Selasa, 15 April 2025

Belajar #7 Prihatin

 PRIHATIN

ttps://www.brilio.net/wow/75-kata-kata-lucu-saat-tanggal-tua-ajarkan-hidup-prihatin-210929e.html


"Bagaimana jadinya bila kurs mata uang asing naik melenggang dengan cantiknya, sementara kurs mata uang bangsa sendiri tidak ada harganya?" Itulah kami. Mau tidalk mau, suka atau tidak suka kami harus menerima situasi ini dan harus mengambil inisiatif untuk mengencangkan ikat pinggang. Biaya hidup yang juga merangkak naik, dengan beban sandang pangan dan papan yang harus stabil membuat setiap kepala keluarga berpikir keras untuk mencari pemasukan lain serta para manajer keluarga harus menguras pikiran umtuk mengeluarkan kemampuan manajerial keuangannya agar semua lini terpenuhi walau dengan jenis minimalis; minimal bisa mencuci baju atau piring dengan detergen ukuran sachet seharga seribuan. Membagi dana yang ada untuk membeli sembako yang harganya benar benar harga sejuta umat. Jika perlu beli dalam bentuk ukuran ekonomis setiap hari. 

Bagi keluarga yang memiliki dua sumber rejeki mungkin bisa sedikit bernafas karena ada dukungan dana yang saling menutup kekurangan walau mungkin perlu berhutang. Di sisi lain, kebutuhan sekunder harus kami pupus atau hanya masuk keranjang belanja saja untuk menahan gejolak keinginan yang menggebu. Belum lagi para tetangga yang ada saja "memamerkan" benda atau barang yang harganya menengah ke atas. Rumput tetangga lebih hijau, mungkin itu berlaku buat kami yang merasakan kesulitan hidup dan merasa hidup orang lain lebih baik. 

Berlepas dari gonjang-ganjing maalah negara yang ekonominya bermaslah, para buruh yang kena PHK, perushaan-perusahaan gulung tikar tetap saja yang dirugikan dan yang harus merasakan adalah anggota keluarga di rumah. Walaupun untuk tetap bersyukur dengan rezeki yang Allah SWT curahkan tetapi mengapa selalu ada rentetan  keluhan yang terucap lepas dari bibir. Semoga kami selalu dapat menempatkan diri dengan prporsional, senantiasa mensyukuri nikmat dan tidak melepaskan diri untuk tetap bersujud dan meminta serta mencurahkan diri kepada Pencipta. 

"Lihatlah ke bawah", itu yang sebaiknya dilakukan. melihat mereka yang memiliki hidup jauh lebih berat, lebih sulit dan lebih buruk dibandingkan kehidupan yang kita alami. Seiring melihatnya dan sekaligus memastikan rasa syukur kembali terucap, puji Allah sampai saat ini kami masih bernafas, masih dapat menikmati lauk pauk tiga kali sehari, masih menikmati hiburan lewat kota ajaib dan yang pasti menikmati fasilitas yang kami miliki; air bersih, lingkungan hijau, para tetangga yang baik serta keamanan lingkungan dari bahaya banjir atau lainnya.

Alhamdulillah 'ala kulli hal. Terima kasih Allah atas rahmat dan kasih sayang-Mu. Semoga Engkau melindungi dan memberikan kami jalan kemudahan untuk menjalankan hidup di dunia. terus Aamiinkan.

Senin, 14 April 2025

Cerita Pendek #7 Lebih baik memberi daripada meminta

 LEBIH BAIK MEMBERI DARIPADA MEMINTA

https://kumparan.com/hipontianak/rekomendasi-5-hadiah-menarik-pengganti-thr-untuk-anak-anak-saat-lebaran-1vk4AYIlBdN

Alhamdulillah, bunda Yunita tersenyum bahagia melihat putra putrinya selesai menjalankan ibadah puasa. Tahun ini memang tahun paling seru karena semua anggota keluarganya ikut berpuasa, tak terkecuali si bungsu yang berusia 5.5 tahun. Alika yang masih belajar di taman kanak-kanak bersemangat menjalani puasanya purna waktu. Walau bunda harus menyediakan stok sabar untuk tetap mendampingi si bungsu di kala rewel karena haus atau lapar. Siang hari menjadi fokus bunda untuk siap siaga menghibur Alika dengan cara mengajaknya beristirahat, membacakan buku cerita sampai alika tertidur. 

"Malam ini kita berbuka untuk hari ke 30 ya, dek. Besok kita lebaran. Adek seneng gak besok lebaran?" Alika tertawa dan meresponnya dengan semangat. "Seneng, dong bunda. besok kan aku gak puasa lagi. aku bebas makan apa aja sepuasnya!'. Lagi-lagi bunda hanya mngelengkan kepalanya melihat tingka lucu Alika. Si Sulung, bang Kaafi, malah mengajak Alika berkeliling selepas sholat Isya menyambut Idul Fitri dengan berkeliling kampung. Rangkaian acara yang sudah menjadi budaya di malam takbiran pun meriah dengan pawai obor dan iringan anak anak, remaja, dewasa hingga para orang tua yang bergembira menyelesaikan satu bulan puasa.

