Jumat, 11 Oktober 2019

Writober#10 Garis

GARIS ITU SEBENARNYA ADA DI DEPAN MATA

"APAPUN MEREKA BILANG 
TEKADKU TAK KAN HILANG
JALANKU MASIH PANJANG
GARIS AKHIR YANG KU PANDANG"



Lika liku hidup berawal ketika kita memutuskan untuk memulai sebuah perjalanan dan membuat target target jangka pendek dan jangka panjang sampai akhirnya kita sampai di tujuan.

Seperti halnya yang kulakukan selama lebih dari 15 tahun pernikahan, diawal dahulu niat menikah adalah menjadikan kami sebagai kelluarga Sakinah, Mawaddah wa Rohmah. Berharap berjalanan kami mulus sampai garis finish.

Nyatanya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lima tahun pertama pernikahan kami penuh dengan konflik, masalah dan kerikil kerikil tajam yang tidak mudah dilalui, tidak mulus dijalani dan butuh energy besar untuk menerima masing masing kekurangan.

dilanjutkan ke 10 tahun berikutnya, gelombang hidup yang awalnya tenang, terkadang menjadi tinggi dan tidak bisa dipungkiri Tsunami menimpa bahtera kami dan sekali lagi ujian hidup menerpa diri untuk bisa tegar dan berusaha sekuat gunung batu.

Memasuki usia pernikahan ke 15, (Januari 11 2019), ujian, cobaan, asa garam hidup mulai kami biasakan untuk tetap bersikap biasa, tidak panik dan mencoba untuk mencari jalan keluar dengan tenang dan fokus. 

Garis Finish belum sampai, amanah hidup belum selesai, perjalanan kami masih panjang. Setiap kesulitan Insya Alloh ada kemudahan. Dengan tetap istiqomah pada ketetapan Alloh SWT.  Kami harus tetap bersama pada garis akhir yang harus kami selesaikan. Semoga Alloh SWT memberi  kemudahan kami dan menjaga kami untuk tetap konsisten mengarungi samudera yang luas ini. Aamiin ya robbal 'alamiin.


#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta

Kamis, 10 Oktober 2019

Writober#9 Lupa ; Berdamai dengan masa lalu

 BERDAMAI DENGAN MASA LALU: MUNGKINKAH?


Berharap dari sebuah cerita hidup untuk mendapatkan kebahagiaan dan keindahan menjalani kegiatan harian, ternyata tidak semudah yang kita inginkan. Kejutan kejutan yang membuat hidup seperti rasa permen Nano nano, juga sempat membuat semangat hidup turun drastis dan merasa putus asa. Ketika ikut kelas matrikulasi IIP saat itu, dan mengikuti diskusi diskusi group WA, ada sebuah ekspresi yang membuat saya berfikir kembali tentang masa depan. 
Ungkapan itu adalah "Berdamailah dengan masa lalu' untuk bangkit memperbaiki diri hingga mencapai target hidup yang diridhai Allah SWT." . Ketika diresapi arti dari ungkapan tersebut, sepertinya ungkapan itu mengajak saya tetap berada di jalur yang benar, sehingga kekita saya teringat masa lalu yang mengecewakan membuat saya teringat kembali akan target saya di masa depan. Walaupun butuh waktu lama untuk meredakan rasa hati yang kecewa, tetapi ketika kita berada di bawah dan sedang dirudung masalah, maka pengalaman itu hadir kembali dan menari nari di kepala kita. Saya pun berusaha keras "melupakan" pengalaman itu dan memberinya tempat jauh dari pikiran kita, maka ada sedikit lega dan ringan rasanya beban itu. Memang sulit seperti ada pepatah yang mengatakan, It's easy to talk than to to",

Menyelami pengalaman hidup, asam garam dalam soup kehidupan, nyatanya butuh keberanian diri untuk meyakini bahwa hidup harus menjadi lebih baik. Tantangan demi tantangan harus ditaklukkan agar tidak menjadi luka dalam yang tidak sembuh karena menjadi infeksi akut. Hanya tawakal dan berupaya keras untuk lebih baik dan bertekad sepenuh hati bila "Badai pasti berlalu", tidaka ada yang tidak mungkin. Kepada Allohlah kita menyembah dan kepadaNya lah kita kembali.

Semoga pengalaman pahit apa pun jenisnya dapat menjadi warna warni hidup yang akan mematri mental kita dan membuat kita kuat untuk menghadapi yang jauh lebih berat. Bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT untuk kita, keluarga kita dan masyarakat sekitar. 

