru |
SEMUA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI
"Tiada yang bisa merubah versi terbaikmu kecuali dirimulah yang memulainya"
![]() |
| 30-September-2025_Versi baru |
PAPAN TULIS SENANTIASA DI DEPAN
![]() |
| Teacher Training_SDIT Al-Iman |
Di antara persiapan mengajar yang harus disiapkan para pendidik selain perencanaan yang baik, target yang harus diraih dan pengaturan kelas yang dinamis adalah tersedianya papan tulis. Papan tulis - alat bantu - salah satu sarana penting sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai fasilitas belajar untuk membantu peserta didik memahami penjelasan pengajar. Berdasarkan pengalaman membersamai kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka beberapa keuntungan penting yang bisa kita manfaatkan dari penggunaan papan tulis.
Bila sudut pandang saya terkesan berlebihan tentang manfaat papan tulis, maka
CARA BARU YANG MENYENANGKAN
"Fun new thing is a part of exploring another experience to follow and becoming improved"
![]() |
| Touchscreen interactive Whiteboard at KIS_26092025 |
Saya adalah salah satu pengajar yang terus berusaha memperbaiki mutu pengajaran. Tidak hanya dalam perencanaan, kegiatan apa yang dapat menarik perhatian peserta didik tetapi juga arus mampu membuat semua peserta berpartisipasi dalam proses pembelajarannya. Tidak pula melupakan kegiatan pemanasan sebelum masuk ke dalam pembahasan materi. Selanjutnya, adalah keterampilan menyampaikan dan menjelaskan topik bahasan agar pesan yang dikirim dapat diterima baik oleh para peserta didik dan diakhir materi mereka mampu menyelesaikan tugas sesuai targetnya. Yang paling penting bagi guru, termasuk saya adalah bagaimana penjelasan diterima oleh semua peserta dan cara yang digunakan membantu kelas menerima, mengerti dan umpan baliknya mereka mampu menyelesaikan tugas.
Sedari awal meniti karir di dunia pengajaran, saya selalu menggunakan media ajar seperti papan tulis yang senantiasa digunakan terutama pada saat memberi informasi atau menjelaskan bahkan menuliskan ide bahasan dalam sesi berbagi ide. Istilah "Whiteboard is Magic" menjadi matra yang membatu saya menyampaikan pembelajaran. Seiring berjalannya waktu, keterampilan mengajarpun dituntut untuk naik kelas, apalagi saat kondisi hidup memaksa semuanya berubah 360 derajat. Saya pun berada di titik yang sama, apakah menyerah dengan keterampilan mengajar yang ada atau berjuang menaikkan daya ungkit dan berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan media ajar yang juga beragam. Berbekal memiliki ilmu penggunaan Google form, saya pun terus meningkatkan kapasitas diri dengan cara mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Canva, mengikuti semua kelasnya sampai level 5, langsung mengaplikasikannya di kelas. Selain Canva, saya pun ikut pelatihan-pelatihan lain berbasis teknologi untuk pengajaran seperi Quiziz presentation, Padlet, Mntimeter, Jamboard, Google Classroom, Class point, Wordwall, Google apps dan aplikasi lain seperti Zoom meet, Gmeet, Microsoft team, yang dipelajari melalui tutorial Youtube.
Kebisaan memanfaatkan teknologi ke dalam presentasi kelas membuat saya lebih percaya diri, karena persiapan untuk mengajar menjadikan semangat diri untuk membuat yang lain dari kelas yang lainnya. Merancang Flyers, membuat slide presentation via Canva, membuat alat bantu ajar lain seperti flashcard, membuat bulletin sampai merancang laporan kerja menggunakan Canva. Semuanya berjalan baik, lancar dan performa pengajaran memberikan warna-warni keseruan di setiap pertemuannya. Naik kelas berarti naik keterampilan merencanakan, mengembangkan materi, pun menyajikannya berbasis teknologi. Perkembangkan teknologipun menunjukkan kemudahan lain untuk menjelaskan topik bahasan. Contohnya papan tulis yang dulunya berwarna hitam dengn kapur putihnya, menjadi papan tulis putih dan ditemani spidol warna warni. Berikutnya, ada bantuan komputer jinjing dan perangkat lunak yang bisa membuat tulisan dalam bentuk MS Word atau MS Pwer point yang dapat disorot dalam bentuk besar dengan bantuan alat projektor.