Sepulang pawai, Alika yang nampak lesu, mendatangi bundanya yang sedang menyiapkan menu untuk esok hari. "Bunda, kata Aisyah besok kita bakal dapat duit banyak dan uangnya bisa buat beli apa aja, begitu bunda." Bunda mencolek hidung si bungsu sambil bertanya,"Adek juga kepengen dapat uang lebaran juga?". "Ya bunda, aku kan udah puasa penuh jadi aku bisa dapat hadiah uang, boleh kan bunda?" Bunda mengambil tempat untuk duduk di samping Alika, "Mendapat hadiah berupa THR atau Angpao itu boleh, dek, asalkan kita tidak meminta apalgi berharap banyak karena kita akan seperti peminta minta yang mendatangi setiap rumah dengan tujuan mendapatkan amplop atau angpao yang isinya sejumlah uang". Alika segera menyela, "Memang kita dilarang meminta ya bunda?', Bunda menjawab, "Meminta untuk sesuatu yang kita inginkan boleh, dek. Allah malah meminta hamba hambanya untuk meminta apapu yang diinginkannya. Hanya saja, Kita dilarang meminta-meminta apalagi berharap orang orang pasti memberi jika kita mendatanginya. Niat bersilaturahmi dan berlebaran akan sedikit ternoda karena ada niat lain yang bisa merusak niat awal". Alika terdiam dan mencoba mencerna kata kata sang bunda. Bunda menyederhanakan kalimatnya, "Yang penting besok adek dan teman teman yang datang berlebaran ke rumah rumah tetangga harus dengan niat bersilaturahmi dan saling mendo'akan kebaikan ya. Jika mereka memberi, boleh kita terima tetapi jika mereka tidak membagi angpau ya adek dan teman-teman lain jangan diam dan menengadahkan tangan ya". Ingat dek, lebih baik memberi daridapa meminta". Kalimat penutup bunda membuat Alika melotot, "Jadi kita dilarang menjadi pengemis ya bunda?" "Betul, dek. Jadilah manusia yang bermanfaat yang akan memberi kebaikan apa saja kepada sekeliling. Agar Allah makin sayang kepada kita". "Yuk istirahat, cuci kaki, basuh muka, sikat gigi dan tidur. Besok kita bangun pagi untuk sholat sunnah dua rakaat ya". Bunda mengantar Alika ke kamarnya dan memastikannya tmembaca do'a sebelum tidur.

Bunda Yunita membayangkan akan jadi apa anak anaknya kelak bila budaya menerima THR menjadi budaya berharap pemberian orang lain dan bunda khawatir jika generasi muda menjadi orang seperti peminta-minta padahal ada momen lain yang jauh lebih bermakna di hari Raya Idul Fitri yaitu saling menguatkan dan mendo'akan untuk melaksanakan amalan ibadah lain di bulan bulan selanjutnya. Bunda berharap besok adalah hari baik yang menjadi awal amalan kebaikan untuk seterusnya.


Kamis, 10 April 2025

Cerita pendek #6 Simpati_Lihatlah ke bawah

 LIHATLAH KE BAWAH

https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/lima-keutamaan-membantu-orang-lain-menurut-al-ghazali/

Dita mengecek jadwal mengajarnya pada kalender meja di kamarnya. Dia sudah melingkari tanggal tugas mengajar minggu depan. Melihat jadwal tersebut, Dita hanya menghela nafas panjang karena dia akan memilih cara lama yang jauh lebih hemat walau jarak tempuhnya memutar dan pastinya memakan waktu pula. Waktu yang dia luangkan pun harus lebih awal. Mengingat dia yang saat ini memiliki pekerjaan sebagai pekerja lepas dan jam kerja nya sedikit maka pendapatannya pun mengikuti. Mau tidak mau dia pun mencari strategi untuk tetap bertahan walau harus banyak berolah raga kaki.

Kejadian ini bukan untuk pertama kali. Dita harus lebih sabar menjalaninya selama lebih dari satu tahun. Keinginannya mendapatkan pekerjaan pasti yang tidak hanya sekedar bayaraan kerjanya tetapi ada tambahan lain seperti fasilitas kesehatan, transport, makan siang dan bonus lainnya. Di sisi lain, dia pun harus mengatur keuangannya untuk menyimpan pendapatannya untuk membayar sewa kamar, beli pulsa listrik, uang transport juga mengirim sedikit uang untuk ibunya di kampung. 

Hal yang senantiasa dia biasakan adalah menjalankan ibadah puasa sunnah Senin dan kamis, puasa tengah bulan pun dia jalani untuk menghemat pengeluaran. Dita sendiri merasa bersalah jika niat dan motivasinya berpuasa sunnah adalah untuk tujuan ekonomi tetapi dia membulatkan tekadnya mulai bulan ini untuk mencari keridhaan Allah dan semoga Allah SWT memberi kemudahan hidup ke depannya. Puasa lainpun dia lakukan, seperti menahan diri untuk tidak terpancing teman teman kost nya atau rekan kerja yang senang mngajaknya hang out atau sekedar makan makan dan belanja. Dia yang sudah bisa mencari jawaban logis pun dipahami oleh mereka. 

Suatu saat, Dita mendapat pesan singkat dari sahabatnya yang mengajaknya memberi donasi untuk membantu teman sekolah mereka yang mengalami kesulitan hidup. Dia mendapat cerita jika temannya sudah berkeluarga dan menikah muda serta memiliki dua anak. Suaminya yang kena PHK dari pabrik tempatnya mencari nafkahpun hanya bekerja serabutan. Kebutuhan hidupnya bertambah berat ketika temannya melahirkan anak kedua tanpa persiapan apapun, bahkan sekedar membeli perlengkapan baju bayinya pun tidak sanggup dia beli. Dita termenung mencoba mencerna info singkat yang dikirim sahabatnya. Dia merasakan beratnya beban hidup teman tersebut apalagi untuk memberi makan anak anak mereka. Ada perasaan lega dan mengucapkan syukur Alhamdulillah bila posisinya jauh lebih baik. 