KEEP ON POSITIVE THINKING
JUST SHOW THE BEST AND BE THE BEST
AND ALWAYS SAY: I'M ALWAYS OK WITH A SMILE!


#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta

Rabu, 09 Oktober 2019

Writeober#8 Jingga

SEMOGA SENJAKU SEINDAH WARNA LANGIT  BERWARNA JINGGA DI SORE HARI MENJELANG MALAM


Selama hidup bersamamu, 
kuberharap akan menuai bintang,
ku mau menikmatinya dan menjadi saksi suksesmu,
tersenyum manis sambil menyelami masa lalu,

Betapa berat dahulu membersamai mu,
penuh liku dan senantiasa diselingi rasa bingung,
Tak tahu harus seperti apa diri ini mendidikmu,
Seiring usaha dan do'a dan berjalannya waktu berlalu,

Banyak bertabur kejadian yang membuat hati sendu,
Banyak pula kenangan kenangan berharga yang dibuang sayang, 
 Semoga senjaku kelak akan seindah langit sore berwarna jingga,
Semoga kulihat malamku bertabur bintang kejora yang akan menemani mimpiku,
dan membuat tidurku menjadi nyenyak serta akan memberiku jalan ke tempat terindah di SyurgaNya.

Semoga Allah SWT meridhai setiap langkahku, menghargai setiap jerih payah ku dan mendengar setiap do'a harapan ku untuk bintang bintang kecilku yang kelak akan memberi harum semesta.
Bersama Shafira Aisyah Supiar

 
Bersama Ridwan Harits Supiar
 
Bersama Fattah Aziz Supiar
Bersama Syahira Azmya Supiar

#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta
 

Selasa, 08 Oktober 2019

Writober#7 Bulan Oktober awal datangnya hujan tahun in

WRITOBER#7 BULAN OKTOBER AWAL DATANGNYA HUJAN


Sudah lama kita tidak mendengar kata hujan, sudah lebih dari 9 bulan lamanya tahun 2019 ini hujan belum nampak. Sampai akhirnya tadi malam Selasa, 8 Oktober 2019 sekitar jam 19.30 WIB daerah kami diguyur hujan. Awalnya, saya mencium aroma tanah seperti disiram air, kemudian saya buka pintu rumah dan menengok kondisi di luar, Alhamdulillah, segala puji bagi llah SWT, rintik rintik hujan mmbasahi tanah aspal depan rumah kami. Subhanalloh, akhirnya turun hujan juga, gumam saya saat itu. Tidak berapa lama kemudian, anak ketiga kami, Abang Fattah berteriak, "Mama, kalo hujannya gede aku mau hujan hujanan ya!", terbelalak mataku melihat tingkah nya fattah seperti ikan yang mendapat air bah karena sudah lama air kolamnya menyusut dan hampir kering. "Tidak bisa, bang. Hujan ini baru turun pertama kali. Abang belum boleh main hujan ya". "Fattah langsung merengut dan menunjukkan muka kesal" Aku mengajak anak anak untuk membaca do'a ketika turun hujan. "Aa, abang, ade Aira, yuk baca do'a ketika turun hujan, tuh hujannya makin lama makin deras". 

Hal lain yang membuat aku terpana saat kejadian hujan yang turunnya makin lama makin deras dan pintu rumah dibuka agar bau tanah dan rasa sejuknya yang khas, ketika aku melihat anak keempat ku yang batita, Syahira Azmya Supiar (17 bulan) menatap air hujan yang turun dengan mata terbelalak dan mulut mungilnya yang membentuk huruf O sambil bergumam dan tangannya menunujuk ke luar, "uh...uh...uh..." sepertinya dia takjub da baru melihat air hujan yang deras turun dari langit. Dia sepert melihat adegan seru di acara televisi, tidak bisa diam dan menggoyang-goyangkan badannya. Lucu deh dan bikin gemes, sayang momen bagusnya tidak aku rekam dalam video karena HP sedang sering blank atau hang:

Akhirnya, aku mengucap syukur bila  tadi malam adalah malam pertama kami mendapat hujan yang deras dan membuat tidur kami nyenyak. 

"Alhamdulillah, o thank you Alloh"
"We can see the rain dropping on the land, Alhamdulillah"
"Always saying thankful to YOU, Alhamdulillah"
"Thank you Alloh for your blessing on us all"


#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta

Senin, 07 Oktober 2019

Writober#6 Kenapa Bahasa Asing?


KENAPA LULUSAN SEKARANG BUTUH BAHASA INGGRIS?