Saat ini, saya pun bisa menggunakan papan tulis sentuh tanpa perlu penghapus manual. Bahkan sayapun dapat menulis kata atau kalimat, menggambar dengan menggunakan jari telunjuk dan juga dapat menyambungkan ke kanal Youtube untuk keperluan menyimak atau menonton tayangan sesuai bahasan. Posisi Papan tulis dan projektor saat ini tergantikan dengan layar sentuh yang berukuran besar dan guru bisa memperdar, atau memperkecil ukuran layarnya. Alat maju dan canggih tersebut memang membantu saya menjelaskan topik bahasan dan adaptasi yang tidak terlalu lama [un memudahkan saya menikmati alat tersebut. Pengalaman tersebut adalah bagian dari belajar dan mengembangkan kemampuan teknik menyampaikan isi pesan dan juga menunjukkan improvisasi keterampilan mengajar walau sesekali mengalami hambatan kecil seperti lupa jika akan menghapus kata atau tulisan saya hanya tinggal memilih simbol penghapus menyentuhnya dan gerakan seperti sedang menghapuspun terlaksana, saya malah mencari penghapus manual dan ketika akan menghapus para guru mengingatkan jika cara saya bukan seperti itu. Kecanggungan diawal penggunaan teratasi seiring dengan cepatnya mengamati dan cepat menguasai penggunaannya membuat kelas seperti berjalan apa adanya hanya saja papn tulis manual tergantikan dengan papan tulis sentuh.
SALING MEMBUKA DIRI YANG MEMBUKA WAWASAN
![]() |
| Teacher's training_24092025 |
TUANGKAN RASA, REDAKAN RESAH, RINGANKAN LANGKAH
| https://www.creatingagreatday.com/writing-for-healing/ |
JUST REVIEW!
| https://realkm.com/2020/02/28/lessons-learned-part-5-capture-using-after-action-reviews/ |
"Permisi pak, boleh saya bertanya untuk kegiatan pelatihan guru di klien A Sabtu minggu depan?" "Silakan bu, apa yang bisa saya bantu?", Seperti biasa pak Direktur akademik dengan ramahnya mennjawab pertanyaan saya. Saya mendatangi meja beliau dan beliau mempersilakan saya duduk di hadapannya. "Saya mau mengkonfirmasi untuk topik berikutnya, pak. apakah bapak ada saran untuk kegiatan minggu depan? atau kalau boleh, saya diinfokan materi apa yang sebaiknya saya presentasikan." Pak direktur menyimak penuturanku yang saat itu bingung karena aku tidak punya materi atau handouts untuk topik bahasan berikutnya. "Oh, itu mudah bu. Karena sudah tiga kali pertemuan maka topiknya Review saja". Sambil tersenyum, beliau memberi jawaban pasti yang sesungguhnya bikin aku tambah berat, karena materi yang kemarin pun topiknya "Review" juga. "Review lagi, pak? "Punteun, minggu lalu juga review pak, materinya tentang opening stage. Apakah besok diberikan yang sama?" Rasa ragupun muncul dan dengan kegelisahan yang naik levelnya,aku pun berusaha tenang dan mencoba menyelami istilah favorit sang direktur yang sepertinya menjadi mantra manjur sekaligus solusi pamungkas untuk materi pelatihan berikutnya. "Jangan dibuat rumit, bu", beliau meyakinkan. "Review" untuk materi minggu depan bisa membahas "Closing stage". Aku hanya mendesah dan menghela nafas panjang karena panduan beliau tersebut mengarahkanku untuk mencari dan mengarungi kata review dan closing stage ke dalam sebuah bahasan yang dikemas dalam balutan presentasi slide. "Baik pak. Saya coba susun materinya ya, semoga para guru tidak bosan dengan topik yang diulang kembali". Beliau mengangguk dan akupun pamit dan kembali ke meja kerjaku. "What a day!" hanya itu yang kuucapkan untuk menekan rasa gelisah yang semakin membumbung. Kerjaku berikutnya adalah bagaimana membuat kata review menjadi sebuah topik yang menarik dan peserta pelatihan tidak merasa bila mereka sebenarnya sedang mengulang bahasan yang sama.
Beberapa tahun kemudian, istilah "Review" yang senantiasa didengungkan pak direktur akademik saat itu menjadi inspirasi baru bagiku dan mulai memahami makna kata tersebut. Titik baliknya adalah ketika pandemik Covid-19 memaksa semu pihak melaksanakan PSBB ketat dan semua bentuk tatap muka dipindahkan total menjadi tatap maya. Yang terdampak saat itu, pertengahan Maret 2020 adalah ketika semua kelas dan pelatihan menjadi berubah formatnya ke dalam daring. Salah satu program yang sudah berjalan tetapi belum tersedia panduan modulnya pun ikut menjadi sorotan utamaku. Bagaimana merespon kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja lalu bagaimana menyiasati pelatihan agar materi tersampaikan dengan baik dan penerima manfaat tetap terhubung setelah pelatihan usai. Kala itu yang terlintas di kepala adalah kata Review yang seolah menjelma seperti malaikat penolong. Ditambah lagi ungkapan yang menyatakan di mana ada kemauan di situ ada jalan. Maka petualangan menjabarka "REVIEW" pun dimulai.