Dita yakin Allah SWT memberikan ujian atau cobaan sesuai keadaan hambanya. Dita lantas beristigfar dan mengusap wajahnya serta melantunkan kalimat dzikir agar hatinya lebih tenang. Dia menjawab ajakan sahabatnya dengan mengirim sejumlah uang ke rekening yang sudah ada dan mengrim lampirannya via pesan singkat. Semoga sedekah yang dia kirimkan sedikit memberi kemudahan untuk kelurganya. Semoga suaminya mendapat pekerjaan kembali dan mereka dapat menjalani hidup sederhana dengan damai.

Ikhlas dan mensyukuri hidup adalah pelajaran berharga yang Dita dapatkan hari itu. Dia bertekad untuk bekerja lebih giat, dan tidak mudah mengeluh. MAlah seharusnya, dia harus lebih bersemangat karena memiliki fisik yang sehat, masih muda, masih banyak kesempatan kerja yang bisa dilakoni dan tetap bersyukur dengan memnuhi amalan baik, ibadah wajib dan menjaga semuanya dengan dzikir. 

Rabu, 09 April 2025

Cerita pendek #5 Sepele tetapi membekas

 SEPELE TETAPI MEMBEKAS

https://ligo.id/melipat-sarung/

Almarhum ayahku dahulu adalah orang tua yang tidak banyak bicara ketika mengajarkan pembiasaan di rumah. Beliau lebih suka memberi contoh tanpa meminta anaknya memperhatikan, apalagi sambil mengeluarkan banyak kata untuk memastikan anak anaknya mengerti maksud dari yang beliau lakukan. Salah satu kebiasaan baik yang membuatku melakukannya sampai sekarang adalah merapikan alat sholat setelah selesai melaksanakannya.

Setiap melaksanakan ibadah sholat, ayahku biasanya akan melaksanakannya di rumah. Walau seharusnya beliau berangkat ke Masjid dan mengerjakannya di sana tetapi beliau lebih banya sholat wajib di rumah berjamaah. Beliau yang akan mengimami kami. Hal yang seharusnya dicontoh adalah beliau mengajak anak laki lakinya berjamaah di masjid. Aku sendiri tidak tahu pasti mengapa beliau nyaman menghabiskan waktu ibadahnya di rumah, kecuali untuk sholat Jum'at. 

Kembali ke pembiasaan yang membuatku melakukannya tanpa perintah beliau adalah ketika selesai sholat. Beliau tidak langsung pergi dan meninggalkan alat sholatnya dalam keadaan tidak rapi. Beliau akan merapikan sarungnya terlebih dahulu dengan cara melipatnya menjadi dua bagian besar dan melipatnya kembali menjadi dua bagian kecil. Hal yang paliing kuingat ketika beliau melakukannya di depan kami adalah kibasan sarung untuk memastikan sarungnya sesuai dengan lipatan dan tentunya dalam kondisi rapi. setelah kibasan tersbut beliau akan melipatnya kembali dalam dua bagian kecil seperti membentuk persegi panjang dan meletakkannya bersama sajadah di tempat yang sudah tersedia.

Terlihat sepele tetapi karena aku sendiri melihatnya berulang kali, maka aku pun akan melakukan hal yang sama seperti beliau. Bedanya adalah aku merapikan mukena bagian atas terlibah dahulu baru kemudian bagiannya sarungnya. Yang aku lakukansama persis seperti yang beliau perlihatkan. Membagi dua bagian besar, kemudian membaginya kembali sampai bagian kecil. yang membuatku suka dari pekerjaan melipat alat sholat ini adalah mengibas bagian sarung seperti perlakuan ayahku ketikan merapikannya. 

Seperti ada rasa puas setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut. Rasa senang bertambah karena aku bisa melihat tumpukan alat sholat yang rapi tersusun di tempatnya. Selain itu aku pun akan melakukan hal yang sama setelah selesai sholat. Pekerjaan ini membuatku tergerak dengan sendirinya tanpa harus diminta atau diperintah oleh ibuku. Beliau hanya akan mengecek apakah aku sudah beribadah atau belum.

Hal yang kupelajari dari ayahku yang secara tidak langsung menunjukkan cara merapikan alat sholat adalah tanggung jawab terhadap apa yang sudah kita kerjakan. Kita memulai sebuah kebaikan, amalan sholat dan mengakhirinya dengan menyimpan kembali alat sholat tersebut seperti sedia kala. Hal kedua yang aku dapatkan adalah, tidak semua pembiasaan baik harus diberikan dalam kalimat panjang dengan kata kata rumit dan mungkin membingungkan karena bisa jadi penyampaian yang diterima berbeda karena kosa kata yang diberikan pun berbeda. 

Apa yang ayahku tunjukkan adalah sebuah cara sederhana yang tidak perlu banyak kata, penjelasan apalagi perdebatan sampai menimbulkan perselisihan. Ayahku memang tidak memberikan banyak kalimat, cukup menunjukkan caranya saja dan kami melihatnya berulang kali. Hal tersebut terekam rapi dalam otak bawah sadar kami dan dengan sendirinya aku pun melakukan hal yang sama seperti yang dicontohkan. 

Tidak semua perbuatan baik harus disampaikan dalam panjangnya kalimat, terkadang menunjukkannya saja dan dilakukan berulang kali bisa menjadi sebuah pembiasan baik. Apalagi hal tersebut masuk ke dalam amalan baik yang tentunya akan dicatat oleh malaikat Atid dan hal baik ini berlanjut ke anak anakku.

Sabtu, 05 April 2025

Cerita pendek #4 Diary

 BUKU HARIAN

https://bprsku.co.id/contoh-buku-harian-diary-dan-cara-membuatnya-dengan-benar/

Apakah kamu punya pengalaman yang sama dengan saya dalam hal curhat? Siapakah orang-orang yang kamu pilih untuk jadi teman yang siap menyimak keluh kesah, cerita menyenangkan, menegangkan, memilukan, menyeramkan atau menyedihkan. apakah kamu juga punya alasan kuat mengapa lebih memilih curhat kepada manusia atau malah memilih mencurahkan rasa hati dalam sebuah buku harian?