Era MEA (Masyarakat Ekonomi Asia tenggara) sudah dimulai di akhir tahun 2015. Pemberlakuan ini menjadi tantangan besar bagi semua institusi pendidikan tinggi untuk menyiapkan lulusan lulusan agar mampu dalam pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Kenapa harus bahasa Inggris? 

Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris sudah menjadi bagian dalam semua bidang dan komunikasi. Walaupun, bahasa asing lain juga mengambil peran dalam komunikasi di dunia usaha dan industri (DUDI), tetapi kebanyakan lulusan diharapkan mampu paling tidak lancar berbabaha Inggris dalam komunikasi sehari hari sesuai dengan bidang kerjanya.

Kedua, Peluang kerja yang semakin kompetitif di antara banyaknya lulusan yang akan bekerja di Indonesia, baik lulusan dalam negeri dan mereka yang berasal dari 10 negara Asia Tenggara, maka mau tidak mau kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris sudah menjadi aturan main dalam lingkup universitas, paling tidak, mereka yang akan lulus di haruskan  memiliki TOEFL sekitar 400 s.d. 450. 
 
Tantangan baru yang sebenarnya bisa jadi peluang bagus untuk para lulusan pendidikan tinggi, mereka kaum milenial yang memiliki keberuntungan di Zamannya melalui kemudahan kemudahan akses teknologi yang seharusnya menjadi kunci sukses mereka di dunia kerja.



#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta

Minggu, 06 Oktober 2019

Writober#5 Takut - Diterimakah amalanku?


AMALANKU - SAHABATKU KELAK DI AKHIRAT

"Hai orang orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api neraka (At Tahrim : 6)"

Apakah amalan amalan selama hidupku akan diterima Alooh SWT?, apakah tanggung jawab ku mengurus anak anak ku memberi peluang untuk mendapat tiket ke SyurgaNya atau malahan apa yang aku kerjakan selama ini akan membawaku untuk mempertanggungjawabkan di pengadilan AlLoh SWT. 
Berat sekali bila terus memikirkan apakah yang sudah kulakukan selama hidup ini akan membawa kepada keberkahan atau malah menggiring diri ini ke neraka?. 
Sepanjang perjalanan hidup berumah tangga, hal terberat yang aku rasakan adalah mengurus, membesarkan dan mendidik anak anak menjadi jauh lebih baik dari pada keadaan saya saat ini. 
Kekhawatiran dan ketakutan terhadap kemampuan diri mengatur dan memberikan terbaik adalah amanah berat yang harus terus dijaga dan dipelihara dengan baik. Semoga Alloh memberi keteguhan dan kesabaran lebih untuk menjadi diri yang lebih baik, dan menjaga keluarga dari api neraka. Aamiin ya Robbal 'alamiin.



#Writober #IpJakarta

#IbuProfessionalJakarta

Writober#4 Renjana ku - Keluarga ku



Togetherness doesn't mean we will always be together



Kami sudah menikah dan mengrungi bahtera rumah tangga selama lebih dari 15 tahun dan selama  itu pula kami mengalami banyak asam garam kehidupan. Kami dikaruniai 4 orang anak; dua perempuan dan dua laki-laki. Di sisi lain, kami mungkin bukan satu satunya pasangan yang hidup selalu bersama sama. Suami sudah bekerja dan menghabiskan waktunya di daerah daerah, khusunya hutan hutan di Indonesia. Awalnya, saya merasa berat dengan beban yang harus saya jalan "sendiri".Saat ini, bersama 4 anak kami, kami berusaha memberikan yang terbaik, walaupun masih banyak kekurangan. Renjana saya tetap memperjuangkan keutuhan keluarga dn berupaya semaksimal mungkin menjadi teladan buat anak anak. 
Ibarat sebuah rumah yang memiliki penghuni lengkap dan seharusnya saling mengisi, maka saya sebagai istri pun terkadang sebagai ayah harus mampu mengambil keputusan keputusan berat saat sang suami jauh dari jangkauan area karena sulit dihubungi. Yang terberat adalah menjaga nama baik keluarga di hadapan keluatga besar juga di masyarakat. Semoga lloh memberikan kemudahan di setiap langkah kami. Semoga anak anak diberi kemudahan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari tanpa hadirnya ayah bersama mereka. Semoga setiap ayah pulng ke rumah selalu ada pengalaman baru yang bisa dibagi dengan keluarga.

Bersama di Bioskop tanpa si sulung


#Writober #IpJakarta
#IbuProfessionalJakarta

Kamis, 03 Oktober 2019

Writober#3 Mata - This is my Bread and Butter!