Diawali penelusuran rekam jejak laporan administrasi kelas, panduan materi, handouts, wawancara penanggung jawab program dan mencari catatan pribadi seputar materi yang telah diberikan menjadi modal dasar untuk membuat peta jalan sekaligus menyusun materi materi secara berjenjang dan berkelanjutan. Hingga sampai pada satu kesimpulan yang menjadi standar pijakan dan kata kuncinya adalah Tiga tahapan pengajaran. Dari titik poin inilah aku menyusun sepuluh topik bahasan dasar tahun pertama bersama sepuluh topik bahasa Inggris percakapan yang di tahun keduanya aku bisa menyusun dan menyelesaikan empat puluh topik bahasan untuk empat tahun pelatihan beserta topik bahasa Inggris percakapannya. Kesan pertama setelah terlihat hasilnya, "I feel amazed". Ternyata, yang dibilang "Review" oleh pak direktur akademik saat itu sepertinya bisa dijadikan modul utuh untuk setiap level dan menjadi "Milestone #1". Semakin ditelusuri semakin banyak yang dapat dijabarkan, semakin diulik semakin banyak peluang untuk dikembangkan dan lagi-lagi bisa dijadikan ladang "REVIEW" lain yang lebih menarik.
Di tahun kelima, saya pun sudah berhasil menyelesaikan revisi materi untuk lima tahun kegiatan pelatihan guru beserta kelengkapannya; silabus, alat evaluasi, penilaian unjuk kerja (mengajar), hingga template penyusunan laporan. Walaupun saya menyadari sepenuhnya apa yang saya susun dan hasilkan masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus direvisi, diperbaharui dan bila sudah waktunya dibuat buku ajarnya. Satu paket kerja dan amanah sudah rampung di tahun kelima bersama rampungnya penyusunan materi EBC (English Bilingual Class) sebanyak 80 topik bahasan beserta silabus, alat evaluasinya serta model sertifikatnya. Setelah turun gunung, aku pun harus menyusun strategi baru yang paling tidak untuk memperkuat kemampuan dan keterampilan menyampaikan materi serta memperbarui dan mengembangkan cara menyampaikan materi yang bervariasi dalam bentuk panduan pelatihan untuk trainer. Semua yang sudah tercapai termasuk karya "Master piece" versi saya pribadi karena bisa mewujudkan mimpi membuat buku ajar, "English for Teachers" yang mungkin menjadi "Milestone" berikutnya agar semangat terus terjaga, motivasi terus diasah dan keterampilan meracik dan meramu materi menjadi kekuatan lain yang mendongkrak "Daya ungkit" nilai sebuah program dan tentunya mampu naik kelas menjadi lebih baik, dapat terukur pencapaiannya dan berdampak jelas di kalangan penerima manfaat; stakeholders, pendidik, peserta didi, orang tua/wali murid dan masyarakat luas. Sederhana, Singkat dan jelas, "Mr Hanri Basel, Thank you for YOUR INSPIRATION"
SADAR DIRI, SADAR POSISI, SADAR BATASAN (3SDPB)
![]() |
| KIS_19092025 |
MELEPAS AMANAH
| https://www.diaryguru.com/2023/01/surat-serah-terima-jabatan.html |
NEXT ACTION: LIFE PERFORMANCE VIA INSTAGRAM LIFE
![]() |
| Chat for change_SDG 13_Group 9_17092025 |
TIDAK ADA ROTAN, AKAR PUN JADI
| https://www.youtube.com/watch?v=_ZUQWwBR2Jg |
KUMPUL KELUARGA
![]() |
| Kelarga Hj Fatimah_14092025_Bogor |
KAKA DAN ADIK
![]() |
| Jalan-jalan at Living world_06092025 |
BATTLE OF TAHFIDZ QUR'AN-PART 2
![]() |
| Battle of Tahfidz Qur'an_23082025_Ibu Pembaharu |
REQUEST ABANG FATTAH
![]() |
| Olahan sayur daun singkong_06092025 |
MENGULANG KEMBALI
![]() |
| Kamis 04092025_Pertemuan 1 |
JAM TERBANG
| https://www.harianjoglosemar.com/apa-itu-jam-terbang/ |
STICK TO THE GOAL MTsN 21_24102025 It's been two months I have counted my mart phone as my way to complete my teaching activities at t...