Setiap orang terutama anak perempuan, biasanya memiliki teman dekat atau sahabat berbagi. Entah itu berbagi hal hal positif atau hal hal yang mungkin tidak nyaman. Berbicara atau menyampaikan isi hati adalah satu cara untuk meurunkan ketegangan otak atau kecemasan karena apa yang terlontar memberikan sedikit rasa lega setelah mengeluarkan uneg uneg. Akan tetapi buruknya adalah jika apa yang menjadi rahasia kita ternyata menjadi konsumsi publik yang tersebar di lingkaran atau lingkungan pertemanan yang lebih luas. Pasti akan lebih sakit karena sudah terkhianati kan? Maksud hati inging berbagi ekslusif tanpa harus bocor ke publik malah jadi bumerang karena teman yang katanya bersedia menyimak ternyata membagikannya di belakang kamu. Yang ada tinggal rasa malu dan entah bagaimana menghadapi orang orang yang tahu rahasia kamu.

Aku adalah salah satu "korban" teman dekat yang menjanjikan akan menyimpan rahasia bila aku mau berbagi keuh kesah. Apalagi saat saat ABG galau karena sebuah hubungan. Alih-alih tenang karena ada "jaminan" aman malah jadi masalah baru karena rahasia menjadi isu yang berkembang dengan embel-embel lain yang jauh dari situasi sebenarnya. Maka setelah kejadian tersebut aku memilih menulis dan memiliki buku harian yaitu "DIARY".

Keamanan rasa terjaga karena hanya aku yang mencurahkannya dalam buku harian tersebut. Setiap kejadian yang tidak mengenakkan akan menjadi prioritas untuk ditulis dan terkadang airmata menemaniku ketika rasanya berat dan dengan menulis sambil berurai airmata menghasilkan rasa tenang dan menurunkan sakit kepala karena terlalu heboh menyikapi masalahku yang sebenarnya masalah "biasa" bagi para orang dewasa. Entahlahs, tetapi semenjak menjadikan buku harian sebagai sahabat sejati, maka semua rasa yang tercurah menjadi bagian hidup dan akan selalu dikenang. 

Sekarang ketika sudah kuliah dan lebih banya berkecimpung di dunia nyata dan bertemu banyak orang, maka rasanya berbeda. Apalagi membaca kembali semua catatn harian yang tertulis. Ada bangganya karena beberapa tulisan aku curahkan dalam bahasa Inggris yang kebetulan pas sekolah aku ikut kursus dan aku latihkan dalam buku harian. Ada juga yang isinya tentang impian dan motivasi menjadi manusia sukses, ada juga tentang hubungan pertemanan dan yang membuat ku senyum senyum sendiri adalah semua tulisan yang mengungkapkan tentang hati jatuh cinta, galau, menghadapi lawan jenis, atau mngalami hal hal yang menyakitkan dari sebuah hubungan yang belum jelas. 

Apapun kejadiannya, aku akui menulis membatu menurunkan tingkat stress dan menyalurjkan atau membuang energi negatif dari hati dan pikiran. Rasa aman, tenang dan nyaman didapat setelah selesai menulis. Apakah buku harian masih aku pertahannkan saat ini? Jawabnya tidak, karena banyak cara untuk menuliskan rasa serta pengalaman hati melalui platform daring. Intinya curahkan apa yang kita rasakan pada orang terpercaya atau menuangkannya dalam tulisan.                  

Jumat, 04 April 2025

Cerita Pendek #3 Gunting Rambut dan Kuku

 GUNTING RAMBUT DAN KUKU

https://id.pngtree.com/freepng/scissors-cartoon-element-icon_7186346.html

Setiap hari Selasa sebelum masuk kelas untuk belajar, ibu guru akan mengajak para murid kelas 1A berbaris di halaman sekolah. Semua murid yang hadir pada hari tersebut akan bergerak mengikuti instruksi ibu wali kelas dan membuat empat baris berjajar; dua deret siswa para siswa dan dua baris lainnya para siswi. Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 15 menit.

Pembiasaan kegiatan di luar kelas sebelum belajar adalah memeriksa kondisi para siswa dengan mengajak mereka membaca beberapa surat pendek, memberi arahan atau nasehat selama kegiatan di kelas, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan seperti berkata tidak sopan, tidak memukul atau perbuatan lain yang buruk. Setelah melakukan afirmasi, bu guru akan melanjutkan kegiatan selanjutnya, yaitu memeriksa kuku dan rambut untuk para siswa.

Seperti biasa ibu akan menyapa Aira pulang sekolah dan menanyakan beberapa hal terkait kegiatannya di sekolah.
"Dek, hari ini kamu ngapain aja di sekolah?"
"Periksa kuku ma dan anak laki-laki diperiksa juga rambutnya." Aira menerucutkan bibirnya dan menyampaikan info yang kurang enak dia terima.
"Kuku aku panjang. Mama lupa ya gak potong kuku aku?"
"Innalillahi, maaf ya dek, mama lupa. Yuk kita potong kukunya sekarang aja, biar besok kamu bisa lapor bu guru kalau kuku kamu sudah rapi dan bersih, ya".