It is my Bread and Butter:  Inilah Sesungguhnya Pekerjaan saya
 

Mengingat masa - masa dahulu yang saya lalui sampai saat ini,mengantarkan saya menjadi seorang yang tidak hanya bekerja sebagai karyawan, tetapi juga menjadi guru, instruktur, trainer dan penyusun modul belajar bahasa Inggris untuk ESP (English for Specific Program).

Saya lulusan bahasa Inggris yang sudah mengawali kegiatan mengajar ketika masih di Pesantren dahulu. Sejalan dengan kuliah saya di jurusan bahasa Inggris, maka dunia ajar mengajar saya merambah ke pendidikan TK, dan SD. Sejalan juga denga kegiatan saya mengajar MTs di almamater Pesantren saya selama 8 tahun sampai akhirnya saya menetapkan diri menjadi karyawan tetap NEC (National English Centre) dan mengajar di kampus kampus kesehatan.

Melekat erat pada diri saya bila saya adalah seorang pengajar dan menjadi pengajar adalah sebuah profesi yang harus dijalankan dengan penuh kesungguhan dan ilmu yang mumpuni. Sampai pada suatu saat saya kembali bekerja selepas cuti melahirkan anak ketiga, pada saat itu, atasan saya meminta saya membri kesan sedikit tentang kembalinya saya di divisi RISDEBANG. Yang tersampaikan spontan saya pada saat itu adalah, "This is my bread and butter and I will give my best to be part of this company".

 Syukur terus saya panjatkan kepada Alloh SWT, karena kebersamaan saya bersama NEC lebih dari 15 tahun memberi saya banyak peluang berkarya di bidang HEALTHCARE LANGUAGE PROGRAM (HELP). Peluang menangkap ide-ide marketing ke dalam rangkaian kerja akademik membuahkan silabus, modul, alat evaluasi, laporan kemajuan mahasiswa sampai pada design course report sampai membuat penelitian terhadap program yang saya jalankan menjadi indikator prestasi yang tidak pernah terfikir sampai sejauh ini. Capaian pendidikan master pun bisa selesai dan menjadi jalan lebar yang penuh keberkahan di setiap jaringan silaturahmi dengan para klien dan memberikan simbios mutualisme.

Pada akhirnya, apapun pekerjaan kita bila kita melakukannya dengan penuh kesungguhan dan profesionalisme maka itu akan menjadi HABIT and kemudian HABIT itu lah yang akan membentuk kita.




#Writober #IpJakarta
#IbuProfessionalJakarta

Rabu, 02 Oktober 2019

Writober#Day 2 Jajan

Jajan : Menyehatkan atau Mengundang penyakit datang ke tubuh  kita?

 

Jajan buat saya adalah kegiatan mengasyikkan karena saya bisa mengeksplorasi berbagai jenis makanan dan minuman sedang trend. Apalagi saat ini aplikasi yang memberi fasilitas kita suatu kemudahan dengan hanyak meng "klik" kanan mana saja yang diinginkan dan pilih pembayaran yangdiinginkan, jadilah kita menikmati tanpa harus repot datang ke lokasi penjualannya. Tambah lagi, berbagai potongan besar yang bikin kita "nagih" dan kembali jajan. Sampai-sampai kita tidak berfikir apakah tubuh kita akan lebih sehat atau akan menimbun banyak racun dan akhirnya menuai hasil yaitu sakit.

Ada beberapa poin yang bisa saya ambil hikmah dari kondisi di atas. Selain itu, saya pun bisa belajar dari dua teman kerja saya yang bertolak belakang tentang makanan, minuman, dan jajan. Teman yang satu senang "jajan" via aplikasi karena banyaknya tawaran potongan harga. Sementara, teman saya yang satu lagi, dia lebih suka menahan diri untuk memilih jajanan mana yang cocok dengan program diet nya. Keduanya sama sama suka jajan tetapi keduanya memiliki pola pikir yang berbeda tentang membeli makanan dan minuman dalam kontek jajan kekinian. Teman yang satu punya banyak tawaran diskon harga sedangkan yang lainnya karena Diet Keto yang membuat dia selektif untuk membeli jajanan.