Pada saat memotong kuku, ibu bertanya tentang perasaannya. "Dek, sakit gak kukunya dipotong?", Aira merespon,"Gak mah, gak sakit. mama kan potong kukunya aku bukan kulit aku. Tapi, kok potong kuku gak sakit ya ma? kenapa bisa begitu? Potong rambut juga gak sakit. sebulan lalu teteh potong rambut aku jadi pendek ma. tapi gak sakit". Ibu tidak menyangka jika Aira akan menanggapi pertanyyannya dengan antusias dan memberikan pertanyaan balik, kenapa kukunya tidak sakit ketika dipotong.

Dengan senyumnya ibu menatap Aira dan memberikan jawaban yang dibuat sederhana agar Aira paham. "Coba lihat ke sini dek." Ibu meminta Aira mmeperhatikan kuku yang akan dipotong oleh ibu."Mama potong ya kukunya. Lihat, keluar darahkah dek dari jari ades?" Aira menjawab spontan, "Gak mah gak ada darahnya dan gak sakit juga." Ibu menyimak jawaban Aira dengan puas. "Betul, dek. Rambut yang dicukur dan kuku yang kita potong tidak mengeluarkan darah atau terasa sakit karena kedua bagian tersebut tidak dialiri syaraf hidup yang akan menimbulkan sakit atau rasa nyeri". 

Ibu melanjutkan penjelasannya dengan memberi contoh dan sebisa mungkin membuat putri bungsunya mengerti.  "Coba, mama cubit kulit tangan kamu ini ya, Sakit kah?" Seketika Aira menjerit, "Aww, sakit mah, kalau tangan ku dicubit mama, lihat tuh jadi merahkan kulit aku?" Tunjuk Aira pada bagian kulit tangan yang tercubit. "Nah, selain Kuku dan Rambut, maka bagian lain di tubuh kita dialiri syaraf-syaraf hidup yang berfungsi mengaliri darah, memberi tanda atau menunjukan sesuatu yang bisa jadi  rasanya tidak nyaman. Salah satu ciri rasa tidak nyaman itu bila kita cubit, potong atau tergores akan terasa sakit atau nyeri atau lebam, bahkan bisa berdarah".     

Aira sudah mendapat jawaban yang menurutnya mudah dipahami. "Aku gak boleh malas potong kuku ya ma. Karena potong kukukan gak sakit. Lagian kuku kita jadi bersih. LIhat nih ma, sekarang kuku aku sudah rapi dan bersih.Terima kasih mama."
Ibu gembira mendapat respon baik dari sang putri. "Alhamdulillah anak mama udah pintar, yuk kita lanjut ganti baju, cuci tangan dan kaki terus makan dan istirahat." Ibu menutup percakapannya siang hari itu dengan manis.                         

Belajar #7 Mulai dari yang mudah

 BELAJAR DARI YANG MUDAH

https://www.resepkekinian.com/tag/resep-masakan-rumahan-yang-enak-dan-murah/

Pekerjaan ibu rumah tangga yang paling melekat dengan istri adalah memasak. kelihatannya menggiurkan dan mudah dieksekusi, tapi kalau kita awam pengetahuan bumbu, bahan dan cara memasaknya ya butuh usaha untuk mempelajarinya.

Itulah yang dialami para ibu muda yang ingin menunjukkan dirinya sebagai ibu rumah tangga. Niat dan motivasi adalah modal awal untuk melangkah maju ke langkah langkah selanjutnya. Termasuk menyiapkan makanan untuk suami dan keluarga, tidak ada kata terlambat bila harus belajar dari level 0. Begitu juga yang saya alami di awal pernikahan.

Setelah memutuskan pindah ke sebuah kontrakan kecil di hari ketiga setelah pernikahan, saya membuat rencana kerja sebagai istri yang akan melaksanakan pekerjaan rumah tepatnya semua pekerjaan yang berhubungan dengan rumah, seperti mencuci baju, piring, menyapu, mengepel beberes barang barang, menatanya dan yang pasti memasak. 

Pekerjaan yang terlihat sederhana dan saya memikirkan tentang menu yang sederhana pula. Satu menu sederhana yang saya masak adalah sayur bening. Namanya bening ya, sayur tidak ada yang sulit memprosesnya. Hanya menyiapkan dua ikat bayam, rajangan bawang merah yang di goreng, bawang putih yang digeprek dan dimasukkan ke dalam rebusan air yang sudah mendidih. Kemudian, tambah bumbu penyedap, garam dan gula pasir. Setelah beberapa saat mendidih tunggu sebentar dan matikan api. Lanjut tuankan sayur bayam ke dalam mangkok dan taburi bawang goreng. 

Sederhana, mudah dan cepat adalah kata kunci yang saya gunakan untuk memasak, termasuk membuat sayur bayam. Senang hati dengan kepuasan tingkat tinggi karena berhasil pecah telor. Sayur bayam yang saya siapkan di meja makan sudah dilengkapi dengan menu gorengan yaitu tahu dan tempe goreng, kerupuk bawang dan nasi yang sudah matang di pengukus nasi elektrik. Satu tugas selesai saya selesaikan dengan baik sesuai versi saya dan waktunya mengajak suami makan.

Jam makan siang sudah  kami lalui dan Alhamdulillah saya menikmatinya dan sepertinya suami saya pun melihatnya demikian. Tidak ada drama dan masalah yang hadir pada saat kami makan siang. Mendekati pukul 14.30 WIB, Ibu mertua datang dan suami menjamu beliau dengan menyuguhkan minuman ringan, saya pun ada di sana dan ikut bergabung. Tetiba suami membawa isi panci yang aku simpan di atas meja dan menunjukkannya pada ibu mertuaku, "Lihat ke sini mah, masa Rita masak sayur bayam airnya sedrum!" sambil tertawa dia mengaduk sayur bayam tersebut sambil memperlihatkan limpahan air yang memang banyak. 

Perasaan malu dan merasa dipermalukan mendominasi hati, syukurnya sang ibu mertua dengan baik dan tetap positif menanggapi anak laki lakinya menilai masakan istri yang baru dinikahinya selama 4 hari. Aku hanya bisa diam dan menatap tajam mata suami karena suadah mengomentari hasil masakan saya yang sederhana itu. Mengapa tadi tidak memberi tanggapan pas kami makan siang bersama, atau paling tidak menginfokan mana saja yang terlihat berlebihan. Kalau harus disampaikan di depan ibu mertua ya habislah saya karena ketahuan dianggap tidak bisa memasak. 

Maksud hati ingin belajar masak mulai dari yang mudah, sederhana dan cepat dieksekusi dengan tetap merujuk pada resep-resep yang saya lihat via kolom pencarian google, Niat hati ingin meningkatkan kemampuan diri dalam hal baru yaitu memasak tetapi tehadang dengan komentar yang mengusik hati untuk mundur dan angkat tangan. Tetapi, sebagai orang baru dalam pernikahan, anggaplah peristiwa tersebut sebagai uji nyali, apakah saya bisa maju, bertahan atau malah kapok dan menyerah. 

Kata orang banyak jalan menuju Roma, banyak cara menuju sukses. Mungkin pepatah ini juga yang membuat saya bertahan dan mau belajar sedikit demi sedikit agar mutu dan variasi menu terus meningkat. Tidak ada yang salah kan ketika belajar dan menemui kesulitan, kritikan atau mungkin masukan yang gak enak.  

Rabu, 02 April 2025

Cerita pendek #2 Berbagi

 YANG UTAMA ADALAH IKHLAS, NAK.

https://baznas.jogjakota.go.id/detail/index/26954

"Ma, tadi bu guru minta sumbangan!" Aira masuk ke rumah tanpa salam dan langsung melayangkan pertanyaan yang lugas. 

"Wa'alaikum salaam, Jangan lupa ucapkan salam, anak pintarKamu kasih uangnya kah dek?", Ibu bertanya untuk mendapat reaksi putri bungsunya.

"Gak lah ma. Uang aku kan cuma buat jajan doang", Gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya.  Seperti biasa ibu menyimak dan memberikan senyuman manis ketika menanggapi putrinya.

"Betul, dek. Kamu punya uang jajan. Bila sedikit aja, misalnya kamu kamu masukkan ke celengan infaq sebesar 2000, insya Allah itu akan jadi amal kebaikan". 

"Memangnya Allah SWT mau menerima uang infaq aku yang cuma 2000 itu ma? "

"Insya Allah, dek. Sepanjang kamu ikhlas memberikannya dan tidak ingin dipuji teman teman yang lain, maka Allah akan menghargai amalanmu berlipat ganda. Apalagi bila niat kamu memberi karena ingin meraih ridhanya Allah".  Ibu mengusap kepala Aira dan mengajaknya berganti pakaian sekolah dengan pakaian rumahan. 

"Dek, makan siang dulu ya, setelah itu sholat Dzuhur dan istirahat. Nanti jam setengah empat kita ngaji di Masjid Al Amin" Aira mengangguk dan duduk di kursi meja makan. 

"Do'a sebelum makan nya jangan lupa ya dek" Ibu membimbing Aira berdo'a dan menyendokkan nasi beserta lauknya di piiring depan Aira.

Waktu menunjukkan pukul 14.30 WIB.ketika ibu membangunkan Aira karena dia akan berangkat mengaji pukul 15.30 WIB.

"Dek, bangun yuk. Kita siap siap dulu sebelum ke Masjid."

"Aaaah" Aira menguap, "Aku masih ngantuk ma, mau tidur lagi". Ibu memegang pipi Aira dan mendekatkan bibirnya di telinganya. "Dek, kita sudah janji kan kalau sore adek mau berangkat mengaji dan setelah cukup tidurnya, sekarang waktunya bangun", suara ibu yang lembut tapi lugas membuat Aira memicingkan matanya dan merentangkan kedua tangannya dengan malas. 

"Yuk, dek baca do'a setelah bangun tidur terus ke kamar mandi basuh muka dan berwudlu, biar seger wajahnya".

"Kenapa sih harus ngaji ma?", masih dengan wajah yang ditekuk, Aira memberi pertanyaan yang membuat ibunya geleng geleng kepala.

"Mengaji itu belajar juga, dek, juga bagian dari mencari ilmu yang pahalanya besar. Jika kita sudah punya ilmu dan berbagi kepada teman teman lain yang belum bisa kan bisa jadi infaq atau shodaqoh kamu, dek". Panjangnya penjelasan ibu membuat Aira bingung dan mengajukan pertanyaan yang lain. "Memangya boleh berinfaq dengan mengajari teman baca Iqro?" Senyum ibu kembali terlihat dan dengan mantap memberi anggukkan. "Insya Allah, dek, sepanjang kamu ikhlas berbagi dan sabar mengajari teman lain Iqro itu pun akan diberi penghargaan oleh Allah SWT, malah bisa berlipat ganda lho pahalanya". "Kok bisa, ma?" Aira masih berusaha mencerna kata kata sang ibu. 

"JIka kita membagi ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan orang itu membagikannya kepada yang lain terus dia juga mengajarkannya lagi kepada yang lain, maka pahala yang kamu dapatkan bukan hanya dari satu orang saja tetapi semua orang yang sudah mengajarkan kepada yang lainnya pun akan sampai pahalanya ke kamu, nak."

"Aku mau banyak pahala ma, biar aku bisa masuk surga!" Aira bangun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi diiringi ibunya. "Insya Allah, setiap amal kebaikan yang kita berikan kepada yang lain akan berbuah hadiah berupa pahala jika kita ikhlas". 