Bagaimana dengan saya? Saya memiliki perspektif sendiri tentang jajan dan konsumsi makanan serta minuman yang kita beli. Hikmah yang harus saya aplikasikan saat ini berhubungan dengan faktor ekonomi, kesehatan serta dari sisi agama
.
Saya harus berfikir ulang ketika saya mengeluarkan uang untuk jajan karena sebagai ibu dari empat anak, saya harus mampu mengatur keuangan keluarga. Di sisi lain, saya pun harus teliti melihat bahan jajanan zaman now yang sepertinya enak tetapi apakah itu membuat saya dan anak anak sehat.Dari sisi agama, saya dan anak anak serta suami harus lebih bersyukur karena kami masih bisa menikmati akan 3x sehari ditambah susu dan buah. Seperti yang disampaikan Nabi SAW; "Lihat lah orang yang berada di bawah kamu".

Banyak hal yang bisa disiasati pada saat kita memutuskan untuk membeli makanan dan minuman karena kandungannya yang terkadang kita tidak ketahui, sisi gizi dan kehalalannya.

#Writober #IpJakarta
#IbuProfessionalJakarta

Selasa, 01 Oktober 2019

Writober Day #1 Ayo Mulai Berkarya lagi.


TAHUN AJARAN BARU COBA MULAI YANG BARU






Buat sebagian pengajar, penggunaaan Google classroom pada setiap kelas adalah hal yang sudah biasa. Karena kekuatan teknologi yang diandalkan, maka kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi variasi menarik bagi kedua belah pihak; pengajar dan pembelajar. 
Saya yang juga pengajar, tidak mau ketinggalan dengan teknologi yang satu ini. Hanya dalam satu gawai, kita bisa berbuat "sesuka hati kita" dan "memberdayakan teknologi untuk kebaikan". Di sisi lain Kampanye "Zero waste environment" yang saya dapatkan melalui Ibu Professional, menambah alasan saya untuk memulai sesuatu yang baru dan menantang. Inilah fasilitas dari Google yang memberi kesempatan saya untuk memanfaatkan fasilitas dan kreatifitas serta membuat saya bisa menghemat kertas yang juga terus saya serukan ke kelas-kelas dan di depan para mahasiswa baru tentang "paperless".


Ternyata kebaikan yang saya rencanakan sejak peluncuran ide saya di kegiatan Seminar Akademik NEC (National English Centre), pada tanggal 13 Agustus 2019 tentang TUICA (Technology Use in Classroom Activities) memberikan saya jalan untuk mengaplikasikannya dan memulainya di tahun ajaran baru September 2019 -2020. Awalnya membingungkan, karena aplikasi ini baru untuk saya dengan beberapa tantangan kerja yang harus saya taklukan di setiap pekan pembelajaran.

Tantangan-tantangan yang saya selesaikan sampai hari ini adalah sebagai berikut. Saya membuat materi pembelajaran dalam bentuk MS word dan mengkonversinya dalam bentuk PDF.  Penyiapan materi 4 keterampilan berbahasa pun harus disesuaikan dengan permintaan institusi. Berikutnya, saya harus bisa menyediakan kegiatan audio visual untuk setiap pekannya. Tugas tugas yang saya berikan pun harus tepat waktu untuk sampai dan dikerjakan mahasiswa. Terakhir adalah kegiatan mengevaluasi tugas tugas mereka dan memberikan balikan narasi serta nilai. dan mengembalikannya kepada mereka. Yang terberat adalah waktu yang harus tersedia di depan gadget atau PC/laptop untuk mengecek satu persatu tugas yang masuk. Walaupun demikian, saya mendapatkan hal baru yang mengejutkan diri saya. Meja saya kosong dari tumpukan kertas kertas tugas kesatu sampai ke sekian. Rapinya daftar nilai yang saya miliki karena bisa langsung disimpan dalam format excel.


Alhamdulillah, para mahasiswa milenial yang saya dapati di setiap kelas baru semester 1 tidak kaget dengan apa yang saya berlakukan di kelas. Sebagian besar dari mereka sudah mengetahui dan memahami applikasi ini. Mereka pun tidak mengeluh tentang bagaimana cara membuat, mengirim dan mengupdate materi atau tugas, karena mereka membuat kelompok belajar yang salah satu tujuannya adalah membantu kawan dalam teknis pelaksanaan tugas.


Semoga apa yang saya mulai ini bisa memberikan nilai positif untuk keterampilan saya di bidang teknologi juga saya bisa mengajak teman teman pengajar lain untuk menggunakan Google Classroom sebagai fasilitas yang memudahkan tetapi tidak merepotkan.




#Wriitober #RBMIpJakarta
#IbuProfessionalJakarta

WFH Year #1

 UNEXPECTED EVENTS It's not about how long you dedicate yourself to show your best performance. It's all about how you put and treat...