"Siap berangkat ke Masjid? "Aira mengangguk dan berjalan penuh semangat mendapatkan ilmu.

Cerita pendek #1 My dream

 MY DREAM

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrO_gzKJu5ni0AGekWjzbkF;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1743689546/RO=11/RU=http%3a%2f%2fchildhealthpolicy.vumc.org%2fmetywip48838.html/RK=2/RS=EpdOFTKoM3yRPZ5rqMiLVIEZKDw-

"Honey, let's go to your room. It's time for us to have a nice dream", My mom smiles at me and tap my shoulder when she asks me to go to sleep. I see the clock and it shown 9:00 P.M. I know I have to finish my homework, tidyup my books and stationaries and take a rest. That is my routine activities every night. I once asked my mom why she always says "have a nice dream" before she kisses my forehead and put off the lamp. She only give a nice smile and asked me back, "Don't you like a nice dream, dear?" . Well I do want to have a dream the nicest one in my real world. I know to reach the real dream I must work hard and even harder every single day, without complaining. 
My mom shares her experience about the expression. She hopes that when she says "Have a nice dream", then Her daughter will have  a nice sleep save and sound. "How kind you are, mom!", I hug my mom right away when she explained it to me. I felt like she sent me nice words and made me comfortable without thinking badly and She wanted me to have deep sleep. 
One thing I almost forget to tell you that my mom always reminds me to pray before sleeping; "It will give you guarantee that you are under Allah's control. No one will disturb your sleep because He will keep you safe. What she said is absolutely true. Mom will giveme nice words and give me more and more motivated words even there are only, "Good!", "Well done!", "Good Job!" or "Masha Allah!". 
The other thing about dream, my mom usually asks me what kind of dream I got last night. I'm quiet for a while, trying to find out what I was experiencing in my dream while I was sleeping. Then, my mom will say something when I am about to tell my dream, "It's OK. I hope your dream will be good for you and you will be happy with your last night's dream". "Yeah, I had a dream, It was about you mom coming to me, accompanying me and hugging me as usual. I felt happy and I didn't want to go away from you". My mom gives another smile and says, "You will always my baby, dear".
I will have other dreams and I do hope that All of them are good for me and for my happiness.

https://www.duplichecker.com/

Belajar #6 Melek Info

 MELEK INFO

https://www.ytviews.in/5-must-have-elements-of-an-online-business-on-social-media/


Tidak ada kata terlambat untuk belajar menambah informasi bahkan ilmu. Terkadang kita akan merasa "Kebelet" untuk menyelesaikan keperluan kita agar permasalahannya selesai dengan baik. Sama seperti kondisiku selama 1 bulan Ramadan yang baru berakhir beberapa hari yang lalu. Pegalaman ku tahun ini adalah bagaimana membuat variasi makanan baik takjil atau lauk pauk buka puasa dan sahur lebih berwarna. "Kata Sakti, kebelet" adalah cerminan kondisi para ibu rumah tangga seperti aku yang ingin dapat info cepat, resep mudah bahan bahan yang didapat murah dan prosesnya tidak ribet tetapi hasilnya memuaskan. Tahun ini, aku mampu mengeksekusi beberapa resep olahan ayam, sayuran hijau juga takjil bentuk gorengan yang tersaji untuk menu Ramadan kami.

Sebenarnya, beragam info tersebar di dunia maya, termasuk masak memasak, demo membagikan resep sudah menjadi makanan sehari hari kami para ibu rumah tangga. Hanya saja kesempatan memanfaatkan resep dan tips cara memasak lauk pauk, kue bahkan kudapan sederhanapun baru tercerahkan dan terlaksana tahun ini. Ramadhan yang sepenuhnya bulan penuh amalan baik pun tak luput dari para konten kreator yang membagikan ilmu mereka agar disukai, diikuti dan dibagikan. terlebih lagi bila para netizen bisa mempraktekan resep resep mereka. 

Berbagi memang indah, bagi mereka banyaknya simbol jempol pertandainfo yang terbagi diterima, disukai dan dihargai. Bagi aku yang seorang rumah tangga, info seputar resep pun menjadi ilmu baru untuk dieksekusi untuk menu takjil, berbuka maupun sahur. Walau tidak semua resep yang tersimpan di aplikasi hijau aku kerjakan, tetapi beberapa di antarnya sudah berulang kali aku masak. 

Kelebihan info yang tersebar luas di media sosial bagi kami para ibu rumah tangga adalah melakukan preaktik baik yang dapat dinikmati hasilnya oleh anggota keluarga. apalagi di bulan penuh berkah, Ramadan kemarin ada yang bertambah pahalanya jika kita ikhlas melaksanakannya, yaitu membuat menu masakan untuk berbuka, memberi makan orang yang berpuasa. Indahnya berbagi, walau terkadang bahan bahan yang dibagikan di resep resep mereka tidak kami dapatkan, paling tidak infonya kami simpan untuk eksekusi masak di lain kesempatan. 

Memasak menu baru atau variasi menu masakan bagiku menyenangkan karena yang dimasak tidak melulu menu yang sama; jika tidak dioseng, di sayur atau direbus. Paling tidak kami bisa mencoba cara lain dengan bahan yang sama hasilnya memang berbeda secara tampilan dan rasa, entunya.

Legowo #2

 MIMPI




Mengapa mimipi-mimpi itu mengarahkan ku pada satu titik yang masih membingungkan. Tetap lanjut dan menerima tugas baru dengan penghargaan materi baru atau berhenti dan mencari yang lain sesuai kemampuan dan keterampilan kerja ku. Dilema! ya, bagai buah simalakama; makan buah itu, ibu akan mati tapi memilih tidak memakan buah itu pun, bapak akan mati. Seberat itu beban yang aku harus pertimbangkan. lebih dari 20 tahun aku menikmati pekerjaanku sebagai pengajar, staff pendidik di bagian pengembangan dan menjadi pimpinan divisi. Senyaman itu pekerjaanku hingga aku malas berpikir untuk mencari pengalaman baru di tempat lain yang mungkin penghargaannya lebih baik. Mengingat aku adalah orang yang mudah nyaman dengan semua yang kulakukan hingga untuk melirik ke tempat lain pun harus berpikir seribu kali. 
Tetapi, hari ini aku terpekur dan ter puruk dengan bayangan mimpi terakhir yang aku alami. Mimpi itu datang dua hari yang lalu. Salah satu rekan kerja terbaikku hadir. Aku bertemu dengannya, miminta waktunya dan sekaligus berkonsultasi tetang jalan mana yang harus aku ambil. Aku beragi piluku sambil menangis, membuka rahasia hidupku yang mengalami kesulitan hingga kebimbanganku untuk nasib pekerjaanku di perusahaan tersebut. Dia adalah ibu Fera, yang memelukku, membiarkan aku mengurai semua rasa ku dan menyimak detil ceritaku. Beliau tidak menanggapi, tidak pula memotong bicaraku dan tidak pula mencelaku. 
Potongan mimpi tersebut begitu nyata, hingga aku berpikir apakah mimpi itu adalah mimpi pamungkas sekaligus ujung dari do'a ku yang meminta Allah SWT menunjukkan jalan dan putusan terbaik untuk ku, untuk hidupku dan masa depan karirku. Aku berada diujung jalan dalam keadaan bingung. Pamit kah atau tetap bertahan dengan konsekuensi yang harus aku terima. Aku sadar ada banyak lulusan muda berprestasi dan memiliki kemampuan jauh lebih baik dibandingkan aku. Aku yakin mereka bisa bekerja jauh lebih produktif mengingat tenaga, pikiran serta ilmu yang mereka dapatkan masih hangat dan semangat untuk menjadi produktif jauh lebih tinggi. Bila dibandingkan dengan ku yang beberapa bulan lagi memasuki usia setengah abad dan kekuatan fisik mulai menurun serta ruang gerak mulai terbatas karena lebih memilih keluarga dibandingkan WFO. Sepertinya aku harus pasrah serta legowo dengan kondisiku saat ini, terlebih tunas tunas muda bermunculan tidak hanya sepulu bahkan ada seribu lulusan kependidikan yang siap menggantikan aku.
Seandainya aku punya lorong waktu dan bisa memperbaiki keadaan, mungkin hidupku tidak seberat ini. Semoga Allah memberi jalan kemudahan untuk ku, untuk keluarga ku dan untuk masa depan kami.            

Selasa, 01 April 2025

Belajar #5 Teruslah belajar

 TERUSLAH BELAJAR

1 Syawal 1446 H/ 31 Maret 2025

Sepanjang hidup berumah tangga, dua tahun terakhir ini aku merasakan  hambatan-hambatan NYATA yang menguras tenaga, pikiran serta hati. Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan ekonomi merangkak terus dan jatah belanja yang diterima tidak pula berubah. Miris, setelah aku memilih WFH, kondisi ekonomiku sedikit terganggu karena memang nyatanya betul, "Lebih besar pasak daripada tiang" , lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan. Yang paling penting adalah bagaimana mengatur anggaran  yang ada agar cukup.

Berat rasanya jika harus membagi anggaran minim untuk menutupi semua kebutuhan satu hari. Belum lagi jika ada dana tak terduga yang harus dikeluarkan. Maka jalan tengah yang bisa dilakukan adalah membuat prioritas pembelian barang, seperti mengatur kapan membeli gas yang akan habis, membeli air isi ulang agar tetap siap sedia, membeli beras sedikit demi sedikit setiap hari sampai membeli keperluan lainnya (detergen, sabun mandi, pasta gigi, sampo, sabun pencuci piring, sabun colek juga minyak goreng, telor, pulsa data anak anak, kas sekolah anak, bekal jajan mereka atau uang untuk berobat jika salah sattu dari kami sakit)      

Bersyukur pun tetap jadi bagian ibadah yang todak boleh lepas dari bibir kami. Alhamdulillah, kami tidak mengontrak alias tinggal di rumah sendiri yang cicilannya sudah lunas. Kami pun tidak membayar cicilan lain seperti cicilan motor atau cicilan barang lain yang bakal menambah beban pikiran. Yang terbesar adalah tanggungan atau kewajiban membayar biaya pendidikan anak sulung sebesar 9 ribu ringgit setiap semester dengan kurs yang terus naik, belum lagi biaya akomodasi, transnport nya. Alhamdulillah, kami masih harus tetapbersyukur karena rezeki yang Allah SWT berikan tetap tidak bisa kami hitung. Kami sehat, anggota keluarga kami sehat juga sudah anugerah besar bagi kami. 

Belajar terus mensyukuri nikmat adalah bagian cara kami untuk menjaga kewarasan dan tetap bisa mengontrol diri dari keinginan yang tidak bisa diwujudkan dalam kurun waktu 3 tahun. Semoga Allah SWT tetap memberikan kenurahanNYA kepada kami, memberi rezeki yang cukup untuk kami gunakan dengan cara yang baik agar menjadi berkah dan memberi manfaat kepada yang lain.          

80 tahun merdeka #2

  MERDEKA UNJUK DIRI Lomba Tumpeng 14082025_MI Al Hikmah 80 tahun merdeka bukan angka sedikit untuk menunjukkan berapa lama kita bebas hidup...